Ini yang Perlu Orang Kristen Tahu Soal Kitab Henokh
Sumber: quora

Kata Alkitab / 14 June 2023

Kalangan Sendiri

Ini yang Perlu Orang Kristen Tahu Soal Kitab Henokh

Lori Official Writer
25166

Apakah Anda pernah mendengar kitab Henokh?

Kitab Henokh sendiri merupakan karya pseudopigrafa atau tulisan yang biasanya memakai nama orang terkenal untuk dijadikan nama penilis kitab. Para penulis biasanya menggunakan nama samaran.

 

Siapa Henokh dalam Alkitab?

Ada empat orang berbeda dalam Alkitab yang memakai nama Henokh (Kejadian 4: 17; 5: 18; 25: 4; 46: 9). Tetapi perlu dicatat bahwa hanya kitab versi NIV yang memakai nama Hanok. Sementara terjemahan lainnya memakai Henokh dalam bahasa Ibrani (Kejadian 4: 17; 5: 18). 

Henoch sendiri adalah cicit dari Adam. Dan juga kakek buyut dari Nuh.

“Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh lima tahun. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.”  (Kejadian 5: 22-24)

 

Baca Juga: Apakah Seseorang Harus Dibaptis Terlebih Dahulu untuk Diselamatkan Tuhan?

 

Kita juga bisa menemukan lebih banyak penggunaan Henokh, seperti ditulis dalam Ibrani 11: 5, “Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.”

Menarik sekali untuk dicatat bahwa Henokh adalah orang kedua setelah Elia yang terpilih mengalami pengangkatan tanpa melewati kematian.

Henokh tampaknya menerima hak istimewa itu karena kehidupannya yang setia mengikut Allah dan menyenangkan hati-Nya.

Alkitab tidak menyebut tujuan Tuhan membawa Henokh ke surga tetapi diasumsikan bahwa dia adalah salah satu saksi di akhir zaman. 

Sementara kitab Yudas menyebut Henokh sebagai nubuatan dalam Yudas 1: 14-15. “Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan." Mereka itu orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup menuruti hawa nafsunya, tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan.”

 

 

Baca Juga: 3 Perihal Iman Dalam Kehidupan Umat Kristen

 

Mengapa Kitab Henokh Dihapus?

Karena kitab Henokh tidak bisa dikaitkan dengan Henokh. Namun bukan berarti kitab ini diilhami Tuhan dan harus ada di dalam Alkitab. Bahkan para ahli percaya bahwa kitab Henokh tidak berisi tulisan tentang Henokh sendiri.

Kitab ini juga dianggap sebagai tulisan Apokrifa yang artinya harus benar dan kebenaran itu seringkali tidak akurat secara historis. Jadi saat membaca kitab ini, isinya harus dianggap sebagai teks sejarah yang bisa saja salah. Sementara Alkitab adalah firman Tuhan yang diilhami, tidak pernah salah dan bersifat ilahi.

 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Fakta Tentang Kitab Henokh

Di luar gereja Ortodoks Ethiopia, tidak ada Alkitab atau denominasi yang percaya bahwa Henokh diilhami oleh Tuhan. Sementara orang Yahudi memasukkan kitab ini kedalam kategori Apokrifa. 

Selain itu, sebagian besar orang Kristen juga percaya bahwa kitab ini tidak diilhami oleh Tuhan meskipun mengandung beberapa fakta. Kitab Henokh benar-benar dihapus setelah Alkitab dikanonisasi atau diakui terilhami dari Allah.

 

Bagaimana Kitab Bisa Dikanonisasi?

Istilah ‘kanon’ digunakan untuk menggambarkan kitab-kitab dalam Alkitab yang diilhami oleh Allah. 

Untuk menentukan apakah kitab itu diilhami atau tidak merupakan proses yang harus dilakukan oleh para rabi dan cendekiawan Yahudi. Walaupun proses ini dilakukan oleh tangan manusia, namun Tuhan sendiri yang memutuskan apa yang termasuk ke dalam Alkitab melalui ilham-Nya baik kepada para penulis dan juga orang-orang yang menentukannya. 

 

Baca Juga: Ingin Tahu Kehendak Tuhan? Berikut Cara Mendengar dan Membedakan Suara Tuhan

 

Kanon pertama adalah kanon Muratorian yang disusun pada tahun 170 Masehi yang mencakup semua Perjanjian Baru kecuali Yakobus, Ibrani, Yohanes 3, dan 1 dan 2 Petrus. 

Kanon Muratorian ini mencakup semua kitab Perjanjian Baru kecuali Ibrani, Yakobus, 1 dan 2 Petrus dan 3 Yohanes. Pada tahun 363 masehi, kondisi Laodikia menganggap Perjanjian Lama dan 26 Kitab Perjanjian Baru sebagai kanonik dan bisa dibaca digereja-gereja. Saat itu kitab kanonik sudah mencakup semua isi Alkitab saat ini kecuali Wahyu. Lalu Konsili Hippo dan Konsili Kartago menegaskan bahwa ke-27 kitab Perjanjian Baru terilhami oleh Allah.

Kitab yang dianggap sebagai kitab yang diilhami oleh Allah memiliki beberapa prinsip diantaranya:

1. Apakah penulisnya seorang rasul atau memiliki hubungan dekat dengan seorang rasul? Apakah penulisnya diautentikasi oleh mujizat atau orang lain untuk mengkonfirmasi pesannya?

2. Apakah buku itu mencerminkan pekerjaan Roh Kudus dalam hal moral dan nilai-nilai spiritual yang tinggi? Apakah kitab itu memiliki kapasitas ilahi untuk mengubah kehidupan?

3. Apakah teks di dalam kitab konsisten dengan doktrin umum dan ajaran ortodoks?

4. Apakah teks dapat diterima oleh tubuh Kristus secara luas? Apakah itu diterima sebagai Firman Tuhan oleh orang-orang yang pertama kali menerimanya?

 

Baca Juga: #FaktaAlkitab: Izebel, Istri Raja Ahab yang Membuat Israel Menyembah Baal

 

Terlepas dari prinsip-prinsip di atas, otoritas Tuhan sendirilah yang menentukan apa saja kitab yang masuk di dalam Alkitab.

“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3: 16)

“Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” (Ibrani 4: 12)

“Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.” (Ulangan 4: 2)

“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yesaya 55: 8-9)

Tuhan dengan kedaulatan-Nya tahu apa yang kita butuhkan untuk memelihara roh kita dan menyediakan kompas rohani atas kita melalui firman-Nya.

 

Apakah kamu diberkati melalui artikel ini? Mari bagikan kepada teman-teman di gereja, komunitas maupun group bertumbuhmu.

Sumber : Crosswalk.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami