Childfree Jadi Keputusan Banyak Pasangan Muda, Apa Sih Pandangan Alkitab Soal Hal Ini?
Sumber: Validnews

Relationship / 31 August 2021

Kalangan Sendiri

Childfree Jadi Keputusan Banyak Pasangan Muda, Apa Sih Pandangan Alkitab Soal Hal Ini?

Lori Official Writer
8301

Topik bahasan soal Childfree muncul belakangan ini dan mengundang perhatian dari banyak pasangan menikah.

Di satu sisi banyak yang menilai jika childfree atau rencana tidak punya anak setelah menikah adalah pilihan yang sudah dipertimbangkan secara matang oleh pasangan menikah. Pertimbangan ini bisa dari banyak faktor, seperti tidak siap secara mental, ekonomi atau punya trauma masa kecil. Daripada memaksakan untuk punya anak, jadi pasangan dianggap sah-sah saja memilih untuk childfree.

Sementara di sisi lain, pilihan untuk childfree dianggap hanyalah faktor ketakutan atau kecemasan pasangan menikah saja. Belum lagi banyak yang menilai jika punya anak akan membantu orangtua di masa tuanya kelak.

Sayangnya banyak pasangan yang memilih childfree justru menolak penilaian bahwa mereka mengalami kecemasan tertentu. Sebaliknya, mereka justru menilai bahwa anak seharusnya tidak dilahirkan hanya untuk memenuhi tanggung jawabnya mengurus orangtua.

Menurut pakar psikolog klinis dan anak, Intan Kusuma Wardhani, M.Psi menilai bahwa childfree akan menjadi keputusan yang egois jika diambil secara sepihak tanpa melibatkan pasangan maupun keluarga besar.

 

Baca Juga: Bikin Hubungan Pernikahan Anda Makin Lengket Dengan Katakan 3 Kata Ajaib

 

Dia menilai bahwa keputusan childfree merupakan paham baru yang masih asing di tengah masyarakat Indonesia. Karena itu, penting sekali untuk menyadari bahwa Indonesia berbeda dengan negara barat. Ada banyak pasangan menikah yang justru masih tinggal bersama orangtua atau mertua. Sehingga memutuskan untuk childfree memerlukan masukan atau pertimbangan dari keluarga juga.

“Jadi alangkah baiknya jika keputusan ini disampaikan betul dengan orang tua dengan menjelaskan alasan yang mendasarinya,” ungkap Intan.

Lalu bagaimana seharusnya orang Kristen menanggapi pilihan Childfree? Apa sih yang Alkitab sampaikan soal hal ini?

 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Dalam Kejadian 9: 7, Tuhan memberi manusia mandat untuk bermutiplikasi atau bertambah banyak dan memenuhi bumi. Dengan cara apa? Menikah dan melahirkan anak. Lalu apakah semua pasangan menikah diharuskan untuk memiliki anak? Belum tentu karena ada juga diantaranya yang menunggu cukup lama untuk mendapat anak tetapi belum juga mendapatkannya.

Di sisi lain, ada pasangan yang memang sudah berencana untuk tidak punya anak sejak awal pernikahan. Untuk beberapa kasus, jika hal itu memang harus diambil karena ada masalah medis atau internal yang cukup serius tentu hal itu sah-sah saja. 

Tapi menjadi masalah jika pilihan tersebut diambil hanya karena keinginan semata. Dalam artian, pasangan tidak ingin ribet mengurus anak, takut jadi beban atau cemas dengan masa depan keuangan keluarga.

Jadi bagi pasangan yang saat ini sedang mempertimbangkan untuk memilih tidak punya anak atau childfree, cobalah untuk memahami 4 kebenaran dari firman Tuhan ini:

1. Anak Adalah Hadiah yang Paling Berharga Dari Tuhan

Sejak penciptaan, Tuhan sudah merancangkan pasangan menikah untuk memiliki anak. 

“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kejadian 1: 28) 

Bahkan di mata Tuhan sendiri, anak adalah pusaka dan buah kandungan yang berharga.

 

Baca Juga: Kamu yang Cinta Banget Sama Keluarga Pasti Tahu Pahitnya Berkorban Untuk 4 Hal Penting Ini

 

“Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang.” (Mazmur 127: 3-5)

Jadi anak adalah anugerah dan berkat dari Tuhan. Generasi yang lahir dari benih dan rahim Anda adalah generasi pilihan Tuhan (Amsal 17: 6). Tuhan sedang menanti kehadiran seorang pahlawan dari keturunan Anda, sama seperti Tuhan menjanjikan berkat atas keturunan Abraham, Ishak dan Yakub. 

Jadi, apakah Anda mau diberkati oleh Tuhan dari keturunan sampai keturunan berikutnya? Pertimbangkan hal ini.

 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

2. Menjadi Keluarga Berarti Akan Terus Berjuang

Alkitab menjelaskan bahwa sebuah keluarga bisa jadi bencana. Dimana anak bisa mengutuki ayah dan ibunya. Atau anak dan orangtua bisa jadi lawan terbesar.

Tuhan mau Anda menghadapi realita ini dan terus bersandar kepada Dia selama Anda membangun keluarga. Percayalah bahwa pertikaian dan pertentangan dalam keluarga terjadi karena anggota keluarga di dalamnya tidak melibatkan Tuhan sepenuhnya. 

Jadi menikah, punya anak, bertengkar, kesulitan ekonomi dan masalah-masalah lain adalah hal normal yang akan terjadi dalam sebuah keluarga. 

3. Tujuan Hidup Bukanlah Untuk Menghindari Penderitaan

Tak satupun dari pasangan menikah yang tahu apakah mereka akan punya anak cacat atau tidak dan akan mengubah hidup mereka selamanya. Tak satupun dari pasangan menikah tahu apakah anak mereka akan sulit untuk didik dan menjadi beban untuk hidup mereka. 

Tapi kita tahu bahwa untuk membesarkan seorang anak, kita perlu melibatkan Tuhan; bergumul dan berdoa setiap hari kepada Tuhan. Kita tahu bahwa membesarkan anak punya tuntutan finansial dan komitmen seumur hidup. Kita tahu bahwa orangtua akan berkorban banyak hal demi memenuhi keperluan anak hingga mereka beranjak dewasa. 

 

Baca Juga: 5 Ayat yang Bantu Para Istri Merdeka Dari Tekanan Rasa Kesal ke Suami

 

Tapi tak satupun dari semua kesusahan itu jadi alasan untuk memutuskan tidak usah punya anak. Karena Alkitab tidak membagikan sudut pandang kehidupan modern bahwa tujuan hidup kita adalah untuk menghindari masalah dan kesulitan. 

Alkitab justru mengajak kita memahami bahwa lewat banyak kesulitan dan penderitaan kita akan belajar banyak hal tentang mujizat, kebaikan, dan pertolongan Tuhan. Kita juga belajar bahwa ujian atas iman kita menghasilkan kesabaran (Yakobus 1: 3).

4. Kita Tidak Bisa Memprediksi Bagaimana Masa Depan Anak Kelak

Ada banyak pasangan yang beranggapan bahwa kita bisa berbuat lebih banyak hal baik di dunia dengan tidak punya anak. 

Kita sama sekali tidak tahu apakah anak kita kelak akan jadi debitur, pengusaha atau seorang dokter. Atau apakah mereka akan jadi berkat atau kutuk. Atau jadi beban atau pemecah masalah. 

Tentu saja kita tidak akan pernah tahu jadi apa anak kita di masa depan. Tapi tanggung jawab kita adalah memberi mereka kehidupan dan membesarkan mereka dan mendorong mereka untuk membangun mimpi dan mengejarnya untuk kemuliaan Tuhan.

Jadi, mari mengingat kembali bahwa setiap anak adalah hadiah dari Tuhan. Tuhan turut bekerja atas setiap kehidupan kita. Jadi pastikan untuk mengambil keputusan ini karena alasan yang tepat.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami