5 Jenis Khotbah yang Sering Didengar Orang Kristen di Gereja
Sumber: Churchleaders.com

Kata Alkitab / 21 September 2021

Kalangan Sendiri

5 Jenis Khotbah yang Sering Didengar Orang Kristen di Gereja

Lori Official Writer
5783

Saat hadir di gereja atau mendengar khotbah dari pendeta, setiap orang pasti akan menunjukkan reaksi alami mereka selama mendengar khotbah tersebut. Ada yang terlihat bersemangat, ada yang terlihat bosan, ada yang mengantuk dan ada juga yang justru asyik main ponsel.

Dari sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Philip Nation, ditemukan bahwa ternyata ada 5 jenis khotbah yang sering didengarkan orang Kristen di gereja.

1. Khotbah yang Dilengkapi Dengan Hiburan (Pulpitainment)

Sebagian pendeta pasti berharap supaya jemaat yang mendengar khotbahnya bisa merasa terhibur dan aktif. Karena itu, pendeta akan mencoba untuk membumbui pesannya dengan cerita lucu, video klip menghibur atau adegan yang mengundang decak tawa di seluruh ruangan.

Kita semua tahu bahwa seorang pembicara merasa bertanggung jawab untuk membuat pendengarnya tetap terlibat di sepanjang penyampaikan khotbah. Karena mereka berpikir bahwa tak ada satupun dari bagian Alkitab yang mengandung hal yang lucu.

Akibatnya, pendeta berusaha untuk menghibur jemaat dengan sumber-sumber lelucon yang sudah dikumpulkannya. Sayangnya, sebagian pendeta justru lupa dengan inti pesan kebenaran yang harus dia sampaikan.

2. Berfokus Kepada Pengkhotbah

Jenis khotbah ini biasanya cukup banyak terjadi di gereja-gereja, sekalipun mungkin dilakukan tanpa sengaja. 

Biasanya jenis khotbah semacam ini akan banyak menyoroti tentang pengkhotbah atau pendeta. Setiap pujian dan sorakan dari jemaat seakan tertuju kepada pengkhotbah. Sehingga sesi khotbah kebanyakan berbicara tentang satu pribadi di luar dari Tuhan. Akibatnya, inti pesan injil yang ingin disampaikan justru tidak sampai kepada jemaat.

 

Baca Juga: Pesan Penting Dibalik Khotbah yang Berulang

 

3. Berbagi Secara Berlebihan (Oversharing)

Yang dimaksud dengan oversharing di sini adalah ketika pengkhotbah atau pendeta membagikan pesan tentang kehidupannya terlalu banyak dibandingkan dengan firman Tuhan. 

Jemaat biasanya akan mudah menilai kemana arah khotbah yang akan disampaikan pengkhotbah ketika mulai membagikan cerita pribadi secara panjang lebar. Ada jemaat yang sama sekali tidak nyaman dengan cerita-cerita hidup yang terlalu berfokus kepada diri sendiri. Karena itu, sangat penting bagi pengkhotbah untuk tetap menyeimbangkan antara membagikan pengalaman hidup dengan tetap fokus menggali firman Tuhan.

 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

4. Terlalu Banyak Informasi

Khotbah jenis yang satu ini disebut juga dengan eksegesis dimana seorang pengkhotbah membuka pesannya dengan kata-kata teologis yang rumit. 

Meskipun pembukaan khotbah jenis ini sangat bagus untuk mendukung isi khotbah, namun hal ini bisa dianggap semacam bentuk kesombongan pribadi pengkhotbah. Karena terkesan ingin menunjukkan wawasan intelektualnya seputar Alkitab.

Karena itu sangat penting bagi seorang pengkhotbah atau pendeta untuk meminimalisir pembahasan kosakata yang sulit dipahami oleh jemaat. Jangan habiskan waktu berbagi khotbah terbuang hanya untuk membahas tentang istilah-istilah teologis Alkitab di masa dulu dan lupa dengan pesan penting yang harus diterima oleh jemaat yang hadir.

 

Baca Juga: Bagaimana Sih, Menjadi Youth Pastor yang Diminati Anak Muda? Simak Tipsnya Di sini!

 

5. Khotbah yang Berpusat Pada Alkitab

Khotbah jenis ini disebut juga dengan eksposisi Alkitab. Dimana pengkhotbah mengungkapkan kebenaran tentang Tuhan sesuai dengan isi Alkitab.

Biasanya pengkhotbah akan menggali kebenaran firman Tuhan secara ayat per ayat. Bahkan pengkhotbah berbicara dengan otoritas karena pokok bahasannya adalah kuasa injil. Sehingga semua jemaat mengerti dan menangkap kebenaran firman dengan baik. 

Para pengkhotbah juga akan mempersiapkan khotbah ini dengan penggalian firman yang mendalam karena pesan tersebut dianggap serius untuk disampaikan dan dibagikan kepada jemaat.

Dari semua jenis khotbah di atas, kita tidak bisa menganggap yang satu lebih baik atau tampak buruk dari yang lain. Karena setiap pengkhotbah memiliki alasan dan pertimbangan tersendiri saat membawakan pesannya. Tetapi perlu dipahami betul bahwa apapun jenis khotbahnya, pesan firman Tuhan harus sampai kepada jemaat. Bukan hanya menggalinya hanya di permukaan saja tetapi harus secara mendalam. 

Karena itu penting untuk tetap menyampaikan khotbah sesuai dengan isi Alkitab. Jika bagian firman yang disampaikan berbentuk narasi, maka sampaikanlah dengan bercerita. Ketika hal itu berbicara tentang pesan kenabian, sampaikan firman Tuhan dengan otoritas. Jangan pernah mengalihkan kebenaran firman Tuhan dengan hiburan sementara ada banyak orang yang butuh hidupnya ditranformasi melalui kebenaran firman Tuhan.

Sumber : Biblestudytools.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami