Kontroversi! Hasil dari Nazar Yefta Memiliki 2 Versi, Mana yang Benar?
Sumber: jawaban.com

Fakta Alkitab / 4 April 2021

Kalangan Sendiri

Kontroversi! Hasil dari Nazar Yefta Memiliki 2 Versi, Mana yang Benar?

Claudia Jessica Official Writer
7662

Dilema atas nazar yang diucapkan Yefta

Kemenangan yang Yefta dapati rupanya harus diterima dengan kesedihan karena nazarnya yang mengatakan, Apa yang keluar dari pintu rumahku, aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran."

Rupanya nazar tersebut mendatangkan pilu atasnya. Sebenarnya Yefta ingin seorang laki-laki menyambutnya ketika ia pulang. Orang itu mungkin ajudannya, kepala rumah tangganya, atau penjaga rumahnya. Namun ia bersedih karena anak perempuan satu-satunya yang Yefta sayangi justru yang menyambut kepulangannya.

Dalam kepiluhan hatinya, Yefta lalu merobek pakaiannya dan menyayangkan nazar yang pernah ia ucapkan pada anaknya, karena anak itu adalah anak satu-satunya yang Tuhan karuniakan baginya. Namun, anak perempuan itu dengan ikhlas ingin menggenapi nazar sang Ayah. Lalu bagaimana nasibnya, apakah anak itu menjadi korban bakaran?

 

Baca juga: Dapatkah Seorang Pelacur Menjadi Pahlawan Iman? Inilah yang Dilakukan Oleh Rahab!

 

Nasib anak perempuan Yefta memiliki dua versi

Ada 2 versi yang berbeda tentang kelanjutan kisah anak perempuan Yefta. Versi pertama menyatakan bahwa anak itu akhirnya dipersembahkan menjadi korban bakaran. Walaupun Sebenarnya Yefta bisa membayar pengganti pengorbanan anaknya itu dengan uang (Im. 27:1-8) tetapi Yefta tidak melakukannnya. Bagi Yefta nazar itu harus dipenuhi, dan hal itu memang dilakukan olehnya.

Namun versi yang berbeda, ditulis oleh E. W Bullinger dalam bukunya yang berjudul Great Cloud of Witnesses in Hebrews 11. Beliau menerjemahkan nazar itu digenapi namun bukan sebagai korban bakaran melainkan hidup selibat atau tidak pernah “mengenal laki-laki” (Hakim-hakim 11:39).

Itu artinya bahwa hidup anak perempuan itu didedikasikan untuk selibat seumur hidupnya dengan tidak menikah dan menjadi nabiah di rumah Tuhan. Seperti Hana yang mempersembahakan samuel kepada Tuhan sebagai korban nazarnya. (1 Samuel 1: 11)

Yang berarti anak dari Yefta tidak akan memberi keturunan baginya. Karena Yefta hanya memiliki seorang anak tunggal (Hakim-Hakim 11: 34). Hal inilah yang membuat seorang Yefta meratap dan berkata "Ah, anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh dan engkaulah yang mencelakakan aku; aku telah membuka mulutku bernazar kepada TUHAN, dan tidak dapat aku mundur.” (Hakim -Hakim 11: 35)

Kisah Yefta mengajarkan kita untuk berhati-hati sebelum mengucapkan sesuatu, terutama dalam hal berjanji atau nazar. Yefta juga mengajarkan kita bahwa setiap nazar yang kita ucapkan harus digenapi.

 


Jangan biarkan artikel ini berhenti di kamu terasa diberkati! Bagikan juga kepada teman-temanmu agar dapat memberkati mereka dengan pengetahuan baru! Selain itu, kamu juga bisa menjadi berkat bersama kami dengan mendukung jawaban.com untuk terus memproduksi konten-konten baru setiap harinya.

Kamu bisa menjadi mitra CBN dengan melakukan donasi sebesar 50 ribu dalam sekali pemberian atau setiap bulan. Kabar baik bagi kamu kamu yang berdonasi sebesar 250 ribu setiap bulan, akan mendapatkan bonus berupa kaos polo, atau mug selama persediaan masih ada.

Selain itu, jika kamu sudah berdonasi selama 3 bulan berturut-turut, kamu bisa mengikuti webinar-webinar lain yang akan diadakan oleh CBN. Jika kamu tergerak untuk bergabung, DAFTARKAN DIRIMU DI SINI.

Sumber : jawaban.com
Halaman :
123Tampilkan Semua

Ikuti Kami