Dilarang Bernyanyi di Gereja, Pendeta Megachurch Ini Ajak Umat Kristen California Bersatu
Sumber: Youtube.com

News / 9 July 2020

Kalangan Sendiri

Dilarang Bernyanyi di Gereja, Pendeta Megachurch Ini Ajak Umat Kristen California Bersatu

Lori Official Writer
3470

Pendeta Megachurch Free Chapel di Georgia, California Jentezen Franklin mengajak umat Kristen California untuk menolak aturan baru soal larangan bernyanyi di gereja.

Aturan yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Masyarakat California ini berisi larangan bagi semua gereja di wilayah California untuk membawakan pujian penyembahan saat ibadah. Alasannya bertujuan sebagai bagian dari cara pencegahan penyebaran virus Covid-19.

"Gubernur California baru saja melarang (umat Kristen) bernyanyi di gereja. Umat Katolik tidak bisa bergerombol; kaum injili tidak bisa menyembah dengan lantang. Definisi diskriminasi adalah untuk membuat ribuan orang berbaris dan menjerit tanpa topeng sambil mengatakan kepada kurang dari 100 gereja bahwa Anda tidak boleh bernyanyi," ucap Franklin.

Dia mengajak orang Kristen untuk sadar bahwa kaum radikal kiri akan membatasi dan mengontrol gereja setelah pemilihan presiden pada bulan November mendatang.

Senada dengan Franklin, banyak pemimpin evangelis menilai larangan bernyanyi di gereja ini sebagai serangan terhadap kebebasan beragama. Seperti halnya Tony Suarez salah satu pengurus Konferensi Kepemimpinan Kristen Hispanik Nasional yang berbasis di Sacramento mengatakan bahwa dia lebih memilih dipenjara daripada dilarang bernyanyi di gereja.

“Aku akan masuk penjara sebelum aku berhenti bernyanyi untuk Tuhanku! Ini baru saja berubah menjadi momen Daniel pasal enam kita. California baru saja melarang (umat Kristen) bernyanyi di rumah ibadah,” kata Suarez.

Tom Buck, pendeta Senior Gereja First Baptist di Lindale, Texas juga mendorong orang-orang Kristen untuk bersatu menolak larangan tersebut. “Di sinilah setiap gereja harus menarik garis & mempraktikkan pembangkangan sipil. Mereka harus memilih untuk menaati Tuhan daripada manusia! Tentu saja, sebagian dari itu melibatkan kesediaan untuk menanggung akibatnya, tetapi gereja-gereja tidak boleh tunduk pada tatanan totaliter ini,” katanya.

Meski sebagian besar gereja ikut dalam barisan penolakan. Tapi beberapa gereja justru memilih untuk taat aturan. Calvary Chapel Costa Mesa, misalnya, mereka sepakat untuk meniadakan nyanyian jemaat dan diganti dengan rangkaian nyanyian pujian dan penyembahan dan pembacaan firman Tuhan oleh tim khusus dari altar. Sementara jemaat diajak untuk menjalani momen pribadi dengan Tuhan dan berdoa secara khusyuk.

“Ini bukan akhir dunia jika departemen kesehatan melarang bernyanyi di gereja. Kita cukup dewasa. Kita punya Tuhan. Kita bisa menavigasi hal itu. Kita tidak perlu stress soal hal itu,” kata Pendeta Senior Brian Brodersen.


Baca Juga:

Dari Survei, Umat Kristen AS Belum Mau Kembali ke Gereja

 

Dituduh Sebarkan Injil, Stasiun TV Kristen Israel Ini Terancam Diboikot


Sementara gereja lain memutuskan untuk tidak menghadirkan paduan suara di ibadah minggu selama aturan ini diberlakukan sejak awal Juli 2020 ini.

Seperti diketahui, Departemen Kesehatan Masyarakat California kembali meningkatkan pencegahan penyebaran virus Covid-19 menyusul peningkatan jumlah pasien positif dalam dua bulan terakhir ini. Hal inilah yang mendesak pemerintah setempat untuk membuat aturan larangan bernyanyi dalam ibadah minggu untuk sementara waktu.

“Secara khusus, kegiatan seperti meniadakan nyanyian mengurangi risiko melalui jaga jarak enam kaki. Karena itu tempat ibadah harus meniadakan kegiatan bernyanyi dan menyanyi dan membatasi kehadiran jemaat dalam ruangan sampai 25% dari kapasitas bangunan atau masimum 100 peserta,” demikian tertuang dalam dokumen protokol kesehatan yang sudah disebarkan.

Gak berbeda dengan di Indonesia, gereja-gereja yang bahkan sudah dalam zona hijau sendiri harus tetap mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Diantaranya jemaat yang hadir tidak lebih dari 30% dari total jemaat, wajib memakai perangkat kesehatan (masker dan hand sanitizer) dan duduk dengan jarak 2 meter. Ada begitu banyak aturan yang diterapkan salaam masa-masa pencegahan pandemi ini. Tapi yang perlu kita pahami, aturan ini hanyalah untuk sementara waktu sampai keadaan kembali pulih dan semua gereja bisa kembali beribadah dengan normal. Bernyanyi memuji Tuhan secara bebas dan saling berpelukan sebagai satu keluarga.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami