Kasus Bullying Anak Kembali Marak, Saatnya Orangtua Serius Lakukan 4 Tindakan Ini…
Sumber: Today Show

Relationship / 18 August 2020

Kalangan Sendiri

Kasus Bullying Anak Kembali Marak, Saatnya Orangtua Serius Lakukan 4 Tindakan Ini…

Lori Official Writer
3088

Belum lama ini, sebuah tindakan bullying kembali menimpa seorang anak SMP asal Jawa Tengah. Lewat unggahan sebuah video, remaja perempuan itu tampak didorong dan ditampar oleh sekelompok remaja perempuan lainnya.

Setelah video viral, orangtua korban pun mengaku kaget karena putrinya jadi korban bullying di sekolah. Sebagai orangtua, mereka mengaku sedih dan marah karena peristiwa itu mengharuskan anak berurusan dengan polisi. Fatalnya, korban rupanya tidak memberitahukan apa yang dialaminya kepada orangtua atau pihak lain.

Kasus ini membuktikan bahwa tindakan bullying di Indonesia belum juga berhenti. Sementara dampaknya cukup fatal, salah satunya bisa menyebabkan gangguan mental pada anak dalam jangka panjang.

Dan untuk memutus mata rantai tindakan kekerasan anak ini, orangtua secara khusus harus mengambil 4 tindakan penting ini.

1. Bicara dengan anak dari hati ke hati

Membuat anak lebih terbuka dengan apa yang mereka alami dan hadapi memang cukup sulit bagi sebagian orangtua. Apalagi kalau keluarga tidak membiasakan komunikasi terbuka.

Penting bagi orangtua untuk belajar menjadi sahabat bagi anak. Karena dengan hubungan yang dekatlah anak bisa menyampaikan secara terbuka apa yang dia alami dan lalui di sekolah. Adalah tugas orangtua untuk tahu apa yang anak lakukan dan alami. Apakah mereka sedih, malu atau bahkan mengalami tindakan kekerasan fisik atau verbal oleh orang lain. Sehingga orangtua bisa mengambil tindakan dan membuat anak merasa dilindungi dan dibela.

2. Ajarkan Anak Untuk Membela Diri

Tindakan bullying biasanya banyak dialami oleh anak-anak yang dianggap lemah. Karena itulah penting untuk mengajarkan anak-anak kita cara untuk melindungi diri dari tindakan buruk orang lain, baik yang melibatkan fisik maupun verbal.

Tindakan melindungi diri ini bukan berarti anak diizinkan membalas orang yang menjahatinya. Sebaliknya, anak belajar untuk membela diri dengan kata-kata.

Dalam hal ini, tindakan tersebut dilakukan oleh Yesus saat menghadapi pada Imam Besar (Yohanes 18: 23). Karena apa yang Yesus sampaikan adalah kebenaran, maka Dia pun meminta kepada penjaga yang menampar pipi-Nya untuk membuktikan kesalahan Yesus.

Dalam hal ini, Yesus mengajarkan kita untuk menyikapi tindakan buruk dengan cara yang tepat. Membela diri sangat berbeda dengan balas dendam. Jadi, ajarkanlah anak untuk membela dirinya tanpa harus membalas dengan tindakan seperti yang diterima dari orang lain.


Baca Juga:

Darurat Bullying yang Semakin Mencekam

 

Mengerikan! Bullying, Diskriminasi dan Radikalisme Warnai Dunia Pendidikan


3. Edukasi Anak Soal Tindakan Bullying

Rata-rata bullying kebanyakan dialami oleh anak di tingkat sekolah menengah dan atas (SMP dan SMA). Saat berada di usia ini, penting bagi orangtua untuk mengedukasi anak tentang apa itu bullying dan bagaimana mereka harus menanganinya.

Jelaskanlah tentang tindakan apa saja yang termasuk bullying. Pada umumnya dikenal 5 bentuk bullying yaitu:

1. Kekerasan fisik yang meliputi tendangan, pukulan, tinju, tamparan, mendorong dengan kasar dan keras, menyeret, melempar dan sebagainya.

2 Kekerasan verbal meliputi ucapan kasar, sindiran, dan ejekan.

3. Agresi relasi yang meliputi tindakan dimana anak diasingkan dan dikeluarkan dari lingkungan sosialnya.

4. Kekerasan cyber yang banyak terjadi di media sosial. Tindakan ini berupa kata-kata kasar, ancaman dan pelecehan fisik.

5. Kekerasan seksual bisa dialami seorang anak ketika anak lain atau orang dewasa melakukan tindakan pelecehan seksual secara fisik, menunjukkan gestur yang merendahkan anak secara seksual maupun menampilkan konten pornografi dengan maksud merendahkan.

Baik laki-laki dan perempuan bisa jadi korban dari berbagai bentuk bullying di atas. Dengan mengedukasi anak soal tindakan bullying ini diharapkan bisa membuat anak lebih waspada baik untuk menghindarkan diri sebagai korban dan mencegah anak sebagai pelaku bully.

Tentu saja edukasi tentang bullying juga penting dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan. Mengingat tindakan ini terus meningkat dari waktu ke waktu.

4. Selektif Bergaul dan Memilih Teman

Lingkungan sekolah adalah tempat yang sangat rentan dengan bullying. Walaupun anak bisa membela diri, tapi anak juga perlu punya lingkungan pertemanan yang baik. Sehingga saat dia mulai dijadikan target bullying, teman-temannya yang lain bisa jadi pihak yang melindungi.

Akan sangat membantu jika setiap tindakan bullying bisa didokumentasikan dan dilaporkan kepada pihak berwenang. Karena dengan itu, para pelaku bullying bisa mendapatkan efek jera atas tindakannya.

Jadi, ingatkanlah anak untuk tetap punya lingkaran pergaulan yang sehat dan punya teman-teman yang saling mendukung dalam situasi apapun yang mereka hadapi.

Bullying hanya bisa dihentikan apabila semua orangtua benar-benar mengambil langkah serius. Salah satunya adalah mengedukasi anak secara karakter dari rumah.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami