"Buat mama dan papa, yang kulakukan ini bukan yang terbaik ma, pa. Tapi aku capek dengan semua ini, ada banyak omongan orang. Jadi aku minta ma, pa, jangan pindah dari gereja ini dan jangan jual rumah kita. Ini hp buat bapa nanti diperbaiki," demikian isi surat tersebut.
Jemaat dan warga sekitar pun tak menyangka bahwa SS sedang memiliki masalah atau mengalami tekanan mental, sebab calon pendeta dari sebuah STT di Jakarta itu dikenal ceria dan mudah bergaul. Bahkan menurut Bilmar, sehari sebelumnya SS masih beraktifitas seperti biasa.
"Sebelum meninggal, hari Senin (22/3/2021), SS sempat menyemprot rumput di sekitar pekarangan GBI Silaoinan. Tapi apa masalah utama kenapa dia mau bunuh diri, kami tidak tahu. Memang ada informasi kedua orang tuanya mau pindah ke Desa Matobe dan mau menjual rumahnya di Dusun Trans Pumagirat," jelas Bilmar.
Polisi Nyatakan Kejadian Murni Bunuh Diri
Menurut pihak kepolisian, kematian SS murni dikarenakan bunuh diri sebab tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
“Kalau dilihat tanda-tanda murni bunuh diri sebab tidak ditemukan kekerasan di tubuh korban. Hasil visum murni bunuh diri,” demikian pernyataan Kapolsek Sikakap AKP Tirto Edhi.
Walau demikian pihak kepolisian menyatakan bahwa mereka masih menyelidiki kasus tersebut.
Duka mendalam tentu dialami oleh keluarga korban dan jemaat yang ditinggalkan. Kejadian ini mengingatkan kepada kita untuk perduli kepada orang-orang sekeliling kita, sehingga mereka tidak merasa putus asa atau merasa sendiri menghadapi masalah. Tetapi jika Anda membutuhkan seseorang yang mau menjadi pendengar Anda dan dukungan doa, hubungi SAHABAT24, https://bit.ly/InginDidoakan .
BACA JUGA :
SAHABAT 24 Jadi Saksi Hidup Rini Diselamatkan Dari Niat Bunuh Diri
Bagi Hosea, SAHABAT 24 Bagaikan Pintu Terbuka yang Gagalkan Niatnya Bunuh Diri
Sumber : Berbagai Sumber