Membutuhkan Tuhan dan Orang Lain
Kalangan Sendiri

Membutuhkan Tuhan dan Orang Lain

Claudia Jessica Official Writer
      3227

Filipi 2: 5-11

"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!"

 

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 86; Lukas 7; Yeremia 35-36

Saya sangat menghargai cara seorang penyanyi memasukkan emosi ke dalam lagu-lagunya. Anda tidak dapat mendengarkan lagu-lagunya tanpa merasakan emosi yang dia sampaikan lewat nyanyiannya. Dia sangat hebat dalam berhubungan dengan orang lain melalui lagu.

Saat saya memikirkan tentang pesan “orang membutuhkan orang lain.” Pikiran saya tertuju pada Firman Tuhan dan bagaimana Injil sebenarnya berisi tentang orang-orang yang bersekutu dengan pencipta mereka serta orang lain. Orang membutuhkan Tuhan, dan juga manusia.

Contoh yang sangat baik dari “seseorang yang membutuhkan orang lain, dan seseorang yang dibutuhkan orang lain” adalah Yesus. Injil Matius mengingatkan saya tentang bagaimana pelayanan Yesus terfokus pada melakukan kehendak Bapa sambil menjangkau orang lain.

1. Yesus pergi mencari orang lain

Anak manusia datang ke bumi untuk berhubungan dengan manusia. Seperti kasus yang dialami oleh Ibu Petrus yang sakit dan penguasa yang putrinya meninggal. Yesus pergi ke rumah mereka dan menyembuhkan mereka. Semuanya dimulai dengan panggilan murid pertama dalam Matius 4. Dia pergi ke tempat mereka, mengidentifikasi mereka dan satu per satu mengundang mereka untuk mengikutinya.

2. Yesus selalu membagikan kebenaran

Yesus tidak main-main. Waktu yang Dia habiskan bersama orang lain sangat berarti. Kata-kata yang Dia lontarkan sangat nyata dan menjangkau kehidupan orang-orang untuk menghibur dan menghukum. Seperti banyak orang yang dikisahkan dalam Matius 7, orang selalu terpaku, dan beberapa dari mereka menginginkan lebih. Setiap orang yang menanam perkataannya ke dalam hati mereka, berubah.

3. Yesus tahu pendengarnya

Kita tahu bahwa Yesus seringkali berbicara dengan menggunakan perumpamaan untuk mengajarkan banyak orang. Seperti perumpamaan tentang biji sesawi atau para pekerja di kebun anggur. Yesus tahu bahwa orang banyak membutuhkan sesuatu yang lebih sederhana untuk menggambar kebenaran dengan lebih efektif.

4. Yesus membuat diri-Nya selalu tersedia

Yesus mungkin bosan berada di sekitar banyak orang, seperti yang kita alami. Pelayanan bisa sangat menguras tenaga. Tapi, sebagian besar pelayanan Yesus menunjukkan bahwa Dia sering dikelilingi oleh orang lain ketika pergi dari kota ke kota. Ini adalah panggilannya. Dan inilah teladan yang harus kita ikuti saat Tuhan memperlengkapi dan memampukan kita dengan Roh Kudus untuk melakukan kehendak-Nya.

5. Yesus mendirikan sistem pendukung

Yesus tidak memiliki 1.000 murid, Dia hanya memiliki 12 murid. Kita membutuhkan jaringan orang-orang yang dekat agar kita dapat menghubungi mereka dengan teratur untuk saling memberikan doa dan dukungan. Yesus melakukan percakapan yang intim dengan para murid-Nya, kemudian mengundang mereka untuk bergabung dengan pelayanan-Nya saat dia mendelegasikan tanggung jawab untuk menjangkau orang lain. Contoh yang paling relevan dengan hal ini adalah ketika mereka memberi makan 5000 orang seperti yang dicatat dalam Matius 14. Yesus memberikan roti kepada murid-Nya, kemudian mereka dipanggil untuk memberikannya kepada orang lain.

6. Yesus memiliki waktu sendiri namun Dia masih tersedia untuk orang lain

Kita membutuhkan waktu tenang untuk memulihkan tenaga dan berada bersama Bapa. Demikian juga dengan Yesus. Dia mungkin pergi untuk menyendiri dalam beberapa waktu, namun keberadaan-Nyamasih diketahui oleh (orang para murid, dan terkadang kepada orang banya) jika Dia dibutuhkan.

7. Yesus mengulurkan tangan bahkan di saat-saat terkelam-Nya

Ketika Dia menanggung penderitaan dan tergantung di kayu salib, Yesus berada di antara dua pencuri. Matius 27 mencatat hal ini, namun Lukas memberikan lebih jelas bagaimana Yesus mengampuni salah dari dari orang-orang ini yang memintanya untuk “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja” Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Lukas 23:42-43)

Sungguh teladan yang luat biasa. Memahami dan mengalami rasa sakit karena berpisah dari Tuhan, namun tetap menjangkau, menghibur, dan membawa orang kepada Bapa!

Benar bahwa teladan Yesus sulit untuk diikuti. Namun mengikuti teladan-Nya, bukan berarti kita harus sempurna seperti Yesus. Kita hanya perlu mencoba menjadi orang yang membutuhkan orang lain.

 

Hak cipta oleh Laura MacCorkle, disadurkan dari crosswalk.com.

Ikuti Kami