Temukan Kekuatan di Saat Terlemah Anda dengan 6 Cara Ini
Sumber: kompas

Kata Alkitab / 9 November 2021

Kalangan Sendiri

Temukan Kekuatan di Saat Terlemah Anda dengan 6 Cara Ini

Claudia Jessica Official Writer
3029

Ada beberapa peristiwa yang dapat menyebabkan perubahan hidup. Misalnya seperti kecelakaan dan mengakibatkan Anda tidak bisa beraktivitas dengan normal, kehilangan seseorang yang paling diandalkan, dan masih banyak lagi peristiwa lainnya. Hal tersebut bisa saja membuat Anda merasa lemah, dan tidak berdaya. Mungkin juga Anda akan merasa bahwa Anda tidak memiliki cukup ‘kendali’ dalam hidup Anda.

Tapi mungkin saja itu bukan hal yang buruk. Mungkin saat-saat terlemah dalam hidup Anda itu merupakan waktu yang sempurna bagi Tuhan untuk bekerja.

Rasul Paulus adalah salah satu kontributor penting bagi Perjanjian Baru, teologi, kepribadian, kekuatan, hasrat, dan masih banyak lagi contoh luar biasa dari kehidupan seorang Paulus dalam kesetiaannya.

Paulus meninggalkan pekerjaannya yang nyaman sebagai orang Farisi yang dihormati untuk berkeliling dunia mewartakan Yesus di berbagai lingkungan yang tidak bersahabat. Dia diejek oleh teman-temannya, dikejar musuh kemanapun dia pergi, dipukuli, dan akhirnya dibiarkan mati. Namun dia bertahan, bukan karena dia kuat, tetapi karena dia mengandalkan kekuatan Tuhan untuk menopangnya.

2 Korintus 4:7-9 mengatakan, “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.”

Kita adalah tempayan tanah liat yang sangat rapuh dan mudah pecah. Di dalam diri kita, ada kekuatan dan harta Allah!

Dengan mengingat hal itu, berikut ini adalah enam hal yang saya pelajari bahwa kita tidak bisa menyadari kekuatan Allah tanpa merasakan kelemahan dalam diri kita.

1. Akui saja bahwa Anda tidak sekuat yang Anda kira

Entah bagaimana, menyadari bahwa kita tidak sekuat yang kita kira adalah hal yang paling mudah diketahui sekaligus paling sulit diakui. Dunia telah mengajarkan kita untuk menjadi kuat dan tidak pernah menunjukkan kelemahan. Kelemahan dilihat sebagai ‘pintu’ bagi orang lain untuk mengambil keuntungan dari kita, merendahkan kita, atau memperlakukan kita dengan hina.

Yang bisa dan harus kita lakukan adalah mengakui bahwa dalam beberapa bidang kehidupan kita lemah. Berpura-pura kuat tidak akan membuat kita benar-benar kuat. Hal itu justru membuat kita terlihat palsu, tidak jujur, dan tidak sehat.

Mengakui kelemahan kita akan membuat kita mencari bantuan, menghindari “pura-pura kuat” di bidang itu, dan menyadari bahwa sebenarnya kita rapuh. Kita tidak memandang rendah hal-hal yang rapuh, bukan? Kita melindungi mereka, menempatkan mereka di tempat terhormat, memperlakukan mereka dengan hormat dan perhatian, serta menampilkannya untuk dilihat semua orang. Entah bagaimana, ada keindahan dari kerapuhan.

 

BACA JUGA:

17 Ayat Alkitab Tentang Mendapatkan Kekuatan di Masa Sulit

 

2. Mengandalkan orang lain lebih dari yang membuat nyaman

Ketika kita mengakui bahwa kita lebih lemah dari yang kita kira, kita menyadari bahwa kita membutuhkan bantuan orang lain. Saya sangat buruk dalam meminta bantuan dan bahkan lebih buruk dalam menerimanya ketika ditawarkan.

Menariknya, Tuhan merancang kita seperti ini, untuk mengandalkan dan menggunakan karunia satu sama lain yang telah Dia berikan kepada kita sehingga kita saling mendukung satu sama lain sebagaimana yang dikatakan dalam Efesus 4: 16 “Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, — yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota — menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.”

Sangat melelahkan ketika kita mencoba menjadi ahli dalam segala hal, atau mencoba merawat diri sendiri ketika Anda sakit, terluka, depresi, dan lainnya. Menyadari bahwa kita tidak sekuat yang kita kira, dan biarkan orang lain menggunakan karunia mereka untuk menutup kelemahan kita dengan penuh kasih.

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA -->

3. Jangan fokus kepada apa yang tidak Anda miliki

Salah satu alasan orang tidak ingin mengakui kelemahannya adalah karena mereka berpikir bahwa mereka lebih rendah dari orang lain. Alih-alih merasa demikian, sebaiknya kita fokus pada apa yang Tuhan berikan untuk kita miliki.

Kita mungkin tidak bertubuh besar dan kuat, mungkin kita tidak mampu berpidato di depan orang lain, mungkin kita tidak memiliki energi tinggi seperti beberapa orang yang kita kenal. Lalu apa yang salah? Itu tidak membuat mereka lebih baik atau kita lebih rendah. Itu hanya membuat kita berbeda.

Anda memiliki karunia, bakat, pengalaman, dan kekuatan yang tidak orang lain miliki. Anda mungkin terkejut ketika mengetahui bahwa ada orang yang menghargai kelebihan Anda dan tidak melihat kelemahan Anda. Terakhir, ingatlah apa yang Paulus katakan, “Kita memiliki kekuasaan yang melampaui segalanya dari Allah.” Setiap orang Kristen memiliki itu, termasuk Anda!

 

BACA JUGA:

7 Doa Meminta Kekuatan dan Ketenangan di Tengah Kondisi Keluarga yang Sulit

 

4. Bersiap untuk hadapi kesulitan, tetapi tahan diri untuk dihancurkan

Ketika menyadari kelemahan Anda, aka nada masa-masa dimana Anda tidak memiliki kekuatan untuk mengendalikan sebagian besar hal dalam hidup Anda. Jadi, membiasakan diri sejak dini akan sangat membantu ke depannya.

Saya tidak bisa mengontrol apakah cakram di punggung saya rusak atau tidak. Ini genetik. Tapi saya bisa mempersiapkan konsekuensinya saat ini dan di depan saya.

Satu hal yang dapat Anda lakukan adalah memastikan bahwa Anda tidak dihancurkan olehnya. Kesulitan itu unik dalam arti menunjukkan betapa kuatnya iman kita. Sangat mudah untuk memiliki iman yang luar biasa kepada Tuhan ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik, tetapi iman kita yang sejati terungkap ketika sesuatu berjalan dengan tidak baik.

Rasa sakit dan keputusasaan menghancurkan saya. Tapi hal itu membantu saya menyadari bahwa saya perlu berpegang pada harapan dan kebenaran Firman Tuhan. Iman saya membantu dari kehancuran total. Saya diingatkan oleh pesan Paulus bahwa di dalam Kristus, saya dapat bertahan dari apapun karena “kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian.” (2 Korintus 4:9)

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA -->

5. Semakin keras ditekan, semakin perlu berdoa

Sungguh luar biasa ketika kita lebih banyak berdoa ketika ada masalah. Ketika semua berjalan dengan baik, kita cenderung lebih banyak bersyukur daripada berdoa bykan?

Tuhan tidak mungkin menyebabkan penderitaan, tetapi Dia bisa saja menggunakannya untuk mendekatkan kita kepada-Nya.

Seorang teman mengatakan sesuatu kepada saya, ketika di masa-masa sakitnya, dia tidak bisa berjalan, tidak bisa tidur, tidak bisa bekerja, bahkan tidak bisa memeluk istrinya. Tapi satu hal yang bisa dia lakukan adalah berdoa.

Dia mampu melebihi dan melampaui kekhawatiran serta perjuangan Anda untuk mengendalikan situasi. Sebagian besar ketakutan tidak pernah terjadi, dan kita tidak akan pernah sepenuhnya memegang kendali. Tetapi kita dapat berkomitmen penuh untuk berdoa kepada Tuhan yang memegang kendali dan dapat meringankan kekhawatiran kita.

6. Pandang kelemahan sebagai cara untuk melihat kekuatan Tuhan

Terakhir dan yang terpenting. Kelemahan adalah tempat Tuhan menunjukkan kekuatan-Nya. Paulus menunjukkan hal ini dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus:

2 Korintus 12:9-10 “Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.”

Secara paradoks, Paulus membuat kelemahan sebagai sebuah kekuatan. Bukan milikmu, bukan milikku, tapi milik Tuhan. Ketika kita menyadari dan membiarkan Tuhan bekerja dengan kekuatan kita, Dia yang mendapat pujian, bukan kita.

Terlepas dari kelemahan seseorang, ketika sesuatu yang luar biasa terjadi, kita berpikir dan percaya bahwa itu hanya bisa terjadi oleh karena Tuhan!

Ketika seseorang pemalu dapat berbicara di depan umum, kita memuji Tuhan. Ketika pasangan di ambang perceraian dan mereka dapat tetap bersama karena mereka berdoa kepada Tuhan agar memulihkan pernikahan mereka, kita memuji Tuhan. Ketika Anda diselamatkan, dihibur, atau menerima berkat yang tidak dapat Anda lakukan sendiri, Anda juga memuji Tuhan.

Anehnya, dalam kelemahan kitalah iman kita kepada Tuhan tumbuh. Jadi mulai sekarang, berhentilah berusaha menjadi kuat. Biarkan kekuatan Tuhan, kuasa Kristus, bertumpu pada Anda. Lihatlah kelemahan Anda bukan sebagai kerugian tetapi sebagai tempat yang sempurna bagi Tuhan untuk menunjukkan kuasa-Nya.

 

Sumber : crosswalk.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami