Saat saya didoakan, saya tambah menangis. Ketika saya didoakan, akhirnya roh kepahitan itu bisa keluar dan saya bisa mengampuni orang-orang yang sudah menyakiti saya. Seperti mama saya, om saya dan orang-orang yang dulu pernah menyakiti saya.
Ketika saya sudah melepaskan pengampunan, rasanya itu sangat berbeda sekali. Saya merasakan ada damai dalam hidup saya. Berbeda dengan saat saya masih menyimpan dendam dalam hati saya, tidak ada sama sekali damai dalam hidup saya. Yang ada hanya emosi dan rencana jahat.
Tapi waktu itu, ketika saya melepaskan pengampunan saya merasakan damai sejahtera, sukacita yang gak pernah saya dapatkan waktu itu. Saya bersyukur kepada Tuhan bahwa Dia sudah mengampuni saya dari dosa-dosa saya dan saya juga mengampuni orang-orang yang sudah menyakiti saya.
Baca Juga: Sejak Usia 8 Tahun Sudah Jadi Preman, Tapi Sekarang Richard Memilih Tuhan
Masuk Sekolah Teologi
Saya lalu mengambil kesempatan untuk sekolah Teologi selama 1 tahun waktu itu. Setelah saya selesai di sekolah Teologia, Tuhan menaruh visi kepada saya untuk menjangkau teman-teman saya yang ada di jalanan. Akhirnya kita buat satu komunitas namanya waktu itu Komunitas Sajang (Satuan Anak Jalanan Madiun).
Saya mendatangi mereka. Pengalaman kebersamaan yang tidak pernah saya lupakan saat jadi anak punk waktu itu, saya terapkan kembali dalam pelayanan saya untuk menjangkau mereka. Akhirnya mereka bisa menerima saya dengan baik.
Sekitar tahun 2015, saya membuka rumah singgah. Namanya Pondok Pemulihan. Saya bersyukur kepada Tuhan Yesus. Dia memulihkan hidup saya. Saya mengalami pembaharuan hidup yang luar biasa ketika saya berjumpa dengan Tuhan, mengalami pemulihan, ada hati yang baru yang Tuhan kasih.
Kebahagiaan yang sebenarnya (yang saya alami) adalah ketika kita menjadi berkat, menjadi dampak bagi orang-orang di luar sana.
Apakah Anda butuh didoakan? Hubungi SAHABAT 24 kami melalui kontak Whatsapp 0822 1500 2424 atau klik link doa ini https://bit.ly/ButuhDukunganDoa
Sumber : Solusi TV | Jawaban.com