Gimana Sih Cara Ngobrol yang Baik Sama Anak?
Sumber: unsplash.com

Parenting / 9 November 2021

Kalangan Sendiri

Gimana Sih Cara Ngobrol yang Baik Sama Anak?

Claudia Jessica Official Writer
3375

Sering kali sebagai orang tua kita merasa lelah dengan kelakuan anak kita yang bisa dibilang terlalu aktif sehingga sulit baginya untuk mendengarkan kita. Keadaan ini kerap dialami oleh orang tua yang anaknya masih berusia 1-3 tahun.

Tahu gak sih JCers, sebenarnya anak itu tidak nakal. Di usia ini, dirinya masih berada dalam tahap perkembangannya. Anak di bawah usia 1 tahun masih belum mengerti instruksi kita. Sedangkan anak usia 1-3 tahun sedang berada dalam fase self centred dimana dirinya merasa ‘selama aku senang, semua orang senang.’

Coba bayangkan seorang anak usia 1-3 tahun di dunia, tentu saja masih banyak hal yang belum mereka ketahui dan perlu mereka pelajari. Berbeda dengan kita, orang dewasa yang sudah hidup bertahun-tahun lebih dulu mendapatkan berbagai pengalaman.

Namun hal ini tidak serta merta membenarkan segala hal yang dilakukan oleh anak-anak. Karenanya kita perlu mengajari mereka untuk disiplin. Juga melatih regulasi diri serta memahami konsekuensi dari tindakan atau pilihan yang mereka ambil. Dengan belajar disiplin, anak bisa tahu bagaimana berperilaku yang baik dan bisa diterima lingkungan.

 

1. Berikan mereka pilihan untuk mencapai tujuan

Misalnya ketika waktu mandi telah tiba, kamu bisa tanyakan padanya ‘kamu mau mandi sekarang atau 5 menit lagi?’

Hal ini bertujuan untuk mengajarinya membuat keputusan dan agar si kecil bisa mempertanggungjawabkan pilihannya.

 

2. Visualisasikan hasil yang diingkan

Jangan berikan dia kalimat mengambang yang memiliki banyak makna seperti ‘jangan pelit.’ Karena ia belum cukup mengerti apa maksudnya. Gantilah dengan kalimat yang lebih mudah dipahami seperti ‘mama senang deh kalau kakak mau berbagi mainannya sama adik.’

 

3. Berikan alternatif pasif

Memberikannya alternatif pasif dapat membantu anak untuk belajar berpikir lebih lanjut tentang setiap hal yang ia lakukan. Misalnya, ‘Sudah ya teriaknya. Ayah lebih suka kalau kamu kamu bicara dengan nada yang menyenangkan. Ayah bisa dengar kok! Ayo kita coba!’

 

4.  Sisipkan kata ‘setelah’ atau ‘sementara’

Terkadang saat anak-anak menginginkan sesuatu, mereka harus melakukannya saat itu juga. Namun sebagai orang tua, tentu saja pekerjaan kita tidak selalu mengurus anak? Mungkin ada pekerjaan rumah yang belum diselesaikan.

Disini kamu bisa memberikan anak pengertian untuknya mengendalikan keingannya. Misalnya ketika anak ingin kamu membacakannya buku cerita kesukaannya, kamu bisa bilang padanya ‘Tunggu sebentar ya. Setelah mama selesai cuci piring, mama akan menemani kamu membaca buku.’

 

5. Bertanya, bukan memerintah

Alih-alih memerintahnya secara langsung, ada baiknya kamu ubah dengan pertanyaan. Tujuannya adalah untuk anak mengetahui apa yang telah menjadi kewajibannya itu harus dilakukan. Misalnya ‘Siapa yang belum gosok gigi?’

 

6. Yes set

Yes set, bisa dibilang sebagai paksaan agar anak menjawab dengan ‘ya.’ Namun yes set tidak ditujukan untuk sesuatu yang negatif. Yes set bisa kita jabarkan sebagai fakta sehingga anak harus menyetujuinya.

Contoh: ‘Kamu kalau tidak makan, nanti akan lapar kan?’ tentu saja, setiap orang akan merasa lapar jika tidak makan bukan?

 

7. Gunakan permainan atau lagu

Anak-anak lebih menyukai sesuatu yang bersifat menyenangkan.  Tidak melulu monoton dengan kegiatan sehari-harinya. Kamu bisa membuat instruksimu menjadi menyenangkan dengan membuatnya sebagai lagu.

Sebagi contoh, kita tahu lagu ‘bangun tidur kuterus mandi’ kan? Nah, jika kamu menyadarinya lagu ini mengajarkan anak-anak untuk melakukan aktivitas paginya melalui lagi. Setelah bangun tidur, mereka harus mandi dan tidak lupa untuk menggosok gigi. Bahkan lirik setelahnya mengajarkan mereka untuk merapihkan tempat tidurnya sendiri.

 

8. Sampaikan dengan netral

Meski masih kecil, namun anak cukup sensitif untuk membedakan ketika kamu marah. Jika biasanya kamu berbicara dengan manis kepadanya, dan kemudian kamu mulai berbicara dengan emosi bisa saja menyebabkannya ketakutan.

Karenanya, gunakanlah kata-kata dan ekspresi netral agar tidak terkesan seperti menekan dan memaksanya.

Jadi, kira-kira cara mana yang paling ampuh untuk berbicara pada anak Anda?

Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami