Layani Gereja Teraniaya di India, Rajesh Ungkap Resiko Jadi Pengikut Kristus
Sumber: Opendoors.org

News / 30 October 2020

Kalangan Sendiri

Layani Gereja Teraniaya di India, Rajesh Ungkap Resiko Jadi Pengikut Kristus

Puji Astuti Official Writer
1983

Menjadi pengikut Kristus di India yang mayoritas Hindu tidak seindah yang dibayangkan, ada saja intimidasi dan persekusi dari kelompok ekstrimis, yang terkadang membuat orang percaya bertaruh nyawa untuk iman mereka. Hal itulah yang diungkapkan Rajesh kepada lembaga nirlaba Open Doors. 

Rajesh melayani gereja dan jemaat yang mengalami penganiayaan di India. Panggilan Tuhan untuknya melayani terbilang unik. Ia lahir di keluarga Kristen, namun Rajesh muda tidak pernah sungguh-sungguh mengikut Kristus. Hingga saat usia 16 tahun, ia datang kesebuah konfrensi anak muda Kristen, dan di hari ketiga seorang pendeta memanggil namanya walau ia tidak pernah mengenal orang itu. 

"Rajesh, Tuhan memanggilmu. Kamu yang memakai kaos merah. Kamu ada di kampus ini, ayo maju ke depan," demikian Rajesh mengutip perkataan pendeta itu. 

"Saya tidak bisa melarikan diri dari hal itu, saya harus pergi dan maju ke depan, dia berdoa untuk saya dan saya merasakan kehadiran Roh Kudus dalam hidup saya. Saya tidak bisa menjelaskannya - itu sangat kuat, dan saya mulai menangis. Saya memberikan hidup saya kepada Tuhan," demikian tutur Rajesh. 

"Saya tidak bisa berkata saya memilih Tuhan, atau saya memutuskan mengikut Tuhan. Tetapi saya katakan bahwa Tuhan memilih saya dan membuat saya mengikut Dia - itu adalah anugerah istimewa untuk hidup saya," demikian tambahnya. 

Rajesh mulai bertumbuh dalam imannya hingga sampai pada pertanyaan, "Bagaimana Engkau mau hidup saya menjadi berkat bagi orang lain?" Setelah 10 tahun lamanya bertanya, Tuhan memberikan jawaban baginya untuk melayani gereja Tuhan di India, lebih spesifik lagi adalah mereka yang teraniaya. Jadi, itulah yang ia kerjakan hingga saat ini. 

Pengalaman pertamanya melayani gereja teraniaya di negerinya itu sangat tidak terlupakan. Saat itu ia mengunjungi seorang pendeta yang dipukuli karena imannya, namun saat bertemu dengannya ia terkejut karena pendeta itu tersenyum. 

"Pendeta itu dipukuli sangat parah, tetapi dia tidak kesakitan. Hal itu pemandangan luar biasa bagi saya. Itu adalah perjumpaan pertama saya dengan seseorang yang secara langsung mengalami persekusi," demikian terangnya. 

Namun ketika Rajesh dan temannya keluar dari rumah pendeta itu, penduduk desa mengelilingi tempat itu dan mobil mereka kotor oleh warna merah coretan dengan tembakau yang dikunyah. Pendeta itu bergegas menyuruh Rajesh dan temannnya segera masuk mobil dan pergi. Namun di tengah jalan mereka dicegat oleh 20 anak muda yang naik motor, tapi mobil Rajesh menghindari mereka dan melarikan diri.

Ketika sampai di rumahnya, Rajesh membawa berita istimewa ini untuk istrinya, "Inilah pelayanan dimana Tuhan memanggil kita."

Selama bertahun-tahun, Rajesh bertemu dengan keluarga-keluarga yang kehilangan orang yang dicintainya, pendeta yang dipukuli, atau gerejanya yang dibakar, keluarga yang diusir dari desanya dan banyak yang mendapatkan tuduhan palsu dan dipenjara karena iman mereka pada Yesus Kristus. 

"Setiap persekusi adalah pelajaran untuk memperkuat gereja," demikian ungkap Rajesh. 

"Persekusi bukanlah sesuatu yang baru bagi orang Kristen di India - mereka menghadapinya dan mereka bertumbuh karena hal itu. Melalui persekusi, Tuhan membuat gereja bertumbuh. Gereja paling menderita di India adalah gereja rumah, karena mereka terisolasi dan mudah menjadi target. Jadi kalau Anda mau berdoa untuk India, berdoalah untuk gerakan gereja rumah karena mereka adalah korban paling rentan dari perseskusi dan mereka tidak tahu bagaimana harus menghadapinya, tetapi kasih karunia Tuhan cukup bagi mereka," demikian pernyataan Rajesh yang dikutip oleh OpenDoorsUSA.org

Rajesh merasa bersukacita bisa melayani gereja-gereja teraniaya di India, ia selalu tersenyum dan penuh ucapan syukur. Baginya, melayani mereka seperti melayani Yesus secara langsung sekalipun resiko yang ia hadapi adalah maut.

Mari ambil bagian dalam pelayanan Rajesh, berdoalah bagi gereja-gereja yang teraniaya di India. Doa menembus batasan ruang dan waktu, dukungan doa Anda bagi mereka akan menguatkan iman mereka dalam melayani dan memberitakan Injil di negara dengan mayoritas penduduk penganut Hindu itu. 

Sumber : Opendoorsusa.org
Halaman :
1

Ikuti Kami