#KataAlkitab: Jodoh Itu Cari Sendiri atau Tuhan Yang Kasih?
Sumber: pexels.com

Kata Alkitab / 22 February 2022

Kalangan Sendiri

#KataAlkitab: Jodoh Itu Cari Sendiri atau Tuhan Yang Kasih?

Claudia Jessica Official Writer
7603

Bulan Februari identik dengan bulan penuh kasih sayang lantaran hari valentine yang jatuh pada tanggal 14. Namun, gak jarang juga orang dibuat sedih atau mungkin kesal karena belum memiliki pasangan.

Nah pertanyaannya, jodoh itu kita cari sendiri atau Tuhan yang kasih?

Apa kata Alkitab mengenai hal ini?

Ketika Tuhan menciptakan Adam dan menempatkannya di taman Eden, Tuhan melihat bahwa ia tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan penolong.

Kejadian 2: 18 mengatakan, “TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."”

Namun, Tuhan tidak langsung membentuk Hawa, sebaliknya Allah malah membuat Adam bekerja, yaitu memberi nama binatang-binatang. Saat ia memberi nama hewan-hewan, Adam melihat bahwa mereka itu berpasangan, namun ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia (ayat 20), disanalah Tuhan menimbulkan sebuah keinginan dalam hati Adam akan seorang penolong.

Baru setelah itu, Adam tidur dan Tuhan mengambil tulang rusuknya dan membentuk Hawa. Seorang penolong yang sepadan bagi Adam.

Jadi, hal penting yang kita perlu ingat adalah Tuhan tahu kita membutuhkan seorang penolong yang sepadan, itu adalah inisiatifnya Allah. Kata “penolong yang sepadan” dalam Kejadian 2:17 tadi dalam bahasa Ibrani adalah: ‘ēzer kenegdô, yang artinya adalah seorang “rekan yang melengkapi dia.” Jadi, Hawa adalah orang yang setara dengan Adam, menjadi rekan yang saling melengkapi dalam menggenapi rencana Tuhan.

Tapi bagaimana cara kita menemukan pasangan yang sepadan ini?

Kita mungkin berkata, “Enak ya Adam, dia tidur lalu ketika bangun Tuhan tiba-tiba mengantarkan jodohnya.”

Cobalah baca keseluruhan kisah Adam tadi, ada sebuah proses yang harus ia lalui dan ada bagian yang harus ia lakukan. Ia bekerja, menjalankan misi yang Tuhan berikan padanya, dan dalam perjalanannya Tuhan mempertemukan dia dengan Hawa.

Tidak ada panduan khusus dalam Alkitab untuk menemukan jodoh kita, namun kita bisa melihat bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup tokoh-tokoh Alkitab.

Seperti kisah Ishak, disini ada peran ayahnya Abraham yang mengirim Eliezer pergi ke kota Aram, ke tempat Nahor untuk mendapatkan seorang isteri bagin Ishak karena Abraham tidak mau Ishak mengambil isteri dari orang Kanaan.

Selain Abraham yang telah berdoa dan percaya bahwa Tuhan akan mengirimkan malaikat untuk memimpin Eliezer, tetapi Eliezer sendiri juga berdoa untuk diberikan t dan bertemu dengan perempuan yang dipilih oleh Tuhan hingga akhirnya bertemu dengan Ribka (Kejadian 24).

Lain lagi dengan Yakub, anak Ishak. Ia disuruh ayah dan ibunya untuk pergi ke tempat Laban, pamannya untuk melarikan diri dari Esau. Begitu sampai disana, ia langsung bertemu dengan Rahel anak dari pamannya itu, dan jatuh cinta padanya.

Namun perjalanannya untuk mendapatkan cinta pada pngan pertama itu penuh dengan perjuangan dan drama, ia harus menikahi Lea, kakak Rahel lebih dahulu dan bekerja pada pamannya selama 7 tahun lagi, jadi total ia bekerja 14 tahun demi mendapatkan Rahel (Kejadian 29).

Dari tiga kisah di atas, ada sebuah pola yang bisa kita temukan dan dapat menjadi panduan dalam menemukan pasangan hidup, yaitu:

Pertama, berdoalah kepada Tuhan, karena Dia sudah merancangkan siapa yang akan menjadi penolong sepadan dalam hidup kita. Mintalah tuntunan Tuhan agar  siap ketika waktu-Nya tiba untuk bertemu dengan jodohmu.

Kedua, fokuslah pada Tuhan dan apa yang Ia percayakan dalam hidupmu. Jodoh, atau pernikahan bukanlah sebuah target atau hasil akhir yang harus dicapai. Itu adalah bagian dari proses dalam menggenapi rencana Tuhan dalam hidupmu. Tuhan tahu waktu yang paling tepat kapan kamu membutuhkan kehadiran seorang penolong dalam hidupmu. Jadi, jangan malah berfokus mengejar jodoh.

Yang terakhir, jangan mencari pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya (2 Korintus 6:14). Pngan ini yang menjadi dasar bagi Abraham saat menyuruh hambanya pergi ke tempat Nahor untuk mencarikan isteri bagi Ishak. Ia tidak mau anaknya menikah dengan orang-orang Kanaan dan akhirnya menjadi penyembah berhala. Hal tersebut menjadi budaya bagi Bangsa Israel untuk tidak menikah dengan bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal Allah.

Namun sebagai manusia kita memiliki kehendak bebas, ada juga yang tetap bersikeras menikah dengan yang beda agama. Dampaknya apa? Nantikan jawabannya di Kata Alkitab episode selanjut.

Pengkotbah 4:9 berkata, Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.” Namun bagi kamu yang masih belum menemukan jodoh hingga hari ini, jangan merasa sedih atau merasa sendiri, karena ada Tuhan yang selalu bersama . Dialah yang utama dalam hidup kita, dan kita seharusnya merasa utuh dan sempurna dengan kehadiran-Nya, sehingga kita tidak mencari orang lain untuk merasa sempurna atau utuh, termasuk dari jodoh kita.

Namun jika hari ini  masih bergumul untuk menemukan pasangan hidup  atau memiliki masalah dalam hubungan dan pernikahan, mari hubungi SAHABAT24 di nomor WA: 0822 1500 2424 atau klik link https://bit.ly/InginDidoakan. Para konselor kami siap mendengarkan masalah dan berdoa bagi kamu semua.

Jadi JCers, menemukan pasangan hidup adalah sebuah proses, dimana Allah melakukan bagianNya dan harus melakukan bagian. Tidak bisa pasif menunggu, namun bukan juga menjadikan jodoh sebagai tujuan utama. Ingat bahwa, pada akhirnya hidup kita tetap harus berpusat pada Kristus dan menggenapi rencana-Nya.

Kamu merasa diberkati dengan artikel ini? Yuk bagikan artikel ini ke teman-teman kamu! Kamu juga bisa mendukung jawaban.com untuk terus beroperasional dan membuat konten-konten yang memberkati banyak orang dengan melakukan donasi. Berapapun yang kamu berikan, akan sangat memberkati jawaban.com. Tuhan Yesus memberkati.

Ingin menonton penjelasan mengenai jodoh? Tonton di sini ya!

Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami