Kondisi 3 Gereja Tertua di Kota-kota Besar Indonesia Ini Bikin Takjub Loh!
Sumber: google.com

News / 17 October 2020

Kalangan Sendiri

Kondisi 3 Gereja Tertua di Kota-kota Besar Indonesia Ini Bikin Takjub Loh!

Lori Official Writer
2859

Sebelum masa pandemi, gedung gereja menjadi sesuatu hal yang sangat penting bagi umat Kristiani. Keberadaan gedung gereja pun tak terlepas dari sejarah berdirinya komunitas gereja tertentu di Indonesia. Seperti contoh keberadaan umat Katolik yang disusul dengan kehadiran Katedral Immanuel, keberadaan jemaat GBI, GPIB, Reformed Injili dan sebagainya yang menyusul kehadiran gedung gereja pertama mereka. 

Kehadiran gedung gereja ini tentunya mengukir sejarah penting bagi komunitas gereja tertentu. Karena itulah beberapa gereja yang sudah berdiri cukup lama, bahkan dari ratusan tahun sebelumnya masih tetap dilestarikan. Dengan alasan sebagai bentuk pengingat akan jejak sejarah dari kehadiran komunitasnya.

Alasan inilah yang membuat beberapa gereja tertua di Indonesia masih tetap dilestarikan dan bahkan masih difungsikan sebagai rumah ibadah. 

Nah, melalui artikel kita akan mengenali sejarah panjang 3 gereja tertua di kota-kota di Indonesia ini.

1. Gereja Tugu, Jakarta

Ditelusuri dari waktu berdirinya, Gereja Tugu Jakarta rupanya masih jauh lebih tua dari Katedral Immanuel di Jakarta Pusat. 

Gereja ini sendiri adalah peninggalan dari zaman Portugis datang ke Indonesia. Gereja yang berlokasi di Kampung Tugu, Kecamatan Koja, Jakarta Utara ini, tercatat menurut sejarah berdiri sekitar tahun 1676-1678. 

Dari usianya yang sudah sangat tua, Gereja Tugu yang saat ini masih berdiri memang bukan lagi bangunan gereja aslinya. Pada tahun 1737, gereja ini dibangun kembali karena sudah hancur termakan usia. 

Pembangunan ini dilakukan di bawah kepemimpinan Pendeta asal Belanda, Van De Tydt dan Pendeta asal Portugis, Ferreira d'Almeida.

Untuk kedua kalinya, gedung gereja ini hancur akibat insiden Pemberontakan Tionghoa pada tahun 1740. Pada tahun 1744, gereja ini kembali dibangun. Pada tahun 1748 diresmikan oleh pendeta JM Mohr.

Gereja Tugu ini sendiri identik dengan gereja bagi warga keturunan Portugis di Jakarta. Bahkan di depan gereja dijadikan sebagai kawasan pemakaman bagi orang-orang Portugis. Hingga saat ini, Gereja Tugu masih berdiri kokoh. Bahkan warga keturunan Portugis yang menjadi jemaat gereja aktif merawat gereja bersejarah ini.

2. Gereja Katedral Santo Yoseph, Sikka-NTT

Di kota mayoritas Katolik ini, terdapat banyak sekali gedung gereja berusia tua. Tapi Gereja Katedral Santo Yoseph menjadi gedung gereja tertua di Sikka. 

Pasalnya, gereja ini sudah berdiri sejak tahun 1870-an dan diresmikan pada 8 Desember 1873. Gereja inilah yang menjadi cikal bakal sejarah berdirinya Paroki Santo Yoseph yang saat ini menjadi Paroki Katedral. Gereja ini bahkan mendapat kehormatan dari Paus Benekdiktus XVI untuk diumumkan secara publik di lingkungan Gereja Katolik pada tanggal 14 Desember 2015.

Gereja ini berlokasi di Desa Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) atau tepatnya berada di tengah-tengah kota Maumere. 

Gereja ini dibangun pertama kali oleh Peter Omzight yang saat itu ditunjuk sebagai Pastor Stasi Maumere.

 

Baca Juga: 

Gereja Kuno Tempat Pernikahan Pocahontas Ditemukan!

 

Demi Gali Gereja Kuno, Israel Bakal Pindahkan Penjara Armageddon yang Bersejarah Ini

 

3. Gereja Kayu Tangan di Malang

Gereja Kayu Tangan yang berdiri di Kota Malang, Jawa Timur ini adalah bangunan bekas peninggalan Belanda. 

Gereja tertua Kota Malang inipun memiliki bentuk yang terbilang cukup unik. Arsitektur bangunan bernuansa gothiknya mengingatkan kita kepada suasana ala Eropa. Ide design ini pertama kali diperkenalkan oleh salah seorang arsitek Belanda yang terkenal pada masanya, yaitu Dr PJH Cuypers (1827-1921).

Gereja ini mulai dibangun pada tahun 1897 dan dilengkapi dengan orgel, kamar pengakuan dosa, mimbar dan bangku komuni. Sampai hari ini, gereja tua tersebut sudah mencapai usia ratusan tahun.

Bagaimanapun sejarah sebuah gereja adalah sesuatu yang sangat penting untuk diabadikan. Karena melalui peninggalan ini kita bisa mengajarkan kepada anak-anak kita tentang sejarah munculnya sebuah komunitas. Nah, selama masa-masa pandemi ini gereja memang sedang menganggur. Tapi bukan berarti kita melupakannya ya.

Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami