#RenunganJawaban: Keluarga yang Takut Akan Tuhan
Sumber: efroonline.org

Kata Alkitab / 6 August 2021

Kalangan Sendiri

#RenunganJawaban: Keluarga yang Takut Akan Tuhan

Lori Official Writer
4254

Sepanjang kita masih hidup, kita akan selalu diperhadapkan dengan masalah.

Suami punya masalah. Istri juga punya masalah. Orangtua punya masalah. Belum punya anak juga bisa jadi masalah. Tapi punya anak juga jadi masalah.

Lalu bagaimana kita menjalani kehidupan yang penuh masalah ini?

Alkitab menuliskan tentang hal ini di Ulangan 6: 7, “…haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”

Saya dan istri saya setelah menikah, kami merindukan untuk punya anak. Namun dokter memvonis kami bahwa kami akan mempunyai anak paling lama 10 tahun dan paling cepat 2 tahun. Dokter memvonis kami demikian. 

Tapi, apakah kita mau mendengarkan vonis dokter?

Kalau kami waktu itu, sepakat menghormati vonis tersebut karena secara medis memang demikian dan tidak salah. Tetapi kami punya sikap. Kami sepakat, bersehati. Kami berulang-ulang juga saling mengajar satu sama lain sebelum punya anak. Setiap pagi kami bangun jam 4 pagi untuk membangun mezbah.

Mungkin ada yang berpikir, “Saya sudah membangun mezbah berkali-kali, bertahun-tahun lalu belum ada terjadi apa-apa. Lalu dimana janji Tuhan? Kenapa ada yang belum ada yang sudah? Kenapa ini terjadi dalam kehidupan saya?”

 

Baca Juga: Takutlah Kepada Tuhan Saja

 

Setiap pasangan menikah pasti ingin punya anak. Karena anak adalah batu permata yang melengkapi pernikahan. Tapi untuk menantikan kehadiran anak, Anda perlu menjalani prosesnya. 

Batu permata diproses dengan luar biasa, berhari-hari, minggu-minggu, tahun-tahun dan berulang-ulang itu tidak gampang. Tetapi ketika ada eksistensi, ketelatenan, tanggung jawab dan keberserahan, maka terbentuklah permata yang indah.

Janji Tuhan itu ‘Ya’ dan ‘Amin’. Karena seperti anak Tuhan sendiri, kita menyambut kerajaan Allah. Tapi seringkali kita lupa bahwa sebagai wanita juga, kita suka tidak menjaga makanan. 

Misalnya saat sebelum menikah atau setelah menikah, sebagian wanita punya kebiasaan mengkonsumsi suplemen atau obat pelangsing. Suka tidak teratur makan dan bekerja terlalu banyak. 

Dan supaya punya lebih cepat anak, seorang wanita perlu mengambil langkah bijak yaitu mulai memperbaiki pola hidup dan menghentikan kebiasaan-kebiasaan yang menghambat kesuburan.

Bukan hanya wanita, tapi pria juga bisa lupa bahwa penyebab dia tidak mendapatkan anak lebih cepat mungkin disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaannya di masa lalu seperti merokok, minum, atau mengkonsumsi makanan yang tidak sehat. Bisa jadi ini adalah penghalang untuk bisa segera punya anak.

Akibat dari kebiasaan hidup kita, kita harus menanggung konsekuensinya. Tapi apakah Tuhan mengizinkan hal itu terjadi atas hidup kita? Kadang-kadang Iya. 

Karena Tuhan mau mempersiapkan kita menjadi orangtua yang baik. Ketika pasangan melewati proses yang panjang untuk mendapatkan anak, maka kemungkinan proses yang lebih sulit ke depan pun bisa dihadapi dengan baik. 

Jadi, jatuh bangun dalam hidup itu wajar. Karena kita bersama dengan Tuhan yang tidak pernah membiarkan kita jatuh terjerembak.

Menjadi orangtua bukan perjalanan yang mudah. Ada masanya orangtua juga berbuat salah kepada anak. Ada banyak orangtua yang tidak mau minta maaf kepada anak. Ada banyak orangtua juga yang mendidik anak hanya dengan verbal saja. 

 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Membesarkan anak juga bukan hanya tanggung jawab ibu, tetapi juga ayah. Seperti disampaikan dalam Amsal 1: 7, “Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu” Jadi, ada waktunya seorang ayah mendidik dan seorang ibu mengajar anak. Jadi mengajar dengan verbal dan mendidik dengan contoh. Suami istri harus punya kesepakatan tentang porsi yang mereka ambil dalam mengasuh anak.

Melakukan tanggung jawab ini juga tidak akan mudah. Seperti contoh di masa pandemi ini, suami belum punya pekerjaan tetap, sementara istri jauh lebih sibuk dengan pekerjaannya. Nah, ketika istri sedang sibuk, suami harus bisa mengambil tanggung jawab pekerjaan yang lebih banyak. 

 

Baca Juga: Sebut Diri Sebagai Orangtua Yang Rendah Hati, Yakin Sudah Menghormati Anakmu Dengan Baik?

 

Jadi, jika saat ini masalah Anda adalah ingin sekali punya anak. Masalahnya bukan tentang kandungan Anda, tetapi soal bagaimana Anda menjalani hidup dan bagaimana Anda kembali memperbaiki hal itu dan mengizinkan Tuhan untuk mempersiapkan Anda menjadi orangtua terbaik bagi anak Anda nanti.

Masalah Anda ada di dalam kuasa Tuhan sepenuhnya Karena Dia punya kuasa adi kodrati. Jadi, mari tunjukkan saat ini bahwa Anda bisa menyayangi dan mengasihi istri sebelum Anda diberikan tanggung jawab untuk menjadi orangtua.

Mari berdoa bagi orang-orang suami istri yang saat ini sedang menghadapi masalah dalam kehidupannya. Supaya dalam segala keadaan, mereka mau datang dan berserah kepada Tuhan sembari memeriksa dan memperbaiki hidup mereka ke arah yang lebih baik.

 

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami