Saat Anak Alami Trauma, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal Ini…
Sumber: Orami

Relationship / 14 May 2022

Kalangan Sendiri

Saat Anak Alami Trauma, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal Ini…

Lori Official Writer
4224

Banyak anak mengalami trauma akibat banyak faktor di sekitarnya. Bisa trauma secara psikis maupun fisik. Salah satu contohnya adalah trauma akibat perlakuan bullying oleh teman-teman sekolahnya atau di lingkungan tempat tinggalnya. Sementara secara psikis trauma anak bisa muncul dari kejadian-kejadian buruk di sekitarnya, misalnya bencana alam maupun tindakan kejahatan.

Saat anak mengalami trauma tertentu, dia akan hidup dengan kenangan atau perasaan takut seumur hidupnya jika tidak segera ditangani dengan tepat. Karena itulah penting sekali bagi semua orangtua untuk bisa mendeteksi apakah anak sedang menyimpan trauma tertentu dan sulit untuk mengungkapkannya kepada orang lain.

Pendekatan orangtua sangat membantu anak untuk menenangkan rasa takut mereka, menciptakan rasa nyaman dan aman serta mencegah dampak trauma jangka panjang. Untuk itulah, orangtua perlu melakukan 5 hal ini saat mendapati anak berjuang dengan suatu trauma.

1.  Ajak Anak Untuk Terbuka

Gak bisa dimungkiri, anak-anak yang mengalami trauma akan cenderung merahasiakan keadaan mereka. Hal ini bisa dipicu oleh rasa malu dan takut. Anak-anak korban pelecehan seksual, kebanyakan akan merahasiakan perlakuan yang mereka terima karena anak berpikir jika itu adalah hal yang akan merusak hidupnya selamanya. 

 

Baca Juga: 5 Tanda Anak Kurang Kasih Sayang dan Perhatian Orang Tua

 

Akibatnya, anak akan mencoba untuk menyembunyikan pengalaman-pengalaman buruk tersebut hingga membuat mereka merasa tidak layak dan bahkan berpikir untuk mengakhiri hidup tanpa seorangpun yang tahu.

Karena itulah penting bagi orangtua untuk mengenali emosi anak. Ketika karakter anak mulai berubah, lebih cenderung mengurung diri sendiri atau tidak terlalu banyak bicara, ini bisa jadi tanda-tandanya. 

Jadi segeralah mengambil waktu untuk berbicara dengan anak. Posisikan diri sebagai seorang sahabat yang hadir untuk mendengar dan membantu. Tentunya tanpa paksaan atau desakan. Ini adalah satu-satunya cara bagi seorang anak yang mengalami trauma bisa menjadi lebih terbuka dan membagikan pengalaman buruknya.

2. Berikan perhatian dan rasa cinta untuk anak.

Beri tahu anak bahwa dalam kondisi apapun dia, dia tidak ditinggalkan dan sendiri. Tunjukkan bahwa orangtua selalu mendukung dan mengasihi mereka apa adanya. Jika kata-kata terasa sulit untuk diungkapkan, cobalah menyampaikan rasa cintamu melalui tulisan. 

Anak-anak traumatis biasanya akan dihantui pikiran tentang peristiwa yang mereka alami. Sehingga membuat mereka kehilangan citra dirinya yang sebenarnya. Karena itu, bangunlah kembali citra diri tersebut dengan menghadirkan kembali kasih yang hangat dan nyata. Bahkan dengan menyediakan waktu untuk anak mengungkapkan rasa sakit, ketakutan dan rasa tidak nyamannya sudah menjadi bukti kasih terdalam orangtua kepada anak.

 

Baca Juga: Marah Bisa Menimbulkan Trauma Pada Anak Lho.. Gimana ya Cara Marah yang Aman?

 

3. Hadapi masalah anak dengan bijaksana.

Ada banyak anak yang memilih tidak mau terbuka akan trauma mereka karena takut jika orangtuanya akan melakukan tindakan tidak bijaksana. Seperti menceritakan masalah tersebut kepada orang lain atau dengan penuh kemarahan mencoba untuk mendapatkan keadilan. 

Tentu saja anak tidak ingin masalahnya menjadi konsumsi publik. Karena itu, jadilah orangtua yang bijaksana. Pastikan masalah tersebut bisa ditangani dengan langkah yang tepat. Misalnya saja, membawa anak ikut terapi psikologi (jika memang diperlukan) atau menuntaskan masalah tersebut dengan jalur yang tepat. 

4. Rawat dan tinjau keadaan anak setiap hari.

Menghilangkan rasa trauma membutuhkan waktu yang cukup lama. Anak butuh waktu untuk berdamai dengan sumber trauma maupun dengan dirinya sendiri.

Dalam hal ini, orangtua harus berperan aktif untuk mendampingi anak melewati masa-masa menyakitkan tersebut. Rawatlah anak dengan penuh kasih dan tinjau perkembangannya setiap hari. Secara berkala, ajukanlah pertanyaan-pertanyaan berikut: Bagaimana perasaanmu hari ini dalam skala 1 sampai 10? Maukah kamu berdoa supaya Tuhan memberimu sukacita dan damai sejahtera? Apa yang kamu butuhkan hari ini untuk melupakan masa-masa itu?

Ini adalah hal sederhana yang anak sangat membantu anak untuk lebih cepat sembuh.

 

Baca Juga: Ternyata Ini Dampak Buruk Saat Seseorang Alami Pecehan Seksual di Masa Kecil…

 

5. Bangkitkan semangatnya dengan harapan serta impian yang baru.

Sangat penting bagi anak yang mengalami trauma bahwa mereka adalah pribadi yang berharga dan dikasihi. Mereka harus menyadari bahwa apa yang terjadi kepadanya bukanlah kesalahannya. 

Masa depannya masih panjang. Yakinkan anak bahwa dia harus bangkit dan terus maju untuk mencapai tujuan yang Tuhan sudah rancangkan atas hidup mereka. 

Jadi, tawarkanlah harapan dan impian baru untuk masa depannya. Sehingga dia tidak hidup berdasarkan masa lalu, melainkan masa sekarang dan yang akan datang.

Bagi para pembaca yang mungkin sebagian besarnya adalah orangtua perlu menganggap serius persoalan traumatis yang dialami anak. Karena ada begitu banyak faktor yang bisa membuat anak trauma dan merasa kehilangan seluruh masa depannya. 

Jika kamu adalah salah satu orangtua yang masih kesulitan untuk membantu anak untuk keluar dari traumanya, kami menyediakan layanan doa & konseling SAHABAT 24. Kamu bisa menghubungi tim konselor kami dan mereka akan membantumu bukan saja hanya sekadar memberikan solusi, tetapi juga membantumu dalam menyelesaikan persoalan yang sedang kamu hadapi. 

Bagi kamu yang tergerak untuk mendapatkan doa dan bimbingan, silahkan klik link https://bit.ly/InginDidoakan 

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami