Penginjil Franklin Graham, putra dari mendiang Billy Graham mengajak umat Kristiani di Amerika untuk berpartisipasi dalam doa dan puasa bagi bangsa mereka pada hari Minggu, 25 Oktober 2020. Menurutnya, doa dan puasa adalah senjata yang terpenting yang harus digunakan untuk membela Amerika yang menurutnya berada dalam masa krisis.
Franklin Graham yang saat ini menjabat sebagai pemimpin dan CEO dari Billy Graham Evangelistic Association dan Samaritan's Purse, sebuah organisasi sosial Kristen internasional, percaya bahwa gereja perlu berseru kepada Tuhan dan meminta Dia untuk campur tangan saat Amerika menghadapi berbagai krisis - dari pandemi hingga pemilihan presiden yang bergejolak, dan kerusuhan rasial yang meluas.
"Saya mendorong pengikut Yesus Kristus untuk berpuasa dan berdoa bagi bangsa kita MINGGU mendatang, 25 OKTOBER. Tandai di kalender Anda dan persiapkan dari sekarang. Saya berharap individu, keluarga, dan gereja akan bergabung dengan saya dalam meminta bantuan Tuhan dan agar kehendak-Nya yang jadi dalam pemilihan kritis ini. Maukah Anda?" Tulis Graham di Facebook pada Selasa (20/10/2020) lalu.
"Kita perlu berseru kepada Tuhan untuk bantuan-Nya, campur tangan-Nya, dan belas kasihan-Nya. Hanya dengan tangan-Nya Amerika akan bertahan dan dapat berkembang lagi. Kita menghadapi pemilihan yang akan datang dengan begitu banyak yang dipertaruhkan - dua arah besar yang berbeda untuk masa depan negeri ini. Ini bukan hanya berdampak pada kita tapi juga anak cucu kita,” demikian tulisnya dalam postingan bertanggal 17 Oktober 2020.
Sebelumnya pada bulan September lalu, Franklin Graham memimpin acara Prayer March di Washington, D.C. di mana ribuan umat Kristen Amerika turun ke jalan untuk memberkati bangsanya.
"Doa adalah senjata terpenting kita. Doa memungkinkan kita untuk menghadap langsung kepada Raja Segala Raja, langsung berdiri di hadapan takhta kasih karunia dan membuat petisi kita di dengar langsung oleh Tuhan," demikian ungkap Graham.
Pada tahun 2020 ini, umat Kristen di Amerika gencar mengadakan acara doa bagi bangsa mengingat kondisi pandemi yang parah mengguncang bangsa itu, belum lagi isu rasial yang menguat dan juga menjelang pemilu pada 3 November 2020 nanti.
Mari kita juga berdoa untuk negeri Paman Sam menjelang masa pemilu mereka, sebab siapapun pemimpin yang terpilih nanti akan berdampak kepada politik dan ekonomi global.
Sumber : CBN.com