Fakta Kelainan Hipospadia yang Ubah Mantan Atlet Voli Aprilia Manganang Jadi Laki-laki
Sumber: Dream

Health / 11 March 2021

Kalangan Sendiri

Fakta Kelainan Hipospadia yang Ubah Mantan Atlet Voli Aprilia Manganang Jadi Laki-laki

Lori Official Writer
1472

Baru-baru ini jagat media dihebohkan oleh kabar perubahan jenis kelamin mantan atlet voli putri Aprilia Manganang. Faktanya, dia tengah menjalani operasi akibat kelainan sistem reproduksi atau Hipospadia yang dialaminya sejak lahir. 

Istilah ini mungkin masih asing kita dengar. Jadi mari kasus mengenal kasus kelainan Aprilia Manganang ini lebih detail.

Buat kamu yang masih belum paham apa itu Hipospadia, yuk baca penjelasan di bawah ini.

Pengertian

Hipospadia atau Hypospadias adalah kelainan lahir pada anak laki-laki dimana pembukaan uretra (saluran pembuangan urin dari kandung kemih) tidak di bagian ujung penis.

Kelainan ini, umumnya dialami anak laki-laki saat dalam usia kandungan 8-14 minggu. Di minggu-minggu inilah proses pembentukan uretra terbentuk menjadi tidak normal. Namun perlu diketahui jika tingkat kelainan ini bisa berbeda-beda pada setiap anak, ada yang ringan sampai cukup parah.

Gejala Hipospadia

Pada umumnya, kelainan uretra bisa terletak dalam kepala penis, ada juga di tengah dan pangkal penis. Namun kasus yang tergolong jarang adalah ketika uretra terletak di dalam atau bagian bawah skrotum.

Kondisi uretra yang tidak normal ini umumnya akan membuat anak laki-laki kesulitan buang air kencing. Karena Hipospadia membuat bentuk penis melengkung. Sehingga anak laki-laki harus buang air kecil dengan posisi duduk.      

Penyebab Hipospadia

Kasus kelainan Hipospadia terbilang langka karena hanya terjadi kepada 1 dari 200 anak saja. Penyebabnya pun kebanyakan terjadi karena faktor genetik dan lingkungan.

Saat alat genital laki-laki berkemban, biasanya hormon tertentu akan merangsang pembentukan uretra dan kulup. Namun saat fungsi kerja hormon terganggu, uretra pun akan berkembang tidak normal.

Selain itu, sejarah keluarga, usia ibu saat mengandung dan paparan zat tertentu selama kehamilan juga sangat mungkin menyebabkan kelainan ini.

Seperti dikutip dari laman CDC, dalam beberapa tahun terakhir ini sebuah temuan memastikan beberapa faktor penyebab Hipospadia pada anak laki-laki, diantaranya:

1. Usia dan berat. Ibu yang berusia 35 tahun atau lebih dan memiliki berat badan berlebih memiliki risiko melahirkan bayi dengan hipospadia.

2. Perawatan kesuburan. Wanita yang menggunakan teknologi reproduksi berbantuan untuk membantu kehamilan ditemukan berisiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan Hipospadia.

3. Hormon tertentu. Wanita yang mengonsumsi hormone tertentu sebelum atau selama kehamilan terbukti memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan Hipospadia.

Diagnosa Hipospadia 

Pada umumnya, kelainan ini bisa didiagnosa saat bayi lahir. Pemeriksaan Hipospadia merupakan bagian dari pemeriksaan wajib pada bayi yang baru lahir.

Untuk mengidentifikasi masalah inipun sangat mudah. Tim medis hanya perlu memperhatikan posisi uretra di bagian alat genital anak laki-laki.

Saat dokter menemukan kasus itu terjadi kepada anak bayi, biasanya mereka akan mengarahkan pemeriksaan kepada ahli urologi anak. Sehingga kelainan bisa diperbaiki dengan prosedur yang tepat.

Cara Pengobatan Hipospadia

Satu-satunya cara menangani kelainan genital ini adalah dengan memperbaiki posisi uretra melalui pembedahan. Anak bisa menjalani pembedahan korektif saat anak berusia minimal enam bulan. 

Namun bukan berarti pembedahan ini tidak bisa dilakukan kepada orang dewasa. Dalam berbagai kasus Hipospadia, tim medis akan melakukan prosedur sesuai dengan rentang usia pasien. Jadi perbaikin dalam kasus Hipospadia bisa dilakukan kepada semua kalangan usia. Walaupun sangat dianjurkan menanganinya lebih dini.

Apakah kamu mengenal seseorang yang mengalami kelainan semacam ini? Silahkan bagikan informasi berikut supaya mereka bisa menangani kondisinya dengan tepat. Dan jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada orang-orang yang kamu kenal.

Sumber : CDC | Mayoclinic
Halaman :
1

Ikuti Kami