Ternyata Nonton Film Gak Bisa Asal Nonton, Tapi Pertimbangkan 4 Nilai-nilai Ini
Sumber: grid.id

News / 18 March 2022

Kalangan Sendiri

Ternyata Nonton Film Gak Bisa Asal Nonton, Tapi Pertimbangkan 4 Nilai-nilai Ini

Claudia Jessica Official Writer
4183

Kita hidup di zaman yang dibanjiri kecanggihan teknologi. Minat orang dalam menggunakan gadget pun terhitung tinggi. Dengan mudahnya akses yang diberikan di zaman sekarang, kita bisa menonton melalui gadget kita di mana saja dan kapan saja.

Mengesampingkan pertanyaan tentang apa efek teknologi ini pada kita secara neurologis, sangat penting bagi kesehatan jiwa kita bahwa, sebagai orang percaya, kita mengembangkan keterampilan kesadaran dan kebijaksanaan ketika kita menerima informasi yang datang kepada kita.

Mengapa demikian? Karena iblis bekerja dalam pikiran manusia seperti yang dijelaskan dalam 1 Petrus 5:8 “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”

Salah satu cara paling halus yang sering mempercayai sistem kepercayaan kita adalah melalui dunia hiburan. Kecerdikan manusia dipengaruhi oleh pandangan dunia.

Ketika kita menonton film, ada kecenderungan untuk membiarkan sisi analitis otak kita dimatikan. Tetapi dalam upaya untuk menemukan hiburan dan kesenangan, pembentukan sistem kepercayaan kita apa yang terjadi?

Ketika kita menikmati hiburan, kita harus waspada untuk memperhatikan perspektif apa yang sedang dimain dan membandingkannya dengan kebenaran Firman Allah. Jika kita menanggapi panggilan kita sebagai terang dan garam dunia (Matius 5: 13-14) dengan taat, maka kita harus memperlengkapi diri kita dengan Roma 12:2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Untuk mempraktikkan ini, tanyakan 4 pertanyaan ini saat kamu menonton film:

 

1. Apa kata film ini tentang Tuhan?

Ada begitu banyak film yang tidak membahas konsep keilahian. Namun, meskipun nama Tuhan tidak disebutkan, film tersebut masih dapat membuat ‘keyakinan’ yang memiliki kekuatan yang lebih tinggi.

Ada begitu banyak kepercayaan di dunia. Karenanya penting untuk kita mempelajari Tuhan yang sejati: Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah pencipta yang kekal, Hakim yang sempurna, Bapa yang peduli, Penolong sejati dan Imam besar.

 

2. Apa kata orang tentang kemanusiaan?

Ketika kamu mengamati jalan cerita, apa kesimpulanmu tentang sifat manusia dalam film tersebut? Apakah mereka baik atau jahat? Apakah manusia dipandang kuat atau lemah? Bandingkan hasil pengamatanmu dengan pandangan Alkitab tentang kemanusiaan.

Singkatnya, Alkitab memberi tahu kita bahwa Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya sendiri dalam bentuk pria dan wanita (Kejadian 1: 27), dan bahwa semua manusia adalah dilahirkan sebagai budak dosa tetapi dapat ditebus melalui kematian dan kebangkitan Kristus (Roma 5: 12 , 19).

 

Baca juga: Memilih Film Emang Nggak Mudah, Tapi 5 Film Kristen Ini Sangat Rugi Kalau Nggak Ditonton

 

3. Apa dasar untuk benar dan salah?

Pertanyaan ini berpusat pada standar moral yang menjadi dasar dalam film. Apakah benar atau salah? Jika ya, apa parameternya? Apakah itu didasari dengan norma budaya? Atau relatif terhadap keyakinan pribadi, atau mereka didasarkan pada standar yang ada di luar manusia?

Bagi orang percaya, Tuhan Sendiri adalah standar tertinggi untuk benar dan salah. “Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.” (Mazmur 119: 68) Ia mendefinisikan kebaikan, melambangkannya, dan mengajarkannya kepada kita melalui Firman-Nya (Mazmur 119: 105 ), Roh-Nya (Yohanes 14:26), dan hati nurani yang diberikan Tuhan (Roma 2:15).

 

4. Apa yang dikatakannya tentang tujuan kehidupan?

Kualitas atau prinsip apa yang disoroti film sebagai penting dalam kehidupan? Menemukan kebahagiaan? Jatuh cinta? Berbuat baik?

Dalam istilah kristen, kita sering menjawab pertanyaan ini dengan,

T: “Apa tujuan utama manusia?’

J: “Memuliakan Tuhan dan memberitakan Injil.”

Jadi, garis akhir orang Kristen adalah Tuhan.

Sebagaimana Firman Tuhan disebutkan dalam 1 Petrus 3:15 “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat.”

Mari kita lakukan pekerjaan yang baik untuk memperlengkapi diri kita dengan pikiran yang sehat.

 

Baca juga: Waduh, Natal Sebentar Lagi Tapi Malah Diserbu Film-film Bertema LGBTQ!

 

 

Sumber : crosswalk
Halaman :
1

Ikuti Kami