Ini Lho Persamaan Tradisi Persembahan ‘Kurban’ dalam Agama Yahudi, Kristen dan Islam
Sumber: bible

Kata Alkitab / 28 June 2023

Kalangan Sendiri

Ini Lho Persamaan Tradisi Persembahan ‘Kurban’ dalam Agama Yahudi, Kristen dan Islam

Lori Official Writer
28203

Kata 'kurban' berasal dari bahasa Ibrani 'Qorban', yang akar katanya ‘q-r-b’. Dalam bahasa Arab, kurban disebut juga dengan ‘karib’. Dalam Islam, kata ini diartikan sebagai ‘pendekatan diri kepada Allah’. Dalam Yahudi, kurban adalah tata ibadah yang sangat penting sebagaimana diperintahkan dalam kitab Taurat (Perjanjian Lama), dan oleh sejumlah rabi Yahudi kurban bahkan dikaitkan dengan penantian mereka akan sang mesias yang akan datang.

Setelah kedatangan Yesus, agama Kristen pun hadir sebagai agama turunan dari Yahudi. Dalam ritual keagamaannya, Kristen memang masih tetap berpegang pada ritual agama dari kitab Taurat (dalam Alkitab disebut Perjanjian Lama). Bedanya, Yahudi tetap melakukan semua ritual kurban sebagai bentuk penantian kepada sang mesias. Sementara dalam Kristen kurban yang disebutkan dalam Perjanjian Lama itu sudah digenapi di dalam Yesus, sang penghapus dosa (Ibrani 10: 1-8).

Sementara dalam Islam sendiri, konsep kurban ini tetap mewarisi tradisi Yahudi, namun Islam lebih mengaitkan kurban dalam ritual hajinya.

Uniknya, baik Yahudi, Kristen dan Islam tetap menetapkan standar kurban yang berkenan kepada Tuhan adalah kurban seperti yang dipersembahkan Habel dan Abraham.

 

Baca Juga: 5 Macam Korban Persembahan Menurut Alkitab

 

Yahudi, Kristen dan Islam sama-sama menghubungkan kurban pada peristiwa saat Abraham mengorbankan anaknya

Kurban dalam Yahudi berkaitan erat dengan peristiwa saat Abraham mengorbankan anaknya Ishak. Yahudi menyebut kurban Ishak ini ha’aqedah (pengikatan).

Sedang dalam Islam, peringatan atas kurban anak Abraham ini dikenal dengan hari ‘Idul Adha’. Bedanya, dalam kitab Quran tidak disebutkan siapa nama anak Abraham yang dikurbankan itu. Ada yang menyebut Ismael, ada pula yang menyebut Ishak.

Di versi Kristen, ritual kurban ini dipandang sebagai bayangan dari kurban yang sebenarnya. Misalnya, anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat (Ulangan 17: 1) adalah lambang bahwa Dia tidak berdosa (Ibrani 9: 14; 1 Petrus 1: 19). Dalam Islam juga ditetapkan bahwa kurban yang layak haruslah binatang yang tidak bercacat.

 

Baca Juga: Apa Itu Kurban? Begini Menurut Pandangan Alkitab

 

Yahudi Kristen dan Islam dalam memaknai kurban

Sampai saat ini, Yahudi dan Islam memang masih belum bisa menerima konsep kurban penebusan dalam iman Kristen. Meskipun Yahudi dan Kristen berkiblat pada satu sumber yang sama, penafsiran yang berbeda membuat keduanya berbeda pemahaman. Jika orang Kristen memandang bahwa Yesus adalah penggenapan kedatangan mesias, maka Yahudi justru masih terus menanti kedatangan sang Mesias. Sementara Islam, yang berbeda secara sumber kitab suci benar-benar memaknai kurban secara berbeda. Sebab agama ini hanya mempertahankan kerangka ritualnya dan menolak penafsirannya berkaitan dengan kedatangan mesias. Jadi, bagi Islam sendiri hari kurban (disebut Id Al-Adha) hanya bersifat memorial, yaitu memperingati peristiwa pengorbanan anak Abraham saja.

 

Ritual mempersembahkan kurban dalam Yahudi, Kristen dan Islam

Perbedaan pemahaman makna kurban dalam Yahudi, Kristen dan Islam menyebabkan ritual kurban pada ketiga agama ini berbeda. Orang Yahudi biasanya akan mempersembahkan korban berupa domba atau kerbau. Binatang ini akan dimasak dan dimakan bersama imam penjaga bait suci dan sebagian kurban dibakar ke mezbah (altar). Selain binatang, buah-buahan, dupa dan serealia juga bisa jadi kurban.

 

Baca Juga: Memberi Kurban Persembahan Terbaik Bagi Tuhan

 

Ritual Yahudi inilah yang mirip dengan tradisi kurban yang dilakukan agama Islam. Dimana tepat di hari Idul Adha, mereka akan mempersembahkan binatang jadi kurban sembelihan, seperti kambing, kerbau atau lembu.

Berbeda dengan Kristen yang mengimani bahwa Yesus telah mewujudkan rekonsiliasi antara Allah dan umat manusia yang terpisah karena dosa. Kurban penebusan dosa itu sendiri telah digenapi melalui Sang Anak Domba Allah, Yesus, yang adalah kurban dari Perjanjian Baru yang kekal (Ulangan 7: 8; 24: 18; Mazmur 107: 2; Yesaya 48: 20). Dalam kekristenan, Yesus lah yang telah menggantikan kurban-kurban binatang sebagaimana ritual keagamaan yang ditulis dalam Perjanjian Lama (Kitab Taurat Yahudi).

Persamaan dan perbedaan soal makna dan ritual kurban di antara agama samawi ini memang tak dapat dibantah. Tapi kembali kepada iman Kristen kita bahwa melalui pengorbanan Yesus di kayu salib, kita tak perlu lagi mempersembahkan kurban binatang untuk penebusan dosa.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3: 16)

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami