Umbar Kejelekan Mantan Pasangan di Depan Publik, Apakah Pantas?
Sumber: deccanherald.com

Relationship / 6 July 2020

Kalangan Sendiri

Umbar Kejelekan Mantan Pasangan di Depan Publik, Apakah Pantas?

Lori Official Writer
3377

Gak satupun pasangan menikah yang berharap akan bercerai. Sesempurna apapun pernikahannya, ada saja pasangan yang akhirnya gagal mempertahankan bahtera rumah tangganya.

Di dunia kekristenan sekalipun, gak dipungkiri ada banyak pasangan yang memutuskan untuk bercerai. Bukan karena gak tahu Tuhan gak suka perceraian, tapi kebanyakan diantaranya adalah karena mereka gak lagi bisa berdamai dengan pasangannya.

Buruknya, pasangan bercerai yang berujung konflik justru menimbulkan boomerang yang gak ada akhirnya. Di mana salah satu pihak yang sudah menjadi mantan malah menjelek-jelekkan mantannya di depan orang lain.

Konflik yang belum selesai, bisa jadi penyebab mantan tega melakukan tindakan tersebut. Dan tindakan ini dianggap kurang bijak apalagi jika sang mantan justru sudah lebih dulu menikah dari mantan istri atau suaminya.

Selain karena konflik yang belum selesai, seseorang bisa menjelek-jelekkan mantannya karena alasan ini:

Pertama, mengalami rasa sakit yang mendalam.

Kenyataannya, seorang suami yang memilih menikah lebih dulu setelah bercerai belum tentu bisa move on dari mantannya. Akibatnya, dia bisa jadi toxic bagi kehidupan mantan pasangan.

Hal ini biasanya timbul karena dia merasa sebagai korban yang tersakiti. Akibatnya, dia mulai kerap mengusik mantan dengan membeberkan hal-hal yang tidak menyenangkan tentang tindakannya di masa lalu.

Kedua, gak terima dengan keputusan bercerai.

Percaya atau gak, ada banyak pasangan yang menyesali perceraian yang terjadi. Sehingga dia merasa kalau itu adalah kesalahan mantan istri atau suaminya. Jadi, gak heran pandangan inilah yang membuat dirinya gak merasa bersalah jika harus membeberkan kesalahan sang mantan di depan publik.

Ketiga, sebagai pembelaan diri.

Seseorang yang melakukan kesalahan biasanya akan mencari banyak alasan untuk membela dirinya, termasuk menjatuhkan orang lain. Sayangnya, tindakan menjatuhkan mantan pasangan untuk melindungi diri hanyalah akan menambah luka sang mantan.

Saat mantan suami atau istri melakukan tindakan ini, apakah bijak membalasnya dengan membeberkan kejelekannya juga?

Dikutip dari layanan hukum perceraian dan keluarga Weinberger Law Group menyarankan tindakan bijaksana dalam meresponi tindakan buruk mantan pasangan diantaranya:

1. Memilih tidak membela diri. Saat mantan pasangan memutarbalikkan fakta adalah wajar jika kita akan mencoba untuk membela diri. Tapi dalam hal ini, sangat disarankan untuk menahan diri. Karena dengan meresponi tindakannya hanya akan memberikannya kesempatan untuk terus menganggu kehidupanmu.

Tapi jika ucapannya mengganggu pikiran, cobalah untuk mengambil sisi positifnya. Misalnya katakanlah ke dirimu sendiri, "Apapun yang mantanku sampaikan tentang diriku itu bukan urusanku."

2. Pilih untuk tetap tenang. Jangan pernah meladeni semua ucapan sang mantan baik secara verbal maupun non-verbal. Ada baiknya meresponi dengan diam karena diam bukan berarti kalah. Hal ini bia membuat mantan capek sendiri dan menghilang untuk selamanya.

“Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.” – Roma 12: 20

3. Bicarakan secara terbuka dengan anak-anak. Anak adalah korban dari perceraian. Luka yang mereka alami bahkan akan jauh lebih besar ketika mendapati salah satu pihak mulai menjelek-jelekkan pihak lain. Jika sang mantan mulai menyusupi anak dengan ucapannya yang merusak, mulailah berbicara secara personal. Sampaikanlah dengan cara yang lembut. “Apa yang kalian dengar dari mama atau papa mungkin membuat kalian takut atau marah. Tapi dia hanya sedang marah dan tak bermaksud apa-apa.” Atau ajarkan anak untuk memilih mana hal yang bisa mereka percayai dan yang tidak. Jangan menekan mereka supaya jangan mempercayai ucapan sang mantan dan meyakinkan mereka untuk percaya dari sisi ucapanmu. Jadilah orangtua yang mendorong anak berpikir kritis.


Baca Juga:

Orang Kristen Boleh Menikah Lagi Gak Sih Setelah Bercerai?

Waktu Doamu Gak Sejalan Dengan Jawaban Tuhan, Haruskah Kecewa?


Bagaimana seharusnya pasangan bercerai bersikap satu sama lain? Wajarlah kalau mantan menjelekkan pihak lain?

Intinya adalah ada banyak pasangan bercerai yang tetap berhubungan baik. Mereka tetap berteman dengan mantan. Nafa Urbach dan Jack Lee, contohnya, yang setelah memutuskan bercerai mereka tetap saling mendukung dan kompak merawat buah hatinya.

Dan kalau ditanya secara pandangan Alkitab, Tuhan sendiri gak pernah membenarkan siapapun untuk membongkar aib seseorang di depan publik. Entah itu dalam konteks pertemanan, pelayanan, bisnis, pekerjaan dan bahkan pernikahan sekalipun. Tuhan justru meminta kita untuk mengampuni orang yang melukai kita, tetap memandang kasih kepada musuh kita dan memperkatakan berkat atas mereka (baca Lukas 6: 27-29 & Efesus 4: 29).

Sudah seharusnya kita belajar mengampuni ketika seseorang melakukan kesalahan. Sama seperti Yesus mengampuni wanita berzinah yang tercatat dalam Yohanes 8: 1-11. Bahkan ketika wanita itu kedapatan berzinah, Yesus justru memilih untuk membebaskan wanita itu dari hukuman dilempari batu dan memberinya kesempatan untuk tidak lagi berbuat dosa.

Entah itu alasan tersakiti, gak terima dengan perceraian dan sebagainya, Tuhan pasti akan meminta kita untuk melakukan hal yang sama seperti yang Dia lakukan yaitu memilih diam dan menulis sesuatu dengan jari-Nya. ‘Mengampuni’ adalah kata yang Dia mau kita juga lakukan.

 

Apakah kamu sedang menghadapi masalah dalam pernikahanmu saat ini dan sulit mengampuni pasangan? Yuk dapatkan dukungan doa dari Sahabat24 kami dengan mengklik link DI SINI.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami