Membangun Rasa Percaya Diri Dalam Hidup Kekristenan,Perlu. Biar Nggak Dianggap Remeh Terus

Spirituality / 21 October 2021

Kalangan Sendiri

Membangun Rasa Percaya Diri Dalam Hidup Kekristenan,Perlu. Biar Nggak Dianggap Remeh Terus

Naomii Simbolon Official Writer
4530

Apakah kamu tipikal seseorang yang cukup percaya diri, atau tidak?

Apakah kamu pernah merasa nggak nyaman dalam melakukan apa pun, termasuk kamu nggak percaya atas kemampuanmu sendiri ketika diperhadapkan dengan lingkungan yang semakin menantang?

Rasa percaya diri adalah persepesi positif yang berasal dari dalam diri sendiri dan memiliki peranan penting ketika orang lain memberikan penilaian atas diri kita. Sayangnya, sampai saat ini masih banyak orang yang kurang percaya diri, sehingga mereka nggak bisa memberikan kesan terbaik ketika bersosialisasi dengan orang lain, baik itu di lingkungan pekerjaan, rumah atau gereja.

Nah, jangan pernah izinkan dunia mengisolasi kamu dan membuatmu semakin nggak percaya diri. Sebagai pengikut Kristus, bangkitlah!

Pertimbangkanlah prinsip-prinsip atau tips di bawah ini dalam melewati hidupmu yang rasanya kurang percaya diri.

 

1. Pertama-tama, kenali siapa Tuhanmu.

Kamu nggak akan pernah bisa mempercayai Tuhan yang kamu nggak kenal dengan baik.

Kalau kamu nggak tahu atribut dan janji Tuhan, maka kamu nggak akan pernah bisa istrahat di dalamNya.

Kita nggak akan pernah bisa merasa lega dan percaya akan firmanNya jika kita nggak membaca, merenungkan dan mengingatnya.

Kita nggak cukup kenal Tuhan, tetapi juga perlu bertumbuh di dalamNya (2 Petrus 3:18).

Memang, pertumbuhan itu membutuhkan waktu, dilakukan dengan sengaja, dan konsistensi. Membuat kita, nggak hanya membaca Alkitab, tetapi juga melibatkan kita dengan rasa ingin tahu dan punya kerinduan untuk belajar.

Kita ini nggak akan pernah menjadi orang Kristen yang percaya diri jika kita memutuskan hati dan pikiran kita dari waktu-waktu untuk mempelajari firmanNya.

 

2. Ketahuilah bahwa kamu ini adalah ciptaan baru

Sebelum kita mengenal Tuhan, identitas kita dinodai oleh dosa. Sebagai hasilnya, kita akhirnya tak lagi memiliki kesempatan untuk bersekutu dengan Allah yang kudus. Tetapi setelah mengenal Yesus, akhirnya Ia memberikan kita kebenarannya yang sempurna (Roma 3:22).

Ketika Tuhan melihat kita, Dia juga sedang melihat putraNya. Inilah sebabnya, mengapa Paulus mengatakan bahwa kita adalah ciptaan baru.

"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17)

Inilah kamu sekarang ini, bahwa identitas kamu sendiri sudah diganti. Kamu jangan lagi hidup dalam identitas yang lama. Kamu sekarang ini adalah putra dan putri Allah dan diberi kebebasan untuk melakukan apa pun.

"Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh karena itu, kita berseru, "ya Abba, ya Bapa!" (Roma 8:15)

 

BACA JUGA: Orang Kristen Kecanduan Pornografi? Inilah 3 Tips Yang Bisa Membantumu!

 

3. Ketahulah bahwa kamu memiliki sebuah tujuan

Tuhan nggak menebus kita lalu ditinggalkan hidup tanpa tujuan.

Sebenarnya, Dia sudah memberi kita masing-masing sebuah tujuan yang mulia dan kekal yang bahkan jauh lebih besar dari apa pun yang dunia ini mungkin tawarkan.

Daripada menunjukkan identitas kita untuk hidup dalam melakukan tindakan duniawi, mengapa kita tidak hidup dalam identitas dalam Kristus sendiri dan memuliakan Tuhan Yesus sehingga dunia bisa melihatnya?

Bagi manusia lama, pengorbanan diri sangatlah mengerikan. Tetapi bagi manusia atau roh baru kita, tujuan berkorban untuk Yesus ini dipenuhi dengan sukacita, karena memang tujuan kita semua adalah itu.

Kita hidup bukan membangun sebuah istana pasir yang langsung runtuh ketika disapu oleh ombak, kita ini membangun sesuatu yang tahan lama. Kita hidup bukan untuk mengejar hologram yang ternyata kosong ketika didekati, kita ini hidup mengejar harta dengan nilai yang tak bisa dipahami, kita hidup menjadi terang dalam kegelapan (Efesus 5:8), kita sekarang adalah garam dunia (Matius 5:13), bejana Allah yang mulia (2 Korintus 4:7).

Lantas, apa lagi sih yang lebih berharga dari pada itu? Tidak ada kan?

Kepercayaan diri berakar dari apa yang kita imani, bukan dari apa yang kita lakukan atau rasakan.

Kita mungkin bisa memilih percaya kepada diri kita sendiri tetapi juga itu bisa menjadi hal yang berbahaya. Karena standar yang kita ciptakan itu bisa saja bergeser dan berubah menjadi sebuah target permaian  yang sia-sia.

Bersyukurlah, di dalam Tuhan kita adalah anak-anak yang berharga yang hidup menuju kemenangan yang kekal.

 

BACA JUGA: Apa Sih Kata Alkitab Soal Insecure? Yang Lagi Berjuang Yuk Pahami Ini…

Sumber : crosswalk | Jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami