Derek Pupin dan Erni Lidia adalah pasangan suami istri yang tinggal
di sebuah perumahan menengah ke bawah di daerah Cikarang, Bekasi. Di lingkungannya, pasangan ini dikenal sebagai pasangan yang ramah dan baik hati.
Sebagai guru TK, Erni begitu terbuka ketika pertama kali ruang
tamu kecilnya dijadikan tempat belajar mengajar untuk anak-anak di lingkungannya.
Dengan senang hati, dia mendukung niat sekelompok pemuda untuk mengajar anak-anak di sana setiap hari sabtunya.
Seiring berjalannya waktu, kegiatan belajar inipun semakin diminati
oleh banyak anak, bukan saja hanya dari lingkungan sekitar tetapi juga dari luar
perumahannya. Kegiatan belajar inipun diberi nama Rumah Be Kind yaitu rumah belajar
gratis yang dibangun oleh Yayasan Kehidupan Indonesia yang bergerak dibidang pendidikan dan pengembangan masyarakat.
"Awal berdirinya rumah belajar ini, dimulai tahun 2015. Kira-kira
10 anak yang mulai berkumpul pertama kali di rumah saya. Dan mereka mulai
belajar. Mereka tidak tahu apa-apa, bahkan mereka tidak bisa mengucapkan
kata-kata dalam bahasa Inggris. Dan itu mulai dari seorang anak muda mengajar di rumah kami," ucap Erni dalam kesaksiannya kepada tim Solusi.
Semakin ramainya anak yang ingin belajar setiap minggunya, mendorong
pihak pengelola Rumah Be Kind untuk mengontrak rumah kosong yang terletak persis
di sebelah rumah pasangan ini. Erni pun diberikan kepercayaan untuk memastikan berfungsinya
rumah belajar dengan maksimal setiap harinya, baik sebagai rumah belajar bagi
anak-anak, tempat perpustakaan dan juga pusat pemberdayaan para ibu-ibu rumah tangga.
“Kemudian berkembang, kami mulai mengontrak dan mulai berdatangan anak-anak di tempat itu sekitar 80 orang,” ungkapnya.
Sampai hari ini, Rumah Be Kind masih tetap melakukan kegiatan
belajarnya di tempat tersebut. Melalui bantuan Derek dan Erni, rumah belajar ini
terus konsisten mengajar anak-anak dari usia 3 tahun sampai tingkat SMP menjadi
semakin pintar di berbagai bidang, seperti bahasa Inggris, Matematika, Seni dan Olahraga.
“Visi misi kami untuk membuat anak-anak itu menjadi anak-anak
yang cerdas, anak-anak yang pintar, anak-anak yang berguna bagi nusa dan
bangsa. Anak-anak yang belajar di rumah belajar ini, mereka bisa mendapatkan
sesuatu hal yang baik dan mereka juga bisa menjadi contoh, menjadi teladan buat anak-anak orang lain,” jelas Derek.
Dengan latar belakang sebagai guru TK, Erni pun terlibat menjadi
pengajar di sana. Biasanya dia akan mengajar pelajaran baca tulis untuk anak-anak pra-sekolah sampai tingkat TK.
“Ketika rumah belajar sudah berjalan, saya juga mulai
memberikan bimbingan kepada anak-anak. Waktu itu anak-anak yang belum sekolah. Mereka saya ajarin bagaimana baca tulis juga di situ,” kata Erni.
Baca Juga:
Terpanggil, Charles dan Devi Bangun Rumah Harapan Bagi Wanita-wanita Hamil di Luar Nikah
Henny & Yoanes Kristianus, Pasangan yang Layani Ribuan Anak Pedalaman dengan Modal Kemustahilan
Dia mengaku bersyukur karena kehadiran rumah belajar tersebut
membuat anak-anak di lingkungannya, yang sebelumnya gak tahu apa-apa dan yang bertinkah
sembarangan, menjadi anak-anak yang lebih baik. “Anak-anak yang belajar di
situ, dari yang tidak sopan, tidak mengerti harus melakukan yang terbaik mulai pelan-pelan
menunjukkan perubahan karakter. Dan yang lebih penting adalah ketika mereka
mulai mendapatkan nilai yang bagus. Semenjak berdirinya rumah belajar itu, anak-anak menunjukkan sikap yang sangat baik,” ungkap Erni.
Perubahan besar yang terjadi terhadap anak-anak di
lingkungannya patut membuatnya bangga. Namun gak puas hanya di situ, Erni pun
mulai berpikir untuk mulai menggerakkan ibu rumah tangga sekitar untuk membangun usaha pembuatan keripik peyek.
“Saya berpikir untuk mengajak mereka bagaimana supaya mereka bisa
menghasilkan sesuatu. Karena memang keadaan ekonomi juga lagi memang sulit. Kemudian
kami memulai usaha itu dengan modal yang sedikit. Dan mereka meresponi dan usaha ini mulai berjalan dengan lancar,” ungkapnya.
Dengan bekal ketekunan dan konsistensi, usaha keripik peyeknya pun mulai laris manis dan didistribusikan ke berbagai tempat.
“Ibu-ibu di tempat tinggal saya yang ada di sekitar sangat tertarik.
‘Bagaimana caranya sehingga kalian begitu kompak. Begitu bisa ada penghasilan, supaya suami-suami juga senang dengan ibu-ibu yang bisa berusaha,” terang Erni.
Berawal dari kerelaan hati membuka pintu rumahnya sebagai tempat
untuk mengajar anak sampai kepeduliannya kepada ibu-ibu di lingkungan
sekitarnya, kini membuat pasangan tersebut merasa bersyukur. Mereka bahkan begitu
bangga dengan keberhasilan Rumah Belajar Be Kind membuat anak-anak semakin lebih
baik dan sementara ibu-ibu sekitar jadi lebih produktif lewat usaha peyeknya. “Saya
bangga karena saya bisa melakukan hal kecil dan itu berdampak sangat besar untuk sekeliling saya.”
Apa yang dia lakukan untuk anak-anak dan lingkungan di
sekitarnya, menurut Erni adalah sesuatu yang kecil. Dia sendiri mengakui bahwa dengan berbagi, dia merasa jauh lebih bahagia.
“Untuk memulai sesuatu yang baik kita tidak perlu harus punya
uang yang banyak. Dan untuk kepedulian terhadap orang lain, kita hanya butuh
hati yang mengasihi Tuhan. Saya ibu rumah tangga biasa. Tetapi saya mau memulai
sesuatu, bagaimana untuk menjadikan anak-anak itu punya masa depan yang lebih
baik. Kepedulian terhadap sesama akan menumbuhkan harapan bagi mereka yang membutuhkan,” terangnya.
Ibu dua anak inipun membagikan pesan kepada semua orang untuk
selalu melakukan apapun dalam hidup ini seperti untuk Tuhan dan bukan untuk
manusia.
“Firman Tuhan berkata, ‘Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3: 23)’” pungkasnya.
Anda butuh didoakan langsung? Klik link dibawah ini untuk terhubung dengan Tim doa kami: http //bit.ly/InginDidoakan. Anda butuh konseling? Klik link dibawah ini untuk konseling: http //bit.ly/inginKonseling.