Dijuluki ‘Empowering People’, Demikian Ucapan Duka Dari Rekan Terdekat ke Raditya Oloan
Sumber: Jawaban.com

News / 7 May 2021

Kalangan Sendiri

Dijuluki ‘Empowering People’, Demikian Ucapan Duka Dari Rekan Terdekat ke Raditya Oloan

Lori Official Writer
4379

Pada 13 April 2021, saat masih menjalani perawatan, Raditya Oloan Panggabean menulis pesan terakhirnya tentang kondisi yang dialaminya. Dia mengingatkan bahwa segala sesuatu sesuai dengan waktunya Tuhan.

“Semua ada waktunya. Tapi semua waktu adalah pemberian dari Tuhan. Perhatikan bagaimana kita hidup dan menggunakan waktu untuk kemuliaan Tuhan,” tulis Radit lewat akun Instagramnya.

Siapa sangka ini jadi pesan terakhir darinya sebelum meninggal. 

Pesan yang sama juga disampaikan oleh rekan-rekan terdekatnya, salah satunya adalah Echa Soemantri. Setelah mengucapkan belasungkawa atas kepulangan Radit kepangkuan Bapa Surgawi, drummer kenamaan ini pun menyampaikan ucapan dukanya sekaligus rasa kagum yang mendalam kepada suami artis Joanna Alexandra itu.

“Selamat jalan Kak @radityaoloan. Kiranya pelayanan, penggembalaan yang selama ini dilakukan dan buah-buah yang ditanamkan membawa semakin banyak jiwa untuk mengenal kebenaran di dalam Tuhan,” tulis Echa.

 

Baca Juga: #RIP Raditya Oloan, Pendeta yang Radikal Jangkau Anak Muda Untuk Menjadi Utuh dan Asli

 

Bagi rekan-rekan lainnya, sosok Radit rupanya terbilang istimewa. Sebagai sesama pelayan anak muda, pendeta muda berambut gondrong ini dikenal dengan sikapnya yang kerap membangun semangat dan apa adanya. Tak heran jika dia dijuluki dengan ‘empowering people’.

Peter Kriss, salah satu rekan sekerja Radit dengan kagum menyampaikan hal tersebut. Lewat IG Story yang dibagikan, dia membenarkan jika Raditya Oloan merupakan sosok yang empowering people lantaran dia sendiri mengalaminya saat keduanya pertama kali bertemu beberapa waktu silam.

“Mungkin jika bukan karena ps Radit, saya sudah tidak di Jakarta. Saat itu saya merasa kiprah saya di Jakarta sudah selesai…Betul kata orang2 Radit itu Empowering People. Di saat yang lain sangsi, ps Radit memberikan kepercayaan untuk mengajar,” tulisnya di akun @peterskriss.

Dia pun turut berduka karena Pahlawan Iman yang dia baru kenal itu sudah menyelesaikan tugasnya di dunia. “Kau akan dirindukan dan tak akan mudah dilupakan. Daun-daun boleh berguguran tapi tunas-tunas MUDA pasti bersemi. Sampai bertemu lagi di kekekalan dalam tubuh kebangkitan Radit! Love you brother!” lanjutnya.

Rekan sepelayanan anak muda, Pendeta Christopher Tapiheru bahkan menuturkan kehilangan yang mendalam. Meski begitu, dia mengaku begitu bangga karena pernah melayani generasi bersama-sama.

"Gak pernah gw berhenti bangga bisa melayani generasi barengan ama loe Dit. Selalu gw ungkapin rasa bangga gw akan loe & @mudauntukindonesia ke siapapun yang bertanya: "di Jakarta lagi ada apa?" BAKALAN KANGEN BANGET SAMA LOE! Rest in Love pahlawan kesayangan dan kebangaan generasi @radityaoloa," tulis Pendeta Christopher.

Brian Siawarta, sosok pendeta muda yang cukup dekat dengan Radit juga sempat mengaku kaget dengan kabar duka yang dia dengar. Momen persahabatan bersama Radit adalah hal yang begitu berkesan bagi Brian. Dia mengaku jika pria berkacamata itu adalah sosok teman yang sangat menginspirasi. 

“Jarang gue ketemu orang dan langsung berasa kayak kita udah kenal dari orok! Baru kenal serasa udah kenal selamanya. Dan pasti kita akan teruskan selamanya juga! Brother pastor gondrongers @radityaoloan, THANK YOU for everything you’ve inspired, taught, supported and invested in my life. Buah gue akan selalu jadi buah loe juga. Someone once bilang “the best is yet to come” – I guess you best is here with you now,” tulis Brian di akun Instagramnya.

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Bukan hanya itu, musisi Barry Likumahuwa juga mengaku kehilangan yang mendalam. Dia mengaku begitu terinspirasi dengan hatinya bagi generasi. 

Rest in Love pastorbro @radityaoloan, Thank you for all you’ve done, terimakasih hati lo untuk generasi bro, you are truly an inspiration and you’ll truly be missed,” ungkapnya.

Sementara pendiri Yayasan Tangan Pengharapan Henny Kristianus juga merasakan kehilangan yang mendalam karena Radit merupakan teman seperjuangan dalam menjangkau generasi muda beberapa tahun belakangan ini. Dia pun berdoa supaya penghiburan dari Tuhan ada atas keluarga besar, istri dan anak-anak Radit.

“Terima kasih untuk semua karya buat TUHAN dan sesama…khususnya buat anak-anak muda. Respect! Berasa kehilangan teman seperjuangan untuk generasi ini. Semoga kami semua yang masih di bumi ini, bisa hidup lebih bijaksana. Berdoa pemeliharaan dan penghiburan dari TUHAN untuk keluarga besar, istri dan anak-anakmu. Stay strong @joannaalexandra. Sampai ketemu lagi di Sorga!” tulis Henny.

Bukan hanya ini, ada ribuan kalimat perpisahan yang berisi kekaguman kepada sosok pria kelahiran 1984 itu. Bahkan tak sedikit anak muda yang mengaku hidupnya berubah berkat setiap khotbah dan pengajaran yang disampaikan oleh Radit.

 

Baca Juga: Raditya Oloan & Joanna Alexandra: Kami Tidak Mau Seperti Laut Mati

 

Namun tak ada yang jauh lebih kehilangan dibandingkan dengan keluarganya sendiri. Jika Joanna dan anggota keluarga lainnya masih enggan untuk membagikan kehilangan yang mereka rasakan saat ini. Tidak dengan putra kedua Radit, Zeraiah Moria. Lewat akun Instagramnya @zeraiahmoria, dia mengungkapkan kemarahan sekaligus kebahagiaan atas kepergian sang ayah.

Dady has gone through enough pain, he is now in peace with God. Things to be mad about: my dad is not there to encourage me, I can’t watch movies and anime with him, and I won’t be able to stay up at night watching movies with him. Things I should be happy about: my dad is in peace and no more pain, God is still in my side forever and ever (Daddy sudah pergi melalui cukup rasa sakit. Dia sekarang sudah tenang bersama Tuhan. Hal-hal yang membuat marah: Daddyku gak lagi di sini untuk menyemangati aku, aku gak bisa nonton film dan anime bareng lagi, dan aku gak lagi bisa nonton film sepanjang malam bareng dia. Hal-hal yang harusnya membahagiakan: daddyku sudah tenang dan gak lagi ada rasa sakit, Tuhan akan selamanya bersamaku.)” tulis Zeraiah.

Kehilangan ini dirasakan oleh semua umat Kristen di Indonesia, khususnya generasi muda saat ini. Meskipun berat, mari mengingat bahwa setiap kebaikan dan benih kebenaran yang sudah ditaburkan oleh Radit akan terus tumbuh dan menghasilkan buahnya. Saat Tuhan mengambil, itu artinya tugas pelayanannya di dunia sudah selesai.

Bagi kita yang masih diberikan kesempatan hidup saat ini, mari meneladani dan menghidupi warisan iman yang sudah ditabur oleh Radit selama ini. Mari semakin mencintai Tuhan dan sesama secara utuh dan asli, sebagaimana Radit menghidupi hal itu semasa hidupnya.

 

"Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." - 2 Timotius 4: 7

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami