Sebagai seorang wanita dan juga istri, dalah satu responden Solusi TV Esther menyadari betul bahwa menjalani pernikahan itu gak gampang.
Esther mengaku, sebagai istri dia bukan wanita yang sempurna.
Demikian juga dia menilai suaminya. Karena itulah sebagai pasangan menikah, mereka
masih kerap melakukan kesalahan dalam hal pengelolaan keuangan. Ketidaktahuan mereka membuat pasangan yang berdomisili di Papua ini terjerat hutang.
"Di dalam perjalanan saya berumah tangga inikan, saya bukan
seorang yang sempurna. Kita masuk dalam rumah tanggapun kita seperti pasangan
yang timpang. Jadi, dalam mengatasi keuangan jadinya blepotan, banyak konflik," kata Esther.
Kesulitan yang mereka alami secara keuangan akhirnya membuatnya
stress. Belum lagi komunikasinya dengan suami semakin memburuk. Sampai suatu kali dia menemukan sebuah tayangan Solusi TV di Facebook.
“Di saat itu, ada video kesaksian yang dibagi sudah sampai di
Facebook. Di antara iklan-iklan itu saya lihat ada Solusi. Kebetulan bide itu
juga tentang seorang istri yang mendoakan suaminya. Nah saya lihat nomornya, saya tidak langsung hubungi. Tapi saya cuman save (simpan) saja di kontak,” ungkapnya.
Karena para debt collector
semakin gencar menagih hutang baik di rumah maupun di kantor, dia pun merasa tertekan dan malu. Sampai pada akhirnya, dia tergerak untuk menghubungi konseling Sahabat24.
“Di saat waktu saya menelepon itu kondisinya memang saya
kalut. Saya gak ada teman dan saya sangat butuh untuk menceritakan apa yang menjadi kegelisahan hati saya,” katanya.
Tanpa menunggu lama, Esther pun mulai menceritakan tentang pergumulannya kepada tim konselor.
“Sahabat24 itu saya cerita. Sahabat24, angkat telepon, langsung jawab. Yang seperti inilah media untuk didoakan, yang saya cari,” katanya.
Melalui konseling center Sahabat24, Esther mengaku kembali
dikuatkan menghadapi masalah hutangnya. Dia juga mulai belajar untuk memperbaiki
hubungannya dengan sang suami. “Masalah itu tidak langsung selesai. Tapi saya
percaya iman itu kan mempercayai sesuatu yang belum ada. Artinya iman saya
dibangkitkan untuk tahu bahwa masih ada harapan. Hal ini pasti akan terlewati,” tuturnya dengan penuh keyakinan.
Setelah mendapatkan pengharapan baru di dalam Tuhan, Esther berkomitmen
untuk melakukan bagiannya sebagai seorang istri dengan menerima suaminya apa adanya dan memilih untuk mengampuni.
“Saya akan melakukan bagian saya. Saya tetap melihat dia
(suami saya) sebagaimana Tuhan mengasihi dia. Saya mengampuni dan janji sehidup
semati itu tetap saya ingat kembali,” pungkasnya.
Apakah kamu butuh teman curhat atas segala persoalanmu? Kamu bisa
mendapatkan doa maupun konseling secara pribadi dengan cara menghubungi Sahabat24
kami lewat link DI SINI.