Sikap Rasis di Tengah Perbedaan, Apa Kata Alkitab Soal Hal Ini?
Sumber: sciencenewsforstudents

Kata Alkitab / 2 May 2021

Kalangan Sendiri

Sikap Rasis di Tengah Perbedaan, Apa Kata Alkitab Soal Hal Ini?

Lori Official Writer
7064

Di Amerika, sentimen antara kulit putih dan hitam sempat menjadi masalah yang cukup serius. Bertahun-tahun lamanya masyarakat keturunan kulit hitam harus berjuang mendapatkan hak kesetaraan mereka seperti kulit putih. Setelah mengorbankan ribuan nyawa, perjuangan itu pada akhirnya menghasilkan buah yang manis. Bertahun-tahun setelahnya, sikap rasis terhadap kulit hitam bahkan dilindungi oleh undang-undang.

Meski begitu, sentimen ini rupanya masih terus muncul. Bahkan sampai hari ini, Amerika Serikat ditodong dengan serangkaian serangan kriminalitas bermotif sentimen ras serta agama.

Namun jika jauh ditelusuri dari kisah Alkitab, rupanya hal ini sudah terjadi sejak beraba-abad silam.

Di Perjanjian Lama, misalnya, dituliskan bahwa rasisme setara dengan perbudakan. Menurut pengertiannya, rasisme adalah sistem kepercayaan atau doktrin yang menganggap bahwa ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras lain yang dianggap lebih rendah.

Rasisme pun menjadi faktor pendorong diskriminasi sosial, segregasi dan kekerasan rasial, termasuk genosida.

Di dalam Alkitab tindakan ini bisa dibaca dalam Keluaran 21: 20-21.

“Apabila seseorang memukul budaknya laki-laki atau perempuan dengan tongkat, sehingga mati karena pukulan itu, pastilah budak itu dibalaskan. Hanya jika budak itu masih hidup sehari dua, maka janganlah dituntut belanya, sebab budak itu adalah miliknya sendiri.”

Jadi gak mengherankan kalau di negara-negara Timur Tengah saat ini tindakan perbudakan dianggap lazim. Karena Alkitab sendiri menuliskan tentang apa yang dialami oleh seorang budak.

Di Israel, budak dianggap sebagai barang yang bia dibeli dan dijual (Keluaran 21: 32). Orang Ibrani harus menjadi seorang budak tidak lebih dari enam tahun (Ulangan 15: 12). Saat tahun Yobel tiba, maka para budak akan bersukacita karena tahun yang muncul setiap empat puluh sembilan tahun itu adalah momen dimana mereka bisa bebas dari perbudakan di Israel (Imamat 25: 50).

 

Baca juga: Hati-hati Pakai Sosial Media, Yuk Berkaca Dari Kasus Rasisme Natalius Pigai Ini

 

Di jaman itu, seorang budak melakukan pekerjaan kasar meskipun mereka adalah seorang dokter, perawat, orang-orang berpendidikan dan bahkan juru kelola keuangan. Uniknya, ada banyak orang di masa itu yang menjual diri mereka sebagai budak untuk mengubah kehidupan mereka.

Tapi gak bisa dipungkiri ada banyak budak yang dilecehkan secara fisik, seksual dan sosial.

 

Di Perjanjian Baru Perbudakan Dihapuskan

Kisah manusia dimulai dari Kejadian 1, dimana Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya. Setiap orang diciptakan secara sengaja oleh Tuhan karena itulah dia dianggap berharga. Dasar inilah yang harusnya membuat kita sadar bahwa perbudakan atau rasisme dalam bentuk apapun harus ditolak.

Ada lima alasan kenapa rasisme dianggap tidak pantas oleh Alkitab Perjanjian Baru.

 

Pertama, kita semua diciptakan sama oleh Tuhan.

Kisah manusia dimulai dari Kejadian 1 dimana Tuhan menciptakan manusia menurut gambarNya (Kejadian 1: 27).

Setiap orang dirancang Tuhan sesuai dengan tujuannya. Karena itu gak ada hak seseorang untuk menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain bahkan yang berbeda ras sekalipun.

 

Kedua, kita semua adalah keturunan dari orangtua yang sama.

Setiap orang adalah keturunan Adam dan Hawa (Kejadian 1: 28). Sama seperti disampaikan oleh Tuhan sendiri bahwa Dia menjadikan setiap orang dari berbagai bangsa untuk hidup bersama di bumi (Kisah Para Rasul 17: 26). Karena air bah, semua umat manusia bisa mencari tahu asal usul nenek moyangnya (Kejadian 9: 1).

 

Ketiga, setiap orang sama berharganya di mata Tuhan.

Paulus menyampaikan dengan berani bahwa ‘Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani. Tidak ada hamba dan orang merdeka. Tidak ada laki-laki dan perempuan, karena semua adalah satu di dalam Kristus (Galatia 3: 28).

Paulus menyampaikan hal ini karena saat itu orang Yahudi mengalami rasisme dari orang Yunani.

Di cerita selanjutnya, bangsa-bangsa lain menganiaya orang Yahudi di hampir sepanjang sejarah mereka. Orang Yahudi diperbudak oleh orang Mesir, diserang oleh orang Kanaan dan suku-suku lain di sekitarnya, dihancurkan oleh bangsa Asyur, diperbudak oleh Babel dan diduduki oleh Persia, Yunani dan Roma.

Ucapan Paulus ini menjadi pernyataan revolusioner yang mengubah cara pandang bangsa-bangsa di jaman Perjanjian Baru. Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang yang melakukan tindakan rasis tidak pantas dan berdosa. Tuhan menciptakan kita untuk saling mengasihi.

“dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.” (Kolose 3: 11)

 

Baca juga: Begini Cara Jokowi Redam Kasus Rasis Warga Papua, Semoga Indonesia Tetap Aman Ya!

 

Keempat, setiap orang berhak menerima keselamatan di dalam Kristus.

Allah mengasihi semua orang berdosa karena itulah Dia mau memberikan hak untuk memperoleh keselamatan di dalam Kristus.

Seperti yang disampaikan Paulus, Tuhan berhasrat untuk menyelamatkan semua orang dalam kebenaran (1 Timotius 2: 4).

Yesus adalah jalan perdamaian yang disediakan Allah atas dosa-dosa kita dan bukan hanya untuk dosa kita, tapi juga untuk dosa seluruh dunia (1 Yohanes 2: 2).

Petrus memberitahukan semua orang percaya Yahudi bahwa Allah sendiri tidak membedakan antara orang Yahudi dan yang bukan Yahudi. Karena di dalam Kristus, tak ada perbedaan yang bisa menghalangi seseorang memperoleh kasihNya.

 

Kelima, semua orang berharga di surga.

Yohanes diberikan visi untuk menyaksikan kondisi di dalam surga. Dia mendapatkan penglihatan bahwa ada begitu banyak orang dari berbagai bangsa tinggal di sana. Dan bersama-sama berdiri menghadap tahta anak domba, berpakaian jubah putih dan memegang ranting palem di tangan mereka (Wahyu 7: 9).

Jadi, sama seperti yang disampaikan oleh Paulus bahwa tindakan rasisme dalam bentuk apapun yang terjadi saat ini sama sekali tidak dibenarkan menurut Alkitab. Karena setiap orang sama dihadapan Tuhan dan berhak mendapatkan perlakuan yang sama.

 

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami