Bekerja Demi Keluarga atau Demi Memenuhi Gaya Hidup Duniawi?
Kalangan Sendiri

Bekerja Demi Keluarga atau Demi Memenuhi Gaya Hidup Duniawi?

Lori Official Writer
      2657

Pengkhotbah 4: 4

Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 76; Ibrani 10; Yeremia 1-2

Kita selalu punya banyak alasan untuk bekerja terlalu keras. Kadang kita melakukannya demi bisa menafkahi keluarga kita. Alasan lainnya adalah kita menilai pekerjaan kita sangat penting, karena itu tidak ada sedikitpun waktu yang terbuang sia-sia.

Tetapi selain dari kedua alasan tersebut, kebanyakan orang memilih bekerja terlalu keras untuk memenuhi kebutuhannya akan barang. Kita ingin memiliki barang tertentu yang harganya sangat bernilai.

Alkitab menyampaikan alasan ini dalam Pengkhotbah 4: 4, “Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.”

Tuhan menawarkan dua pilihan kepada kita. Pertama, kita bisa menghabiskan semua waktu kita untuk mengikuti gaya hidup tetangga kita atau kita bisa mengabaikan mereka dan menghindarkan diri dari rasa stress dan kecemburuan sosial. Pilih salah satunya!

Jadi untuk apa Anda bekerja keras? Apakah untuk memiliki barang-barang tertentu atau Anda mau membebaskan diri dari rasa stress dan memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga dan teman? Pilihan ada di tangan Anda!

Dalam sebuah pernyataan, Yesus menyampaikan, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.” (Markus 8: 36). Dalam bahasa sederhananya, “Apa gunanya menjadi pemimpin perusahaan tetapi kehilangan anak-anak Anda atau pasangan Anda?”

Jawaban sederhananya adalah ‘Hal itu sama sekali tidak baik!’

Pekerjaan dan nilai Anda adalah dua hal yang sama sekali berbeda. Mungkin Anda diberitahu bahwa Anda tidak berharga dan Anda bekerja mencoba untuk membuktikan bahwa semua orang salah menilai Anda. Dalam benak Anda, Anda berkata kepada diri Anda sendiri, “Aku akan menunjukkannya kepada mereka. Aku akan membuktikan kalau mereka salah.” 

Lalu Anda bekerja lebih keras lagi, tetapi tak peduli seberapa keras pun usaha Anda, hasilnya masih belum cukup. Saat Anda mulai sedang santai, Anda tiba-tiba mendengar sebuah suara. “Teruslah mengayuh. Kejar hal itu!” Tahukah Anda, saat suara itu mulai muncul, abaikan dia! Karena dia membohongi Anda.

Sebagai seorang pendeta, saya sudah menyaksikan banyak orang meninggal. Saya melihat banyak orang menghembuskan napas terakhirnya, kadang di rumah sakit, kadang di rumah dan kadang di jalanan. Di antara semua orang yang saya lihat meninggal, saya belum pernah mendengar orang berkata dengan napas yang sekarat: “Aku berharap bisa menghabiskan lebih banyak waktu bekerja di kantor.”

Tidak satupun dari mereka yang mengatakan hal itu.

Jadi, apa yang Anda kejar lewat pekerjaan Anda? Sudah waktunya mengevaluasi kembali tujuan dan nilai Anda. Jangan menjadi orang yang tidak pernah puas. Keluarlah dari jebakan kebohongan itu.

 

Hak cipta Pastor Rick Warren, disadur dari Pastorrick.com

 


Kamu diberkati dengan renungan harian kami? Mari dukung kami untuk terus memberkati lebih banyak orang melalui konten-konten terbaik di website ini.

Yuk bergabung jadi mitra Jawaban.com hari ini.

 

DAFTAR

Ikuti Kami