Tuhan Mau Kita Menyelam, Bukan Berdiri di Tepian yang Dangkal
Kalangan Sendiri

Tuhan Mau Kita Menyelam, Bukan Berdiri di Tepian yang Dangkal

Lori Official Writer
      2437

Galatia 5: 13

Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.

 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 14; Matius 14; 2 Raja-Raja 13-14

Di suatu musim panas di masa muda saya, gereja saya mengadakan perjalanan berkemah selama seminggu ke Taman Nasional Glacier khusus buat anak laki-laki tingkat SMA.

Setelah satu hari yang sangat panjang mendaki, beberapa dari kami memutuskan untuk mendinginkan diri dengan berenang di danau terdekat. Jadi kami mengambil celana renang dan handuk kami lalu berlari dengan kecepatan penuh ke arah danau, merasa putus asa menghindari panasnya musim panas. 

Ada dua pertanyaan di dalam benak saya:

Pertama, darimana asal air di danau itu?

Nah, es dari gletser mencair dan mengalir ke bawah melalui air terjun lalu bermuara di danau.

Kedua, apakah air itu bisa hangat?

Tidak.

Saat kaki kami menyentuh air, kami berhenti kedinginan. Kami semua berdiri sedalam pergelangan kaki mencoba mencari tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. 

Serombongan anak laki-laki pelan-pelan berusaha masuk ke dalam air, tetapi setelah hampir dua puluh menit mereka masih belum berhasil melewati lutut mereka.

Lalu saya dan beberapa anak laki-laki lainnya, kami memutuskan yang terbaik yaitu tidak menunggu. Kami langsung terjun lebih dulu ke dalam air. Saat itu cuaca sangat dingin, tetapi akhirnya tubuh kami menyesuaikan diri dan kami menghabiskan sepanjang sore dengan menyelam dan berenang jauh di danau.

Orang-orang Kristen mungkin berada dalam situasi yang sama dengan kami di pantai ini. Tuhan mau kita menyelam lebih dulu ke dalam kehidupan kekristenan kita, melupakan kekuatiran dan masalah kita dan hanya fokus kepada Dia.

Sebaliknya, banyak dari kita yang akan memilh berdiri di pinggiran saja. Kita membiarkan iman kita hanya berada di permukaan, memilih sesuatu yang membuat kita nyaman saja. 

Tapi Tuhan tidak menghendaki kita hanya berada dalam iman yang dangkal saja. Melompat Ke dalam danau akan jadi pilihan terbaik, meskipun itu sulit pada awalnya. Hanya dengan berserah kepada Tuhan sebagai pusat hidup kita, kita bisa benar-benar bebas.

 

Hak cipta Ryan Duncan, disadur dari Crosswalk.com

Ikuti Kami