Belum lama ini Singapura mengumumkan kondisi ekonominya yang mengalami
resesi parah untuk kedua kalinya selama tahun 2020. Hal ini ditandai dari produk domestik bruto (PDB) yang terus menurun.
Apa artinya resesi dan apa hubungannya dengan PDB?
Di tengah situasi saat ini, kita memang perlu tahu betul ancaman ekonomi yang melanda berbagai belahan negara, termasuk Indonesia.
Ancaman ekonomi ini disebut dengan istilah resesi, yang
ditandai oleh penurunan umum kegiatan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut
sehingga menyebabkan jatuhnya PDB akibat penurunan belanja dan lambat laun akan berujung pada inflasi (kenaikan harga barang).
Dengan bahasa sederhananya, resesi diartikan ketika suatu negara
mengalami kelesuan ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut atau lebih dalam satu tahun.
Kondisi inilah yang dialami Singapura, dimana PDB-nya menurun
hingga 41.2 persen. Kondisi ini terjadi sebagai dampak dari pandemi virus Covid-19 yang muncul sejak awal tahun ini.
Baca Juga: Banyak Korban PHK, Ini 5 Hal yang Bisa Kamu Lakukan Untuk Mencari Pekerjaan
Sebuah negara yang dilanda resesi ekonomi akan disertai tanda-tanda berikut:
1. Penurunan pendapatan masyarakat
Penurunan pendapatan ini bisa terjadi karena berbagai faktor, diantaranya kehilangan pekerjaan dan penurunan penjualan usaha.
2. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terus meningkat
Menurunnya jumlah pendapatan suatu perusahaan akan mendorong perusahaan untuk mengurangi jumlah tenaga kerjanya.
Selama pandemi, misalnya, ada ribuan pabrik yang terpaksa merumahkan karyawannya karena jumlah produksi terus menurun.
3. Penurunan investasi besar-besaran
Penurunan pendapatan membuat banyak pengusaha menahan diri untuk
melakukan investasi. Akibatnya, perputaran uang berhenti dan menyebabkan kemandetan di berbagai sektor.
Saat sebuah negara mengalami resesi dalam jangka waktu yang
cukup panjang maka akibatnya akan menimbulkan depresi yang berujung pada
kebangkrutan ekonomi. Saat suatu negara masuk dalam kondisi ini, maka akan sulit
untuk kembali memulihkan ekonomi.
Dampak inilah yang membuat pemerintah Indonesia terus berjuang menghindari terjadinya resesi yang berkepanjangan. Menteri Keuangan Sri Mulyani sendiri menyampaikan bahwa untuk menghindar dari ancaman ini, dibutuhkan kerja keras untuk membangun kembali dunia usaha kecil sampai menengah ke atas.
Untuk mencegah terjadinya resesi, sangat dianjurkan untuk melakukan dua langkah konkrit, diantaranya:
1. Mendorong sektor usaha kembali berproduksi
Salah satu langkah yang bisa diambil pemerintah untuk mencegah resesi adalah dengan terus mendorong sektor usaha untuk kembali beraktivitas dan berproduksi.
2. Jangan berutang, tapi perbanyak investasi
Untuk menghindari resesi, sebuah negara diharapkan bisa menghindari penambahan utang. Karena hal ini bisa sangat memberatkan negara jika kondisi ekonomi sampai ke titik depresi.
Adapun langkah yang ditempuh pemerintah untuk tetap menjaga kestabilan ekonomi adalah melalui kebijakan fiskal dan moneternya. Kebijakan fiskal sendiri menitiberatkan pada pendapatan negara dari sektor pajak dan pengeluaran negara. Sedangkan kebijakan moneter lebih meniktikberatkan pada pengaturan jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Bukan hanya negara, masyarakat juga diharapkan melakukan langkah serupa yaitu meminimalkan utang dan meningkatkan tabungan. Jika memungkinkan masyarakat justru didorong untuk melunasi semua utang-utang yang dikenakan bunga yang cukup tinggi.
Selain itu sangat dianjurkan untuk melakukan investasi di sektor-sektor yang aman, seperti investasi emas, reksadana dan saham atau surat berharga negara (SBN).
Di tengah situasi yang tidak pasti ini, akan banyak prediksi-prediksi yang disebarluaskan sehingga menyebabkan ketakutan terhadap masyarakat. Sebagai orang percaya, mari singkirkan ketakutan kita dan mulailah mengelola keuangan dengan bijaksana.
Sumber : Berbagai Sumber | Jawaban.com