Disakiti Bapak Buatku Pengen Habisi Nyawanya – Parningotan Manullang
Sumber: Jawaban.com

Family / 13 April 2021

Kalangan Sendiri

Disakiti Bapak Buatku Pengen Habisi Nyawanya – Parningotan Manullang

Lori Official Writer
4270

Namamu Parningotan Manullang. Sejak kecil, aku sudah tidak mendapat perhatian dari orangtua. Inilah yang membuatku tumbuh jadi anak nakal, seperti suka mencuri barang orang lain.

Suatu kali, aku kedapatan mencuri. Perbuatanku diketahui oleh bapak dan tanpa bertanya dia langsung menghajarku.

Sejak saat itu rasa benciku ke bapak makin bertambah. Bukan saja gak dapat kasih sayang atau perhatian tapi di mataku tindakannya tidak menunjukkan sebagaimana laiknya seorang ayah yang baik. Jadi aku mulai memendam kebencian di dalam hatiku dan berjanji suatu saat aku akan balas perbuatan bapak. Aku gak bisa diam seperti ini terus, aku harus ambil sikap untuk membalas kelakuan keras bapak.

 

Hajar Bapak

Suatu kali, ibu menyuruhku memanggil bapak yang kerjaannya setiap hari nongkrong minum dan mabuk di kedai tuak. Setiba di sana, bukannya disambut dengan baik, bapak malah membentakku dan menyuruhku pulang.

Kelakuan bapak benar-benar membuatku malu. Apalagi waktu itu dia pulang ke rumah dalam keadaan mabuk berat dan mulai marah-marah ke ibu. Aku yang mendengar keributan tak lagi sanggup menahan diri dan langsung menghajar bapak. 

Pukulan demi pukulan kulayangkan ke bapak tanpa henti. Aku bahkan berucap supaya bapak mati saja karena hanya bikin malu keluarga. Waktu itu, aku hanya berpikir kalau lebih baik gak punya bapak daripada punya bapak seperti dia.

 

Melarikan Diri

Kejadian itu membuatku harus meninggalkan rumah dan melarikan diri. 

Untuk sementara waktu aku tinggal di rumah paman. Pada akhirnya dia tahu kalau aku baru saja menghajar bapak dan kabur. Waktu itulah paman menasihati kalau aku gak seharusnya merancang niat jahat untuk membunuh bapak.

Paman sendiri mengingatkanku soal rasa hormat yang harusnya aku taruh kepada kedua orangtuaku, khususnya kepada bapak. Seperti yang diperintahkan Tuhan dalam titah ke-5 untuk selalu menghormati orangtua. 

Dia juga menasihati aku untuk kembali pulang dan minta maaf kepada bapak dan ibu. Waktu mendengar nasihat itu, aku pun merasa menyesal dan bersalah. Dalam pikiranku aku bertanya, “Apa Tuhan bisa mengampuniku sekalipun aku sudah jadi anak durhaka?”

 

Baca Juga: Kerap Bersikap Kasar, Tangan Asni Dipotong Suami Sendiri

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA -->

Mengampuni Orangtua

Aku pun pulang ke rumah dan mendapat kabar kalau rupanya bapak sudah berubah. 

Tapi setelah beberapa hari, hubunganku dengan bapak masih biasa-biasa saja. Sampai akhirnya aku ikut dalam sebuah ibadah. Di sana, aku mendengar firman Tuhan yang menasihati  kembali tentang apa yang harusnya dilakukan oleh seorang anak kepada orangtuanya. Pemimpin ibadah waktu itu bilang supaya sebagai seorang anak, kita harus hormat ke orangtua.

Waktu dengar firman itu, aku merasa sangat jahat karena aku sudah berencana untuk menghajar dan menghabisi bahkan berkelahi dengan bapak sendiri. Aku benar-benar hancur, malu dan menyesal. Dalam hati aku bilang, “Tuhan ampuni aku. Aku gak mau hidupku seperti ini. Aku mau jadi seorang anak yang baik. Sebenarnya akum au hubunganku dengan bapak itu baik.”

 

Baca Juga: Belajar Ilmu Hitam Karena Pengen Habisi Nyawa Mama – Lea Tikoalu

 

Pikiran Diubahkan

Berkat firman tersebut, pikiranku diubahkan sepenuhnya. Hatiku juga dijamah untuk mau rendah hati dan mau bersikap sebagaimana seorang anak yang baik. 

Tindakan inilah yang aku mulai lakukan. Sepulang dari ibadah, keesokan harinya waktu bapak pulang kerja aku mulai memberanikan diri menyambut, melayani dan memberi minum. Walaupun waktu itu gak ada komunikasi atau ucapan sepatah katapun. Tapi aku tunjukkan kalau aku sudah berubah dan gak bikin masalah dan berontak lagi dan itu aku terus lakukan.

Perubahan yang aku alami itu akhirnya jadi jembatan rekonsiliasi antara aku dan bapak. Sebagai anak aku mengakui semua kesalahanku ke bapak secara pribadi dan mengejutkannya rupanya bapak juga melakukan hal serupa. Untuk kali pertama, bapak meminta maaf atas semua kesalahan yang dia sudah lakukan. 

Pemulihan inilah yang membuatku mantap untuk melangkah dan mengejar masa depan ke ibu kota. Sebelum aku berangkat, bapak secara pribadi melepaskan berkat untukku dan memberangkatkanku dengan sukacita. 

Jauh di dalam lubuk hatiku, untuk pertama kalinya aku benar-benar bangga dan menghargai bapak. Aku tahu bapak sudah berjuang mati-matian buat kami. Komunikasi yang kurang baiklah yang sebenarnya membuat kami harus menempuh jalan masing-masing dan gak saling memahami. 

Syukurnya, Tuhan pada akhirnya memulihkan hubungan kami. Apa benar-benar menyesal dengan semua yang aku lakukan ke bapak. Sebagai seorang anak, akulah yang harusnya berubah dan mengerti apa harapan mendalam dari orangtua. Jadi akulah yang salah karena dulu suka membangkitkan amarah orangtua. Seharusnya akulah yang harus berubah, bukan bapak. Karena bapak itu sebenarnya bukan orang yang jahat.

“Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.” (Keluaran 20: 12)

 

 

Apakah kamu butuh dukungan doa? Hubungi SAHABAT 24 kami melalui kontak Whatsapp 0822 1500 2424 atau klik link doa ini https://bit.ly/yjInginDidoakan.

Sumber : Solusi TV | Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami