Siapa yang menginginkan
rumah tangganya dipenuhi dengan amarah? Marah adalah emosi yang biasa dialami
semua orang. Namun, bagaimana cara kita mengolah amarah inilah yang terpenting.
Melampiaskan
emosi adalah hal yang baik, termasuk dalam bentuk kemarahan. Tapi, perlu diingat
kembali apabila kita marah dan mengucapkan kata-kata kasar yang dapat menyakiti
hati pasangan kita, kemarahan dapat menyebabkan kerusakan dalam rumah tangga.
Kita hanya
memerlukan beberapa saat untuk dapat mengucapkan kata-kata kasar. Namun, perlu
waktu yang sangat lama untuk memperbaiki sesuatu yang rusak karenanya.
Kemarahan
adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Tapi apakah lantas kita dapat marah
dan berbuat sesukanya? Hafalkan 6 ayat Alkitab ini dan mintalah Roh Kudus untuk
menuntunmu dan membantu mengingatkanmu ketika kamu hendak marah.
- Efesus 4:31 "Segala kepahitan, kegeraman,
kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian
pula segala kejahatan."
Kita adalah
ciptaan baru. Sudah seharusnya kita meninggalkan kehidupan lama serta dosa yang
dapat berpeluang untuk memisahkan kita dan pasangan.
- Efesus 4: 26-27 "Apabila kamu menjadi
marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam
amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis."
Ada 3 tipe
kemarahan. Kemarahan yang benar (Orgē), kemarahan yang disertai dengan jengkel
(parorgismos), dan kemarahan yang sangat merusak (thumos). Kamu harus bisa
mengolah kemarahanmu sehingga bisa kamu bisa melakukan ‘kemarahan dengan benar’
namun, jangan sampai kemarahan yang kamu lakukan merusak hubunganmu dan
membiarkan kesempatan bagi Iblis.
Baca juga: Ada 3 Tipe Kemarahan Menurut Alkitab, Coba Identifikasi Marahmu Tipe yang Mana?
- Mazmur 37: 8 "Berhentilah marah dan
tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan."
Kemarahan
tidak hanya memberi Iblis kesempatan untuk menyakiti pernikahamu, tetapi juga
membuka pintu bagi dosa lainnya yang dapat merusak hubunganmu dengan pasanganmu.
- Amsal 15: 1 "Jawaban yang lemah lembut
meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah."
Kamu pernah
dengar istilah api yang dibalas dengan api akan membuat api tersebut semakin
membesar, kan? Api diibaratkan sebagai amarah tak terkendali yang jika dibalas
dengan amarah lagi maka akan menimbulkan perpecahan.
Seperti Kristus,
hadapilah masalah bersama pasangan kita dengan lemah lembut dan penuh kasih.
- Yakobus 1:19 "Hai saudara-saudara yang
kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar,
tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah."
Seorang
pakar komunikasi mengatakan bahwa komunikasi yang baik dapat terjadi bukan
ketika kedua pihak ingin saling berbicara satu sama lain, melainkan ingin mendengarkan
satu sama lain.
Hal ini
membuat kita tidak egois, menyelamatkan hati orang lain (yang mana kita bisa
dengan mudahnya menyakiti orang dengan kata-kata kita), serta membuat kita
menjadi orang yang lebih tenang.
- Mazmur 103: 8 "TUHAN adalah penyayang dan
pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia."
Beginilah
cara Tuhan memperlakukan kita. Sudah seharusnya kita mengikuti teladan-Nya.
Meskipun tidak mudah, kita bisa meminta Roh Kudus untuk membantu kita.
Kemarahan
itu merusak. Sering kali kemarahan mengarah kepada kepahitan, sakit hati, dan membuat
hubungan rusak. Tapi, kamu dapat menghindari kemarahan tersebut dengan
mengingat 6 firman ini.
Kamu tidak
bisa melakukan ini seorang diri. Mintalah pertolangan Tuhan dan Roh Kudus untuk
menuntun dan mengingatkanmu ketika kamu tergoda untuk meluapkan emosimu kepada
pasanganmu. Tuhan akan menggantikan kemarahanmu dengan damai sejahtera-Nya.