Saat Badai Masalah Menerpa, Berpeganglah Pada 3 Jangkar Iman Ini
Sumber: Home Dyalisis Therapies

Kata Alkitab / 15 September 2021

Kalangan Sendiri

Saat Badai Masalah Menerpa, Berpeganglah Pada 3 Jangkar Iman Ini

Lori Official Writer
6248

Setiap hari kita pasti akan menghadapi berbagai macam masalah. Ada kalanya kita justru melakukan respon yang salah terhadap masalah sehingga membuat kita semakin merusak keadaan.

Karena itulah penting untuk memahami kalau saat dalam masalah, ada baiknya mengingat tiga hal ini.

Pertama, jangan hanyut di dalam masalahmu.

Waktu kita terjebak dalam krisis, kita biasanya bereaksi dalam cara yang salah.

Masalah itu ibarat badai. Saat badai datang, salah satu kemungkinan yang terjadi adalah kita bisa terbang bersama badai dan mulai lupa dengan tujuan awalnya.

Seperti para pelaut, saat mereka tidak dilengkapi dengan kompas dan petunjuk satu-satunya yaitu bintang di langit lenyap karena badai, para pelaut pun sama sekali tak bisa berbuat apa-apa. Di tengah kegelapan itulah para pelaut akan mulai kehilangan arah. Ombak akan mengombang-ambing perahu atau kapal, sehingga para pelaut hanya bisa mencari cara untuk menyelamatkan diri sendiri.

“Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami menyerah saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing. (Kisah Para Rasul 27: 15)

 

Kedua, jangan membuang semua yang kamu punya.

Hal ini terjadi kepada Rasul Paulus dalam Kisah 27: 18, “Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut.”

Hal serupa terjadi pada kita. Waktu masalah muncul, kita akan mulai membuang semua hal yang kita punya. Dalam kasus Paulus, mereka pertama-tama membuang muatan sampai makanan dan akhirnya membuang diri mereka sendiri. Mereka akhirnya melompat ke laut dan mulai berenang ke pantai.

Seringkali, saat kita menemukan diri kita dalam krisis kehidupan, kita tergoda untuk membuang hal-hal yang sangat penting bagi kita karena kita mau menyingkirkan semua masalah itu secepat mungkin.

Kita jadi impulsive, menyerah pada mimpi. Memutuskan hubungan dan membuang semua prinsip dan nilai-nilai kebenaran yang kita pelajari.

 

Baca Juga: Saat Dalam Ujian, Lakukan 3 Hal Ini Supaya Tetap Kuat

 

Ketiga, jangan pernah kehilangan harapan dan putus asa.

“Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami.” (Kisah 27: 20)

Ada kalanya saat dalam krisis dan tak sanggup menahan bebannya, kita akan memilih untuk menyerah dan putus asa. Kita mulai kehilangan harapan. Pernahkah kamu ada dalam situasi ini? Ingatlah dengan pengalaman para pelaut, mereka menyerahkan semua harapan mereka karena lupa kalau Tuhan bisa mengendalikan badai. Mereka lupa kalau Tuhan masih menyediakan harapan di dalam situasi yang bahkan begitu buruk.

Tapi dari kisah Paulus yang ditulis di Kisah Para Rasul 27 ini adalah bagaimana dia bereaksi terhadap kondisi.

Paulus tenang dan percaya diri. Dia punya keberanian menghadapi badai yang menerjang kapal yang ditumpanginya. Kondisinya saat itu sama sekali tidak membuatnya gusar.

Berbeda dengan reaksi para pelaut itu, dimana hal itu identik dengan apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Salah satu ujian dalam kekristenan adalah bagaimana kita menangani krisis dengan respon yang benar.

Karakter kita akan tampak lewat cara kita menghadapi krisis.

Apa sih yang harus kita lakukan saat segala sesuatu tampak berantakan dan badai itu mulai meluluhlantakkan hidup kita?

Hal paling aman yang harus kita lakukan untuk melewati badai dengan selamat adalah dengan melepaskan jangkar iman kita. Apa itu?

 

Tetap Tenang

“Orang-orang yang percaya kepada TUHAN adalah seperti gunung Sion yang tidak goyang, yang tetap untuk selama-lamanya.” (Mazmur 125: 1)

Saat kita menghadapi masalah besar, kita ingin sekali mengubah situasinya di waktu yang sama. Kita mulai bereaksi dengan masalah yang kita hadapi.

Mari belajar dari sikap Paulus, kenapa dia begitu percaya diri? Karena dia didorong oleh tiga jangkar iman. Ada 3 jangkar iman yang perlu kita lepaskan, yaitu:

1. Tuhan akan selalu hadir di tengah krisis

Krisis tidak pernah menjauhkan kita dari kehadiran Tuhan. Sebaliknya, Tuhan sendiri selalu hadir untuk menolong kita mengatasi masalah itu.

Kita mungkin berpikir kalau Tuhan terasa sangat jauh, tapi Dia ada bersama kita dan bahkan berjuang bersama kita mengatasi masalah itu.

“Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13: 5)

 

Baca Juga: Jangan Menyerah, Tetap Berharap dan Berdoa. Tuhan Sedang Bekerja

 

2. Tuhan punya tujuan tertentu melalui masalah

Tuhan punya tujuan dan rencana khusus melalui hidup setiap orang. Dan badai atau masalah hanyalah bagian dari proses yang harus kita lalui untuk sampai pada tujuan itu.

Gak ada yang bisa mengubah tujuan akhir Tuhan dalam hidup kita kecuali kita memilih tidak taat kepada-Nya.

Saat kita menolak rencana-Nya, Dia akan mengijinkan kita melakukannya. Tapi Alkitab mengajarkan bahwa tak seorangpun yang bisa mengubah rencana-Nya dalam hidup kita. Gak peduli seberapa besar masalahmu, taka da yang bisa mengubahnya.

Tujuan Tuhan jauh lebih besar daripada situasi yang kita alami. Tuhan punya rencana di luar masalah yang kita hadapi saat ini.

Jadi, jangan fokus pada masalahmu lebih dari pada tujuan yang sudah Tuhan taruhkan.

“Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku.” (Kisah 27: 25)

3. Tuhan selalu pegang janjinya

Tuhan akan selalu menepati janji-Nya. Badai tak akan bisa menyembunyikan wajah kita dari Tuhan, karena Tuhan selalu bersama kita. Badai tidak bisa mengubah tujuan Tuhan. Badai tidak bisa mencuri janji Tuhan yang dirancangkan bagi anak-anak-Nya.

Kita bisa saja kehilangan muatan, kehilangan pegangan dan basah kuyut karena badai. Tapi Tuhan akan menolong dan menggenapi janji-Nya dalam hidupmu.

Apa yang harus kita lakukan saat menunggu krisis berakhir? Bersandarkan pada kebenaran firman Tuhan dan berdoa.

“Sesudah berkata demikian, ia mengambil roti, mengucap syukur kepada Allah di hadapan semua mereka, memecah-mecahkannya, lalu mulai makan.” (Kisah 27: 35)

Badai tidak bisa menjauhkan Tuhan dari kita. Karena itulah saat kita mempercayai Dia, kita pasti akan menyelesaikan masalah tersebut dalam kondisi yang berkemenangan.

 


Kamu diberkati dengan konten-konten kami? Mari dukung kami untuk terus memberkati lebih banyak orang melalui konten-konten terbaik di website ini.

Yuk bergabung jadi mitra Jawaban.com hari ini.

 

 

DAFTAR

 

Sumber : Rick Warren | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami