Dikenal Juara Olimpiade Dunia dan Pintar, Kelly Catlin Malah Pilih Bunuh Diri
Sumber: Daily Express

News / 8 August 2021

Kalangan Sendiri

Dikenal Juara Olimpiade Dunia dan Pintar, Kelly Catlin Malah Pilih Bunuh Diri

Lori Official Writer
3046

Selama terjun menggeluti dunia olahraga sepeda, Kelly Catlin sukses meraih tiga kali juara dunia dan meraih medali perak di Olimpiade. 

Dia dikenal begitu berbakat baik di bidang olahraga maupun di sekolah. Di usia 23 tahun dia melanjutkan gelar masternya di bidang teknik komputasi dan matematika di Stanford. 

Sebelumnya Kelly meraih gelar Sarjana di bidang Bahasa Mandarin dan Matematika. Selain itu juga memmiliki bakat seni yang fasih memainkan biola.

Kelly adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, dimana kakak-kakaknya juga masuk dalam satu tim sepedanya. Sang kakak mengenal Kelly sebagai pribadi yang memiliki jiwa kompetitif yang tinggi. Dia akan terus berusaha untuk meraih sesuatu jika sudah menarik hatinya. Jadi tak heran jika dia bisa meraih gelar juara berkat mental juara tersebut.

Sayangnya, semua bakat itu lenyap setelah Kelly Catlin memutuskan bunuh diri pada 7 Maret 2019 silam.

Kematiannya menjadi berita yang paling menyedihkan bagi keluarga dan juga rekan-rekannya. 

“Tak ada semenit pun berlalu tanpa memikirkan dia dan kehidupan indah yang akan dia jalani. Tidak ada sedetikpun bagi kami untuk memberikan hidup kami sebagai gantinya. Lukanya sangat tidak masuk akal,” kata sang ayah Mark Catlin.

 

Baca Juga: Gagal Bunuh Diri Karena Ketemu Tuhan, Begini Kisah Aktris Cantik Ini Terima Yesus

 

Penyebab Bunuh Diri Kelly Catlin

Sebagai seorang juara, Kelly rupanya menyimpan beban yang begitu berat dipundaknya. Ada begitu banyak orang yang menaruh harapan atas dia. Hal inilah yang membuatnya sebagai atlet semakin tertekan dan depresi.

Tekanan yang dia hadapi adalah bagaimana tetap menjadi pesepeda yang selalu memberikan kesempurnaan dan kesuksesan. 

 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Kelly sepertinya tidak mampu mengangkat beban tersebut dan memilih untuk menyerah. Bahkan keluarganya menyampaikan bahwa di masa-masa akhir hidupnya, Kelly seolah tak lagi bisa memaknai tujuan hidupnya. Depresi dan tekanan ini semakin kuat dan mendorongnya untuk mengakhiri hidup sebelumnya, tapi gagal.

“Bagaimana rasanya tak lagi bisa merasakan apa-apa,” tulis Kelly di bulan Januari 2019 sebelum dia melakukan percobaan bunuh diri pertamanya.

Lalu dia menjawab, “Tak terbayangkan. Menakutkan.” tulisnya.

Ayah Kelly menyampaikan bahwa kematian Kelly disebabkan oleh gegar otak karena latihan berlebihan dan menghadapi masalah depresi.

“Menjadi mahasiswa pascasarjana pesepeda professional membuatku merasa perlu melakukan perjalanan waktu untuk menyelesaikan semua ini. Dan hal-hal yang masih sangat biasa,” tulis Kelly.

Dia juga menjelaskan bahwa antara menjadi siswa dan atlet bisa dilakukan semudah memanajemen waktu. Namun baginya itu tidak semudah itu.

“Menjadi pelajar hanya membuat menjadi atlet yang lebih baik! Lagi pula saya entah bagaimana membuat semuanya lancer, bukan? Tentu saja. Ya, agak akurat. Tapi kenyataannya sebagian besar dari waktu, tidak berjalan dengan baik,” terangnya.

Sementara sang kakak, Christine menyampaikan bahwa orangtua mereka memang selalu mengingatkan bahwa mereka harus menjadi orang-orang hebat. Cara untuk mencapai hal itu adalah dengan bekerja keras. “Kembali ke belakang, mungkin kami memutarbalikkannya menjadi  

Pemikiran bahwa kami tidak berharga jika kami bukan yang terbaik. Saya piker Kelly percaya hal itu,” terangnya.

 

Baca Juga: Kehilangan Pekerjaan Membuatku Putus Asa Sampai Nekad Bunuh Diri – Hosea Dani

 

Christine menilai salah satu sumber depresi yang dialami Kelly adalah obsesinya yang begitu tinggi terhadap kesuksesan.

Sementara setelah kematian Kelly, orangtuanya memutuskan untuk menyumbang otak Kelly kepada peneliti untuk menjalani penelitian lebih lanjut.

Dari apa yang disampaikan keluarganya, keputusan Kelly bunuh diri tampak muncul dari penderitaannya menanggung beban dari harapannya sendiri dan harapan orang-orang terdekat yang ditaruh terhadapnya. 

Kelly adalah salah satu atlet yang mengalami masalah mental yang serius di masa ini. Di olimpiade Tokyo 2020 yang baru-baru ini berlangsung, atlet Simone Biles sendiri secara terbuka menegaskan bahwa dirinya lebih mengutamakan kesehatan mental daripada memaksakan dirinya memperoleh medali emas.

Berapa banyak dari kita mengalami gangguan mental dan tekanan yang mendalam karena harapan berlebihan yang kita taruh atas diri kita sendiri? Dunia memang menempatkan nilai tertinggi kepada seseorang supaya menjadi sempurna, mempunya bakat dan prestasi dan sukses. Tapi tahukah Anda bahwa standar ini hanya akan membunuh kita. 

Sebagai orang percaya, mari menyingkirkan harapan-harapan berlebihan atas diri kita. Mari berdoa supaya kita semua menemukan keberanian untuk hanya focus mencapai kesuksesan untuk kekekalan, dimana ngengat dan hama tidak akan merusaknya dan pencuri tidak akan bisa mencuri dan mengambilnya.

“Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6: 20-21)

Sumber : faithhit.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami