Franklin Graham Sebut Hanya Tuhan yang Bisa Selesaikan Kekacauan Amerika

News / 23 September 2020

Kalangan Sendiri

Franklin Graham Sebut Hanya Tuhan yang Bisa Selesaikan Kekacauan Amerika

Lori Official Writer
1819

Dalam persiapannya memimpin acara doa bersama untuk pemilu AS di Washington, DC minggu depan, penginjil sekaligus pendiri Organisasi Sosial Kemanusiaan Samaritan’s Purse, Franklin Graham menyampaikan bahwa kekacauan yang terjadi di Amerika saat ini hanya akan bisa diselesaikan oleh Tuhan.

Graham menyampaikan lewat wawancara bersama Christianpost.com, bahwa acara doa tersebut muncul karena banyaknya masalah yang terjadi di Amerika dalam waktu yang bersamaan, mulai dari kasus rasisme, pandemi Covid-19 dan juga panasnya suhu politik menjelang pemilihan presiden. Belum lagi situasi ekonomi akibat pandemi melengkapi masalah yang ada.

“Saya pikir ada banyak orang yang mengalami suhu panas di sini. Kami menyaksikan ketidakadilan di jalanan dan beberapa komunitas kami. Frustrasi karena orang-orang tidak didengar, mereka terabaikan. Semua keadaan menjadi panas di satu waktu yang bersamaan,” kata Graham.

Namun Graham menyampaikan jika masalah kompleks ini tidak akan bisa diselesaikan oleh presiden, partai politik maupun pemimpin-pemimpin lainnya, kecuali oleh Tuhan.

“Partai Republik tidak bisa memperbaikinya. Demokrat tidak bisa memperbaikinya. Hanya Tuhan yang bisa menyelesaikannya,” ungkapnya.

Dia menilai jika pemerintah mengabaikan peranan dan rancangan Tuhan baik di pemerintahan, sekolah dan kehidupan masyarakat, maka negara akan menjadi kacau. Karena itulah dia mendorong Amerika untuk menyerahkan semuanya kepada Tuhan.

Di tengah memanasnya kondisi Amerika, Graham bahkan tidak bisa memastikan jika Amerika bisa mengalami Kebangunan Rohani. Karena jika gereja sendiri tidak bergerak, dia tidak bisa memastikan apakah Kebangunan Rohani besar akan terjadi.

“Bagi banyak orang di gereja hari ini, mereka merasa nyaman dan banyak pendeta kami tidak ingin mengguncang perahu. Banyak yang tidak berani angkat bicara tentang isu-isu sosial yang sedang hangat, bersikeras tentang topik-topik politis padahal itu adalah masalah moral yang harus berani dibicarakan oleh gereja,” jelasnya.

 

Baca Juga: Ini Sisi Lain yang Bikin Para Pemimpin Gereja Ragukan Pemilihan Kamala Harris Jadi Wapres

 

Dia pun mendorong semua umat Kristen dan gereja di negara itu untuk berkumpul dan berdoa bersama. Acara doa inipun hanya akan berpusat pada doa dan mencari wajah Tuhan.

“Tidak ada hiburan, tidak ada musik. Kami datang untuk berdoa, berdoa untuk negara kami dan para pemimpin kami. Melakukannya dengan berdoa dari satu tempat ke tempat yang lain, ini adalah kesempatan bagi kami untuk berjalan bersama dan menunjukkan persatuan,” ungkapnya.

Dia pun merasa bahwa orang-orang Amerika di masa-masa ini mungkin sedang berhadapan dengan masalahnya masing-masing. Dari sana mereka mulai mempertanyakan iman dan juga banyak hal yang terjadi selama masa-masa kacau di tahun 2020 ini.

“Saya hanya merasakan ada sesuatu yang bergerak di negara ini. Saya tidak percaya bahwa negara kami akan terhindar dari penghakiman Tuhan. Kami bukan negara Kristen. Kami adalah negara sekuler dan kaum sekuler ingin melucuti Tuhan dari semua hal,” terangnya.

Graham percaya bahwa Tuhan sedang bergerak melakukan sesuatu sesuai dengan waktu-Nya. Bahkan manusia tidak bisa mengatur ulang waktu yang sudah Tuhan tetapkan. Karena itu, ini adalah kesempatan bagi Amerika untuk kembali mencari Tuhan.

 

Baca Juga: Berdoa ke Tuhan, Presiden Trump Percaya Ekonomi AS Akan Pulih

 

Seperti diketahui belakangan ini, Amerika menghadapi sederet persoalan besar mulai dari kasus penyebaran virus Covid-19 yang paling tinggi di dunia, kasus kematian terkait rasisme terhadap kaum kulit hitam yang berujung pada kerusuhan dan perpecahan, lalu disusul dengan memanasnya  suhu politik menjelang pemilu AS November mendatang.

Dalam hal ini, Graham berharap gereja menjadi aktif dan menjadi pengingat bahwa Tuhan adalah sumber penyelesaian setiap masalah yang ada.

Sumber : Christianpost.com
Halaman :
1

Ikuti Kami