Merdeka Dari Mental Miskin, Cuma Satu-satunya Jalan Menuju Kesuksesan
Sumber: Todayonline.com

Finance / 17 August 2020

Kalangan Sendiri

Merdeka Dari Mental Miskin, Cuma Satu-satunya Jalan Menuju Kesuksesan

Lori Official Writer
2255

Gak ada kekayaan yang didapat dengan instant atau dengan modal keberuntungan atau karena punya warisan banyak. Jadi kaya itu adalah hasil bekerja. Dan jalannya dimulai dari membuang mental miskin. Karena selama kita masih berpikir dengan mental miskin, kita hanya akan terus mengejar kekayaan.

Tentunya nilai kekayaan semua orang itu berbeda-beda. Karena itulah dengan memerdekakan diri dari mental miskin mungkin adalah salah satu hal tersulit yang bisa kita lakukan.

Langkah-langkah berikut ini sangat membantu untuk melepaskan pola pikir miskin ini.

1. Tolak Pikiran-pikiran Negatif

Merdeka dari mental miskin dimulai dengan memeriksa lebih dulu tentang kondisi pikiran kita. Apakah pikiran kita lebih banyak diisi oleh hal-hal negatif? Jika ya, segeralah menyingkirkannya dari pikiranmu.

Miskin dan bangkrut adalah dua kata yang berbeda. Miskin lebih kepada mentalitas sementara bangkrut adalah situasi keuangan yang bisa diperbaiki. Karena itulah untuk menjadi kaya, kita harus berhenti berpikir seperti orang miskin dan mulai berpikir seperti orang kaya terlepas dari kondisi keuangan kita saat ini.

Menyingkirkan atau menolak pikiran-pikiran negatif bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1. Hindari kata-kata kotor dari mulut kita

2. Batasi intensitas berada di lingkungan yang negatif

3. Kelelingi diri dengan orang-orang berdampak positif

4. Kembangkan diri lewat berbagai sumber tentang bisnis dan keuangan lewat buku, podcast, karya tulisan, kelas online dan sebagainya.

2. Berpikirlah Bahwa Uang Tidak Jahat

Waktu kita percaya sesuatu yang salah, kita akan cenderung menjauhinya. Jadi, kalau kita berpikir bahwa uang itu jahat atau kotor maka kita tidak akan berpikir untuk menjadi kaya atau sukses.

Tuhan membuat panduan untuk membangun kekayaan dan memberi kita akses untuk mendapatkan kekayaan itu. Memang benar, beberapa orang menyalahgunakan sistem dan memanfaatkan orang lain untuk maju. Tapi hanya karena kita menemukan beberapa orang buruk ini, bukan berarti menjadi orang kaya adalah salah.

Jadi, intinya adalah kalau kita memberkati kerajaan Surga seperti Tuhan memberkati kita dengan kekayaan, kekayaan yang kita punya tentunya punya tujuan baik. Tuhan mau memberkati umat-Nya saat mereka berm

komitmen menjadi saluran untuk mendanai pekerjaan-Nya.

"Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini." (Ulangan 8:18)

3. Akui Nilaimu Sendiri

Orang miskin selalu berpikir kalau mereka adalah orang-orang yang tidak berharga.

Mereka selalu berpikiran kalau orang lain jauh lebih baik dari mereka. Mereka pun memakai hal itu sebagai alasan untuk tetap berada di zona nyaman mereka dan puas hanya jadi orang biasa saja.

Waktu kita memakai uang kita untuk mendukung misi kerajaan Surga, Tuhan akan mempedulikan kesejahteraan kita. Tapi kita harus terbuka menerima berkat itu.

Ada dua alasan kenapa orang kesulitan mengenali nilai dirinya. Alasan pertama adalah karena hal itu mengharuskan mereka untuk melampaui kemampuan mereka. Banyak orang yang kalah dalam hal ini.

Alasan kedua adalah karena kurangnya iman. Kita harus percaya kalau Tuhan mendukung usaha kita sepenuhnya. Kita mungkin takut saat melangkah dalam iman kita justru jatuh. Tapi Tuhan sudah berjanji bahwa dalam keadaan apapun Dia tidak akan meninggalkan kita. Karena itulah kita harus berani keluar dari kemiskinan dan pola pikir yang membatasi kesuksesan kita.

Dengan memerdekakan pikiran dari mental miskin, maka kita akan berjalan selaras dengan aliran-aliran berkat yang tak terduga.

Untuk lebih memahami apa itu mental miskin, kamu bisa membaca artikel kami berjudul Esra Manurung, Udah Kerja Keras TapiGak Kaya-kaya Juga.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami