Salah satu
acara paling populer di Amerika Serikat, The
Ellen DeGeneres Show mendapatkan kritikan pedas dari mantan pekerjanya.
Bintang televisi yang dikenal dengan kemurahan hatinya justru mendapat tudingan
menerapkan budaya kerja toxic.
Sebelumnya,
DeGeneres telah memiliki rumor bahwa ia memiliki kepribadian yang sulit dan
kasar, namun tuduhan yang kini menerpa acara serta dirinya memiliki unsur
spesifik dengan klaim rasisme dan intimidasi di lokasi penyuntingan acaranya.
Salah
seorang mantan pekerjanya memberikan komentar bahwa seorang produser senior kerap
kali memberi komentar yang bernada rasis.
Banyak kisah
karyawan yang mendapat perlakuan tak adil. Mereka bercerita bahwa ada yang
dipecat karena cuti sakit, atau cuti berkabung untuk menghadiri pemakan
keluarganya.
Menurut
para karyawan dan mantan karyawan tersebut, ada tiga produser eksekutif, yang
membuat budaya kerja di The Ellen
DeGeneres Show jadi buruk. Selain itu, dikatakan juga bahwa DeGeneres minim
melakukan komunikasi serta tidak transparan dengan seluruh krunya mengenai
status upah atau pekerjaan mereka.
Melalui isu
ini, kita belajar bahwa menghargai perbedaan tidak hanya penting di lingkungan
sosial, tetapi juga di lingkungan kerja. Terkadang, ide dan kreativitas juga bisa
dipengaruhi oleh lingkungan kerja.
Ketika kita
tengah berada dalam sebuah projek yang melibatkan banyak rekan kerja, pasti akan
ada perbedaan pendapat, ide bahkan penolakan. Pergesekan seperti ini tidak bisa
terelakkan.
Kemudian, fakta
bawhwa ada begitu banyak orang memilih resign
dari pekerjaan mereka karena merasa tidak tahan lagi dengan atasannya. Apakah kamu
salah satunya? Karena alasan inilah, membangun hubungan yang baik antara
pekerja dengan atasan sangat penting.
Tentu kita
tahu bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Atasan bisa saja salah, kita bisa
salah. Tidak ada manusia yang selalu benar dan sempurna.
Ibrani 12:
2 menyampaikan “Marilah kita melakukannya
dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang
membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan
tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang
duduk di sebelah kanan takhta Allah.”
Sebagai
orang Kristen, kita dituntut untuk taat sekalipun diperhadapkan dengan
pekerjaan yang sulit. Tetapi bukan berarti kita tidak bisa menyampaikan
pendapat atau keluhan kita pada atasan.
Baca juga:
Ini Alasan Kenapa Menghargai Perbedaan di Tempat Kerja Itu Penting
Mengikuti Tuhan di Tempat Kerja Apakah Itu Berarti Kita Harus Mengikuti Bos Kita, Selalu?
3 Cara Sederhana Membangun Kepercayaan Dalam Dunia Kerja
Sebagai
pekerja tentu kita berharap bahwa atasan kita meperlakukan kita sama seperti
pekerja lain dan tidak pilih kasih. Itu bukanlah harapan yang salah. Meski
begitu, atasan atau pimpinan tetap saja bisa membuat kesalahan.
Kita memerlukan
belas kasihan kepada mereka seperti yang Yesus lakukan kepada kita.
Menjadi pimpinan
yang saleh tentu saja tidak mudah. Kita membutuhkan pimpinan Tuhan sehingga
kita bisa memimpin bawahan kita dengan bijak serta membuat keputusan yang
tepat.
Begitupun
dengan menjadi bawahan yang saleh. Kita harus terlebuh dahulu menghormati Tuhan
dalam diri kita sehingga, kita bisa menghormati dan taat pada pemimpin kita.