Jonathan Pitre, Remaja yang Tinggalkan Warisan Berharga Bagi Dunia Lewat Penyakitnya
Sumber: google.com

Kata Alkitab / 9 June 2021

Kalangan Sendiri

Jonathan Pitre, Remaja yang Tinggalkan Warisan Berharga Bagi Dunia Lewat Penyakitnya

Lori Official Writer
4518

Setelah berjuang mati-matian melawan penyakit epidermolysis bullosa (EB), sejenis penyakit langka yang menyebabkan kulit melepuh, robek dan menimbulkan luka, Jonathan Pitre pada akhirnya menyerah dengan kondisi komplikasi yang menyerang organ tubuhnya pada Rabu, 4 April 2018.

Jonathan didiagnosa penyakit EB sehari setelah lahir pada 2 Juni 2000. Seiring pertumbuhannya, dia kerap diasingkan oleh teman-teman sekolahnya. Penyakit EB membuatnya tak bisa melakukan apa-apa karena kulitnya rentan terobek dan terluka.

Menyadari kondisinya, Jonathan pun lebih sering menghabiskan waktu dengan hobinya menonton dan membaca hiburan berbau fiksi ilmiah dan juga menghabiskan waktu bersama keluarganya.

Suatu kali muncul pertanyaan tentang tujuan hidupnya yang sesungguhnya. Pada tahun 2012, dia menemukan jawaban untuk pertanyaan itu di konferensi EB di Toronto. Itulah saat pertama kali dia bertemu dengan anak-anak lain yang berjuang hidup karena penyakit serupa sepertinya.

“Aku pikir itu adalah titik balik dalam hidupku. Sebelum itu, aku tidak benar-benar memiliki tujuan hidup. Aku tak tahu untuk apa aku di sini…aku memahami bahwa peranku dalam hidup adalah menolong orang yang menderita penyakit EB,” ucap Jonatahan dalam sebuah kesempatan.

Sejak saat itu, Jonathan jadi duta besar untuk menolong anak-anak penderita EB di seluruh dunia. Dia rindu untuk menunjukkan kepada dunia kalau rasa sakit yang dialaminya benar-benar menyakitkan. Selama menjadi duta besar untuk EB, Jonathan sudah mengumpulkan sebanyak 200.000 dolar AS. Apa yang dilakukan Jonathan ini kemudian menjadi viral dan banyak dia mulai dikenal oleh banyak orang. Bahkan berbagai media kerap mempublikasikan tentang aksi sosial yang dilakukannya.

 

BACA JUGA: Didoakan Oleh Sang Ibu, Seorang Remaja di Missouri Hidup Lagi Setelah Mati 45 Menit!

Suatu kali, saat Jonathan masih berusia 16 tahun, dia pernah menyampaikan bahwa hal yang paling membuatnya bangga sebagai penderita EB adalah membuat dunia mulai sadar akan penyakit EB.

“Aku pikir kebanggaan terbesarku dari semua yang kami lakukan adalah membuat semua orang tahu tentang penyakit EB sekarang dibandingkan dengan apa yang mereka tahu saat aku masih baru lahir,” terangnya.

Saat masih hidup, satu-satunya impian yang dia ingin wujudkan adalah bisa bepergian untuk menyaksikan bintang. Bahkan dia pernah berkata bahwa anak-anak penderita EB yang mengakhiri perjuangan mereka melawan penyakit mematikan itu akan menjadi cahaya yang menerangi langit.

Ibunya Tina Bolileau pun percaya bahwa putranya itu sudah pergi dengan damai dan menjadi bintang yang bercahaya di langit. Bintang itu diberi nama Jonathan.

 

Bahan Renungan

Di dalam Alkitab kita banyak menemukan kisah tentang bagaimana orang-orang kusta dan menderita penyakit sampar diasingkan dari lingkungan masyarakat. Mereka takut penyakit yang sama akan tertular ke orang-orang di sekitarnya. Bayangkan kalau kita ada diposisi seperti salah satu penderita kusta itu atau seperti Jonathan yang diasingkan hanya karena penyakit yang kita tidak kehendaki menyerang tubuh kita.

Hanya satu pribadi yang justru mendekati orang-orang terbuang seperti ini yaitu Yesus. Dia malah menjamah sakit yang mereka derita dan menyembuhkan mereka dengan cara yang ajaib. Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi orang-orang yang berbeda dengan kita.

Pertanyaannya adalah apakah kamu perlu menjauhi orang-orang seperti Jonathan Pitre karena penyakitnya yang langka? Atau apakah kita justru merasa iba hati dan mengasihi dia seperti Yesus mengasihi orang-orang kusta itu?

Mari belajar bersikap lebih manusiawi dan mengasihi orang-orang yang terlahir dengan kelainan yang mereka miliki.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami