Dilecehkan Buatku Trauma Dengan Laki-laki - Ratna
Sumber: Jawaban.com

Milenial / 18 April 2022

Kalangan Sendiri

Dilecehkan Buatku Trauma Dengan Laki-laki - Ratna

Lori Official Writer
5079

Saya mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) selama bertahun-tahun. Bagi saya hidup ini harus diselesaikan dengan kekerasan, pahit hati, tidak bisa mengampuni, pendendam. Karena saya berpikir saya harus melakukan sesuatu untuk membalaskan sakit hati saya. Saya harus menghancurkan setiap laki-laki yang menghancurkan hidup saya. 

Di tengah kegaduhan dan masalah-masalah rumah tangga yang bertubi-tubi. Di situlah saya semakin tidak punya harapan lagi. Saya berpikir hidup ini gak ada gunanya. Malam itu, saya berdoa. Saya mulai mencari Tuhan karena saya berpikir hanya Tuhanlah satu-satunya yang bisa menolong saya.

Saya berdoa, “Kalau Tuhan ada buat saya, saya ingin bertemu Tuhan.” Akhirnya malam itu, ada satu suara. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya kepada saya. 

Sauara itu datang tiga hari berturut-turut. Akhirnya saya mencari seorang pendeta. Saya ingin bertanya siapakah Tuhan Yesus?

Akhirnya hamba Tuhan ini menolong saya, membimbing saya untuk saya lebih mengenal lagi siapakah Tuhan Yesus. Dan saya terus akhirnya belajar Alkitab dengan sungguh-sungguh dan dalam bimbingan hamba Tuhan ini saya boleh mengenal Tuhan Yesus Kristus.

 

Baca Juga:  Kisah Nyata Pria Yang Dilecehkan Saat Kecil dan Berakhir Jadi Waria

 

Dipulihkan Tuhan

Pengalaman buruk saya terhadap laki-laki, itu membuat saya sangat terpuruk dan mengalami tekanan batin. 

Mengampuni bukan perkara yang mudah. Saya membutuhkan orang lain. Saya membutuhkan hamba Tuhan. Saya membutuhkan firman Tuhan untuk menolong saya. Saya mengikuti retret. Saya mengikuti sekolah-sekolah healing. 

Di sana saya dipimpin, diajar, ditolong, didoakan, dan dilepaskan hal-hal di dalam diri saya ini boleh diberikan kepada Tuhan. Saya membutuhkan waktu cukup lama untuk melepaskan pengampunan, dan secara pribadi saya juga datang. 

Setiap hari saya datang kepada Tuhan. Saya menangis, saya minta tolong. Saya berdoa. “Tuhan tolong saya untuk saya boleh mengampuni. Ambil semuanya daripada saya. Saya ingin saya baik.”

Sampai satu hari saya membaca firman Tuhan tentang seorang murid yang bertanya kepada Tuhan. “Guru, berapa kali saya harus mengampuni? Sampai tujuh kali tujuh puluh.” Saya berpikir, bagaimana saya harus mengampuni? Saya tidak bisa mengampuni.

Waktu itu hidup saya penuh dengan kepahitan. Tetapi Tuhan seperti berbicara kepada saya, memberi rhema begini, “Kalau kamu sekarang mengikut Aku dan kamu mendapatkan sorga, beroleh hidup yang kekal dan kamu selamat. Apakah kamu layak untuk tidak mengampuni?”

Hal ini benar-benar membuatku berpikir sangat dalam. Sementara saya belum mampu mengampuni. Tetapi saya memilih berkata kepada Tuhan, “Tuhan saya mau. Tolong saya untuk mengampuni.”

Saya berdoa setiap malam. Saya berdoa dengan sungguh-sungguh. Saya berjuang, saya berdoa. Tiap malam saya bilang, ‘Tuhan tolong saya untuk mengampuni.” Sampai ada waktunya saya benar-benar dengan tulus mengampuni dan menerima diri saya ini apa adanya.

Saya menerima semuanya. Duka cita yang datang kepada saya, saya mau menerimanya karena firman Tuhan berkata kepada saya bahwa, “Engkau berharga di mataku. Engkau mulia. Aku mengasihimu.” 

Bagi saya lebih penting Allah yang berkata kepada saya daripada manusia. Bahwa saya ciptaan Allah. Allah berkata bahwa saya berharga, saya mulia dan Dia mengasihi saya. 

Sampai hari ini, saya bersyukur bisa mengampuni semua laki-laki yang sudah merusak hidup saya dan menerima diri saya.

 


Apakah kamu punya kisah perjalanan iman menemukan kasih Yesus? Atau kamu baru saja mengalami mujizat dan terobosan dalam hidupmu?  Yuk jadi berkat bagi orang lain dengan menjadi bagian dari pelayanan kami.

 

Yuk Bergabung

Sumber : Solusi TV | Jawaban.com
Halaman :
12Tampilkan Semua

Ikuti Kami