Karena Mama Aku Terjerumus Dunia Malam dan Dipenjara – Marthin Ayub

Saya dibesarkan oleh seorang mama yang bekerja di dunia malam. Saya umur 12 tahun pertama kali diajak oleh mama saya masuk diskotik.

Ketika saya tahu mama saya bekerja seperti itu, saya merasa malu dengan keadaan mama saya yang seperti itu. Malahan saya mungkin marah. Kenapa saya harus dibesarkan oleh orangtua yang seperti ini? Masa mama saya gonta ganti laki-laki? Itulah yang membuat saya benci terhadap orangtua saya.

Saya benci dengan pekerjaan mama saya. Tetapi beranjak dewasa saya malah melakukan apa yang dikerjakan oleh mama saya.

Beberapa tahun kemudian saya bertemu dengan seorang perempuan penari striptis. Kita bahkan melakukan sio tiger. Jadi kita melakukan hubungan suami istri di depan tontonan banyak orang.

 

Baca Juga: Saat Melayani Tuhan Sebagai Pendeta, Aku Malah Ditangkap Polisi - Bastian

 

Masuk Penjara

Saya masuk penjara selama 1 tahun karena menusuk orang. Tetapi ketika saya melakukan hal itu, tidak ada rasa takut apapun. Itu sudah jadi hal yang biasa bagi saya.

Saya melakukan kekerasan dan terjerumus di dunia malam karena saya hidup sendiri dan tidak ada yang peduli dengan saya. Bahkan saya tidak pernah merasakan cinta kasih dari orang lain.

Setelah beberapa bulan di penjara, suatu kali mama saya mengirimkan uang. Tetapi saat itu saya merasa kasihan kepada dia karena uang itu hasil dari pekerjaannya bekerja sebagai penarik odong-odong.

Dari situ hati saya seperti tiriris. Dari situ Tuhan mungkin menyentuh hati saya dan merasakan kebaikan mama saya. Karena saya tidak pernah sama sekali merasakan tindakan seperti itu. Dari situlah saya menyadari bahwa mama saya sangat mencintai saya.

Di dalam penjara saya mulai merenung, menangis dan meminta pengampunan dari Tuhan. Saya merenungkan terus dalam hati saya, “Tuhan ampuni saya.” 

Sejak kecil mama saya berjuang merawat tiga anaknya. Saya masih ingat, ketika masih kecil kedua kakak saya diberi makan singkong dan hanya saya yang diberi makan nasi. Sejak itu saya mulai ingat ternyata mama saya memang mengasihi saya. Tetapi saya lupa dengan semua hal itu.

 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Disadarkan Dengan Pengorbanan Yesus

Pengorbanan mama saya, membawa odong-odong keliling kampung, mengingatkan saya dengan pengorbanan Yesus di kayu salib.

Di situ saya mulai teringat dengan kasih Tuhan. Saya mulai membuka hati untuk firman Tuhan. Jadi saat itu, ada satu ayat yang saya temukan, yang tertulis dalam Lukas 13: 7, “Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!” 

Ayat ini selalu terngiang di dalam pikiran saya. Setiap kali saya berdoa, setiap kali saya saat teduh, saya selalu mengingat ayat ini.

 

Baca Juga: Sering Dibully Bikin Aku Gak Layak dan Pengen Mati Saja – Baja Tarigan

 

Saya selalu mengingat kata-kata, “Jika tidak berbuah maka tebanglah”. Itu yang membuat saya takut. Sehingga saya ambil keputusan, saya harus bertobat saya harus tinggalkan setiap kejahatan yang saya perbuat.

Di dalam penjara pengenalan saya akan Tuhan dan proses pertobatan saya terjadi. 

Setelah satu tahun saya menjalani hukuman, saya bebas. Ketika saya bebas, saya langsung menghubungi mama saya.

Saya langsung minta maaf kepada mama saya dan saya mengakui setiap kesalahan yang saya lakukan kepada dia.

Kasih Tuhan itulah yang mengubahkan kehidupan saya. Bahkan Tuhan memulihkan hubungan saya dengan orang tua saya menjadi harmonis seperti saat ini. Kalau dulu hanya status, tetapi sekarang kami menjadi orangtua dan anak seutuhnya.

 

 

Apakah Anda diberkati dengan kisah Marthin Ayub? Bagikan kisah ini kepada orang terdekat Anda yang mengalami hal serupa. Atau jika Anda membutuhkan dukungan doa, silahkan hubungi Sahabat 24 kami melalui kontak Whatsapp 0822 1500 2424 atau klik link doa ini: https://bit.ly/ButuhDukunganDoa

Sumber : Solusi TV | Jawaban.com

Halaman :

Tampilkan per Halaman

1. Cahaya Bagi Negeri
2. Daily Devotional
3. Nabi Palsu
4. Khotbah Tentang Bersyukur
5. Punya Tujuan Hidup Umur Lebih Panjang

Related Articles