#FaktaAlkitab: Masa Lalu Suram Tidak Menghalangi Rancangan Tuhan Bagi 4 Tokoh Alkitab Ini
Sumber: jawaban

Fakta Alkitab / 3 September 2021

Kalangan Sendiri

#FaktaAlkitab: Masa Lalu Suram Tidak Menghalangi Rancangan Tuhan Bagi 4 Tokoh Alkitab Ini

Claudia Jessica Official Writer
5531

#2 Yefta, Kepala Penjahat

Yefta bin Gilead, seperti namanya ia berasal dari Gilead. Gilead sendiri adalah sebuah wilayah Israel yang terletak di daerah pegunungan yang dalam pembagian wilayah suku-suku Israel di tempati oleh Suku Gad, Suku Manasye dan Suku Ruben. Yefta sendiri berasal dari Suku Manasye. Saat ini Gilead masuk dalam wilayah negara Yordania, yang berbatasan dengan Israel bagian timur.

Dilihat dari latar belakangnya (Hak. 11:1-11), Yefta memiliki kehidupan yang sangat kelam. Ia merupakan anak perempuan sundal dan dianggap sebagai sampah masyarakat. Tidak hanya itu, ia juga diusir dari rumah ayahnya, bahkan dari tanah Israel. Nasib Yefta bisa dikatakan ‘sudah jatuh tertimpa tangga’. Yefta mengalami penolakan dan penghinaan dari keluarga maupun dari bangsanya.

Keadaan yang menyakitkan membuat Yefta melarikan diri dan tinggal di tanah Tob, yakni suatu daerah kerajaan Aram, letaknya di sebelah timur Sungai Yordan dan di sebelah utara Gilead. Tanah Tob menjadi tempat dimana para penjahat dan penyamun berkumpul. Pelarian tersebut mengubah hidup Yefta dengan menjadi bagian dari penyamun, bahkan Yefta diangkat menjadi pemimpin atas mereka sehingga namanya makin terkenal.

Beberapa waktu kemudian, bangsa Amon memerangi dan berusaha menjajah Israel. Keadaan tersebut cukup menyulitkan bangsa Israel sehingga para tua-tua Gilead mendatangi Yefta dan meminta Yefta menjadi pemimpin mereka dalam berperang melawan bangsa Amon. Mulanya Yefta tidak bersedia karena pengalaman masa lalunya. Namun Yefta baru setuju setelah mereka berjanji akan mengangkat Yefta menjadi hakim, meski pertempuran telah usai.

Hakim-hakim 11: 9 berbunyi, “...jika kamu membawa aku kembali untuk berperang melawan bani Amon, dan TUHAN menyerahkan mereka kepadaku, maka akulah yang akan menjadi kepala atas kamu?” 

Artinya Yefta tidak gegabah dan bertindak sendiri, tapi menaruh pengharapan kepada Tuhan dan melibatkan Tuhan dalam pergumulan yang dihadapinya.  Ia menyerahkan segala perkaranya kepada Tuhan di Mizpa, tempat di mana perjanjian Tuhan ditetapkan.  Akhirnya, Yefta menerima tawaran bangsa Israel dan maju berperang melawan bani Amon.

Dari kisah Yefta dapat dilihat bahwa Tuhan memanggil Yefta sebagai pahlawan yang gagah perkasa. Ia dipimpin oleh Tuhan sehingga statusnya sebagai orang yang terbuang dan terhina berubah menjadi orang yang sangat dihormati.

 

BACA JUGA: #FaktaAlkitab: Tokoh-tokoh Alkitab yang Rela Kehilangan Nyawa Demi Bangsanya

 

#3 Gideon, Pahlawan Penakut

Gideon yang dikenal juga sebagai Yerubaal, adalah seorang hakim yang kisahnya terdapat dalam Hakim-hakim 6-8. Dalam kitab Ibrani, Gideon disebut juga sebagai contoh orang beriman. Gideon adalah anak Yoas, dari bani Abiezer dari suku Manasye.

Tuhan melihat Gideon sebagai seorang pahlawan. Namun ada beberapa situasi yg menyanggah bahwa Gideon bukanlah seorang pahlawan.

- Pertama, ditemukan bahwa Gideon adalah seorang yang penakut. Buktinya adalah ia memeras gandum di dalam lubang anggur untuk bersembunyi (Hak. 6:11)

- Kedua, Gideon memiliki pemahaman yang keliru tentang Allah. Gideon berpikir bahwa Allah tidak lagi berpihak pada Israel. Ia tidak melihat bahwa Tuhan merancangkan masa depan yang baik baginya dan bagi bangsa Israel. Di dalam pandangannya hanyalah kekalahan (Hak. 6:13)

- Ketiga, Gideon seorang pengecut. Ia tidak mau maju berperang karena takut (Hak. 7:9-11)

Meskipun ada sisi tidak baik dalam pikiran Gideon, namun Allah tetap memilih Gideon untuk berperang melawan musuh Israel. Dan dalam kepemimpinan Gideon, ia mendapatkan kemenangan. Tidak heran mengapa Gideon menang, selain karena arti nama Gideon adalah “Pahlawan yang Gagah Perkasa”, ternyata ada alasan lain yang dapat kita pelajari dari kisah Gideon.

- Pertama, Gideon dipimpin oleh Roh Allah (Hak. 6:34). Bukti lainnya tercatat dalam kisah Hakim-hakim 7:1-25. Jumlah musuh sangatlah banyak dan tidak bisa dihitung, namun oleh karena Roh Allah yang ada pada Gideon, maka Allah sendirilah yang berperang atas musuh Israel.

- Kedua, Gideon ingin Tuhan yang memerintah atas Israel (Hak. 8:22-23). Dengan berani Gideon menolak permintaan bangsa Israel untuk mengubah sistem pemerintahan dari teokrasi menjadi demokrasi, yaitu bangsa Israel ingin mengganti kepemimpinan Tuhan. Ia tidak takut ditolak massa, ia lebih takut ditolak oleh Tuhan. Gideon percaya bahwa segala kemenangan yang sudah diperoleh adalah berkat campur tangan dari Tuhan.

 

Baca halaman selanjutnya -->

Sumber : jawaban channel
Halaman :
123Tampilkan Semua

Ikuti Kami