Preman Blok M Seperti Saya Bertobat Karena Lagu Rohani – Gani Simanjuntak
Sumber: Jawaban.com

Family / 28 September 2021

Kalangan Sendiri

Preman Blok M Seperti Saya Bertobat Karena Lagu Rohani – Gani Simanjuntak

Lori Official Writer
3659

Nama saya Gani Simanjuntak. Saya adalah seorang mantan preman yang sering mangkal di Blok M, Jakarta Selatan. 

Kehidupan saya dari kecil itu penuh dengan pemberontakan. Itu yang membuat saya dari kecil sulit berkomunikasi dengan orangtua.

Sehingga ketika beranjak remaja, kehidupan saya menjadi ‘semau gue’ atau sesuka hati. Dulu saya hobi berkelahi. Sehingga hal itu membuat saya menjadi seorang petinju.

Keahlian saya di bidang tinju ini membuat saya semakin brutal. Akibatnya, kehidupan saya makin gak benar.

Pemberontakan yang saya alami sebenarnya muncul karena saya tidak setuju dengan cara mendidik orangtua saya yang otoriter.

Bahkan saat saya berkelahi, bapak saya sama sekali tidak pernah menegor. Dia bahkan tidak pernah menegor ketika saya salah. Dia hanya menyikapi dengan sikap dinginnya. Bapak saya bukan orang yang suka main kasar. 

 

Putus Sekolah dan Kabur ke Ibu Kota

Saya memutuskan untuk putus sekolah. Naik kelas, saya kabur ke Jakarta.

Sampai di Jakarta, saya tidak sekolah. Sebagai anak yang masih berusia 17 tahun dan sedang mencari jati dirinya, saya hidup berpindah-pindah. Saya hidup di Blok M, lalu ke Pulo Gadung lalu ke Pasar Senen. Terus berputar demikian.

Hidup yang tidak jelas ini membuat saya menjadi liar. 

Saya menyambung hidup dari kejahatan seperti mencopet dan ngamen. Itu yang saya lakukan terus menerus. 

Kejahatan yang saya lakukan pun semakin parah. Pada tahun 1996, saya memimpin anak-anak jalanan di Blok M untuk pergi ke Bandung dan melakukan kejahatan di sana.

 

Dikeroyok Massa di Bandung

Ada satu kejadian yang paling membekas. Dulu, saya pernah dikeroyok massa, termasuk para pedagang. 

Pada saat itu pelaku pencopetan itu sebenarnya bukan saya. Tetapi karena warga tahu kalau saya memang biasa melakukan pencopetan akhirnya kemarahan mereka ditumpahkan kepada saya.

Kejadian itu pun membuat saya harus berurusan dengan hukum. Setelah diinterogasi, saya kembali ke Jakarta. Saya mengambil keputusan untuk berdagang.

Saat itulah saya memutuskan untuk membantu kakak saya berdagang tali pinggang. Sampai akhirnya saya punya dagangan sendiri.

Usaha saya pada saat itu sebenarnya cukup baik. Tapi karena di hati saya belum ada keinginan untuk hidup benar, akhirnya saya hidup lagi dalam pergaulan bebas. 

Saat saya sudah mulai berdagang, teman-teman atlit tinju saya dari Medan datang dan membangkitkan kembali hobi saya dalam tinju. Akhirnya saya membuka sasana tinju supaya saya bisa menyalurkan hobi saya.

Para pedagang-pedagang di Blok M juga saya tawarkan untuk mau ikut latihan tinju. Dana yang kami butuhkan untuk menjalani latihan ini dibantu oleh para pedagang yang ada di Blok M. Saat itu, saya memang sudah tidak lagi terlibat dalam kejahatan copet maupun mencuri karena hasil dagang saya sudah mencukupi hidup saya.

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Berjalannya waktu, karena saya memang tidak hidup di dalam Tuhan saya jatuh dalam narkoba. Akibatnya usaha saya yang sudah berkembang menjadi bangkrut dan terlilit hutang. Kehidupan saya itu semakin hari semakin parah.

Suatu kali, di tengah keterpurukan itu saya teringat dengan firman Tuhan. Saya hanya berkata, “Tuhan tolong saya.” Hingga dalam keheningan, saya terdorong untuk mengambil gitar dan terlintas dalam benak saya sebuah lagu yang liriknya seperti ini, “Ku mau ikut denganmu, memikul salibMu. Ku abaikan kasih setiaMu, hidup dalam dosa penuh nista. Kali ini Tuhan, ku mau ikut Tuhan.’

Pada saat saya menyanyikan lagu itu dalam kondisi sambil minum, di situ saya meneteskan air mata. Saya tahu pada saat itu saya membutuhkan Tuhan. Karena tidak satu manusia pun yang bisa menolong saya dalam kondisi ekonomi yang terjepit saat itu.

Setelah saya menyanyikan lagu itu, hati saya lega. Walaupun masalah saya belum selesai. Seminggu kemudian, saya berangkat ke gereja. Di gereja itulah saya mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan.

Setelah dari gereja itu, saya mengalami sebuah hati yang penuh dengan ucapan syukur. Saya bersyukur kepada Tuhan atas pertolongan-Nya di dalam hidup saya. Karena kalau saya tidak bertobat, tidak mungkin saya bisa merasakan kebahagiaan seperti yang saya alami sekarang.

 

Kesaksian Sang Istri

Perubahan yang dialami Gani Simanjuntak ini pun disaksikan oleh sang istri Yulia Ningsih. Suaminya tersebut benar-benar bertobat dan rela meninggalkan semua kesenangan yang dia nikmati di masa lalu.

Meski hanya berdagang dan memperoleh pendapatan yang pas-pasan, namun Gani dan sang istri selalu bersyukur karena Tuhan tetap mencukupkan semua kebutuhan hidup keluarga mereka.

Bahkan saat ini, gedung yang sempat dipakai sebagai sasana tinju pemuda Blok M akhirnya difungsikan sebagai tempat persekutuan doa. Bahkan muncul hati untuk menjangkau orang-orang jalanan dan pelaku kejahatan seperti dirinya untuk mengubah hidup mereka.

 

 

Apakah Anda diberkati dengan kisah pertobatan ini? Bagikan kesaksian ini kepada orang-orang terdekat Anda.

Atau klik DAFTAR jika Anda ingin memberkati pelayanan media kami.

Sumber : Solusi TV | Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami