Meski Patah Tulang Belakang, Laura Aurelia Dinda Justru Bisa Raih Juara Dunia
Sumber: Jawaban.com

Milenial / 16 February 2021

Kalangan Sendiri

Meski Patah Tulang Belakang, Laura Aurelia Dinda Justru Bisa Raih Juara Dunia

Lori Official Writer
2075

Manusia gak pernah bisa menyelami rencana Tuhan. Sekalipun rencana hidup kita bahkan terlihat sempurna dan baik, rencana itu bisa saja berubah di pertengahan jalan. Karena rencana Tuhan jauh lebih besar.

Inilah kisah perjalanan hidup Laura Aurelia Dinda, atlet renang yang sudah menyabet beragam prestasi di usianya yang masih belia. 

Perempuan yang akrab disapa Dinda ini mengaku sejak kecil orangtuanya sudah mengarahkan dia menjadi atlet renang. Jadi tak heran jika hari-harinya selalu dipenuhi dengan latihan dan latihan. Ajang demi ajang renang pun sudah diikutinya, termasuk rencana untuk mengikuti ajang POPDA Jateng pada tahun 2015 silam.

Sebagai atlet, Dinda pun begitu getol berlatih sebagai persiapan mengikuti POPDA Jateng tersebut. Tapi siapa sangka, sebuah kejadian kecil yang terjadi menjelang lomba justru mengubah seluruh rencananya.

“Saya emang udah latihan terus-terusan untuk lomba itu. Jadi saya ikut lomba di sana, ternyata H-1 lomba, saya kepeleset di kamar mandi. Abis itu sih ngak papa, masih lomba, masih menang, masih dapat medali waktu itu,” ungkap Dinda.

Sebulan telah berlalu. Kala itu, Dinda hanya mencoba untuk meraih ponsel yang ditaruhnya di bagian kaki dan mulai melakukan satu gerakan. Siapa sangka jika gerakan tersebut justru menyebabkan kerusakan yang fatal di bagian tulang belakangnya pasca terpeleset di kamar mandi.

“Ternyata gerakan itu menjadi salah satu penyebab dimana tulang yang waktu itu kepeleset, jatuh, yang udah remuk, itu tulangnya misah semua. Dan saya nggak bisa jalan dari momen dimana saya ngambil HP,” jelasnya.

 

Patah Tulang Belakang

Dinda baru mengetahui kondisi yang dialaminya setelah hari ketiga. Dia didiagnosa mengalami patah tulang belakang, yang artinya dia sama sekali tak lagi bisa menggunakan kakinya seperti semula.

“Dipikiran saya waktu itu, ini hanya sakit sementara. Ketika lukanya sembuh, ketika lukanya kering, jahitannya menyatu, saya akan bisa berjalan kembali dengan normal, saya akan bisa melakukan aktivitas harian dengan normal, ternyata tidak,” terangnya.

Kondisi itu tidak membuat Dinda putus harapan. Dia tetap optimis jika keadaannya bisa sembuh tiga bulan kemudian. 

 

Baca Juga: Terlahir Catat Penglihatan Tak Halangi Jordy Wong Sidharta Capai Sukses di Usia Muda

 

Marah dan Kecewa

Sayangnya, kondisi tulang belakang Dinda tidak menunjukkan tanda-tanda yang lebih baik. Dia justru masih belum bisa berdiri normal. Sehingga membuatnya marah.

“Aku ngerasa marah banget, ke semua orang, ke orangtuaku, ke teman-teman yang bisa menghiburku pun aku marah. Aku marah sama Tuhan juga, karena menurut aku, aku bukan anak yang nakal dimana aku ugal-ugalan, aku naik motor, aku ngebut-ngebutan, aku nggak kayak gitu!” ungkapnya. 

Kenyataan pahit ini membuat Dinda benar-benar putus asa dan kehilangan harapan. Yang ada dibenaknya adalah bahwa hidupnya tak lagi berharga dan semua cita-citanya sudah berakhir di kursi roda. 

“Jadi yang aku rasakan saat itu adalah hanya marah dan benci dengan keadaan dan Tuhan dan diriku sendiri,” ungkapnya.  

 

Kehilangan Rasa percaya Diri

Duduk di kursi roda membuat Dinda kehilangan identitas akan dirinya sendiri. Dia selalu berpikir bahwa orang lain akan memandang dirinya berbeda dan aneh. 

“Pada saat itu, saya ikut merasakan penderitaan anak saya. Dunia seakan runtuh. Impian yang sudah kami dan dia bangun sejak kecil itu pupus semua,” terang Wayan, mama Dinda.

Bagi Dinda, sang mama adalah orang yang paling membantu dirinya ketika menghadapi masa-masa sulit tersebut. Dinda mengaku jika bantuan yang diberikan secara fisik justru jauh lebih berarti dibandingkan dengan bantuan yang diberikan secara verbal dari orang-orang.

 

Kembali Renang dan Raih Prestasi

Di satu sisi, Dinda tak memungkiri jika jauh di dalam hatinya selalu ada kerinduan mendalam untuk kembali renang. Namun pandangannya akan diri sendiri sebagai penyandang difabel membuatnya kembali minder.

Untungnya, Dinda berhasil menaklukkan pikiran negatif tersebut dengan memberanikan dirinya untuk kembali renang. 

Siapa sangka, dunianya yang sempat runtuh itu kembali bangkit perlahan-lahan. Hal ini dibuktikan dari prestasi yang kembali dia raih sebagai atlet renang difabel, termasuk menjadi juara di ajang ASEAN PARAGAMES 2017.

“Aku baru ngerasa rencana Tuhan itu benar-benar baik saat aku dipanggil interview, setelah aku menang ASEAN PARAGAMES 2017 di Malaysia. Aku baru ngerasa memang rencana Tuhan itu pasti indah saat itu,” ungkap Laura.

Perlahan-lahan rasa percaya dirinya pun muncul. Bahkan caranya berpikir dan memandang dirinya sebagai penyandang difabel sepenuhnya berubah. 

“Di situ, udah mulai muncul kepercayaan diri aku bahwa, ‘Oh ternyata kamu masih bisa Laura. Kamu masih bisa menang, kamu masih bisa jadi atlet.’ Di situ saya merasa bahwa saya masih bisa jadi atlet,” ungkapnya.

Setelah menjuarai ASEAN PARAGAMES 2017, Dinda juga berhasil meraih juara renang dunia di Berlin Championship 2018. Sederet prestasi yang dia kantongi pun membawa Laura menyabet gelar Tokoh Olahraga Terbaik di ajang Indonesian Awards di tahun yang sama. 

Melalui kekurangan fisik yang dideritanya, Dinda ingin mengubah cara pandang banyak orang. Bahwa penyandang difabel tidak berbeda dengan orang normal pada umumnya. “Kita itu manusia yang sama dan kita harus bisa melampaui keterbatasan kita,” ungkapnya.

Kini, hidup Dinda justru menjadi inspirasi baru bagi orang-orang di sekitarnya. Karena itu, dia memberi pesan kepada  semua orang bahwa ‘Keterbatasan itu tidak boleh menghentikan langkah kita menuju impian. Terus bermimpi dan berharap, jangan pantang menyerah.’

Dari kisah Laura Aurelia Dinda, kita belajar bahwa rancangan Tuhan jauh lebih indah dari rancangan kita. “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” – Roma 8: 28

 

Kamu sedang dalam pergumulan dan butuh dukungan doa? Klik link di bawah ini untuk terhubung dengan tim doa kami https://bit.ly/InginDidoakan. Kamu butuh teman curhat dan membutuhkan pertolongan Tuhan? Klik link dibawah ini untuk konseling dengan konselor kami http://bit.ly/inginKonseling.

Sumber : Solusi TV | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami