Ditolak Sebagai Anak, Sujani Sahoa Ampuni Sang Ayah Dengan Cara Mengharukan
Sumber: Jawaban.com

Family / 24 June 2020

Kalangan Sendiri

Ditolak Sebagai Anak, Sujani Sahoa Ampuni Sang Ayah Dengan Cara Mengharukan

Lori Official Writer
4123

Tindakan sehari-hari orang tua sangat berdampak bagi proses tumbuh kembang seorang anak. Anak bisa saja menangkap pesan yang salah dari pola didik orangtua yang keras, sehingga menimbulkan sakit hati dan kebencian. Sebaliknya anak bisa menganggap orangtua sebagai pendukung utama karena mereka memberikan kasih sayang dan perhatian dengan cara yang tepat. Tapi bagaimanapun dua hal ini tetap bisa dipakai Tuhan untuk mempersiapkan seseorang suatu tujuan.

Sujani Sahoa, pria asal Desa Lolah, Kecamatan Tombariri, Minahasa ini menuturkan tentang kisahnya sebagai seorang anak yang terluka karena ucapan dan tindakan sang ayah sejak dirinya berusia remaja.

Hubungannya dengan sang ayah mulai renggang sejak dia ditolak oleh sang ayah.

"Pada kelas dua SMP, tiba-tiba dia mengeluarkan, bagi saya itu kata-kata yang sangat miris. Dia bilang, ‘Kamu mungkin bukan anak saya. Kamu anak mamamu di laki-laki lain.’ Saya menangis dan seharian saya hanya bisa menangis," ungkap Sujani.

Sebagai anak ke 5 dari tujuh bersaudara. Sujani merasa bahwa dirinya kerap mendapatkan perlakuan diskriminatif dari sang ayah. Walaupun dia mengaku saat itu dia bertumbuh sebagai remaja yang sedikit nakal dan suka berkelahi dengan teman-temannya. Namun, dia tetap tidak bisa menerima perlakuan yang dia terima dari sang ayah.

“Kenapa? Ada apa? Apakah saya ini anak haram? Sampai papa memperlakukan diskriminatif. Saya kan tak ingin juga saya nakal. Saya ndak ngerti diri saya. Maunya sih saya jadi anak penurut. Pasti saya juga tak malas-malas amat. Saya sering mencari ikan. Saya sering mencari kayu di hutan. Saya juga sering masak. Sejak kelas 3 SD saya sudah pintar masak,” ungkapnya.

Bukan hanya di rumah, Sujani juga ternyata mengalami perlakuan diskriminatif di dalam setiap pelayanannya. Perlakuan yang paling mengerikan adalah saat dia hampir memilih akan bunuh diri setelah dia tidak diberikan makan selama berbulan-bulan oleh tempat pelayannya.

“Saya melihat perjalanan pelayanan saya itu, diskriminatif di pelayanan itu hampir setiap tempat pelayanan saya. Di Kalimantan, di Jawa, di Bali. Saya pernah tidak dikasih makan selama sebulan di Denpasar dalam pelayanan. Dan terakhir di Surabaya, saya tidak dikasih makan oleh pendeta saya selama 6 bulan. Sampai saya ingin bunuh diri rasanya,” tuturnya.

Saat melihat kembali kepada perjalanan hidupnya, Sujani sama sekali tidak bisa menemukan alasan kenapa dia kerap mengalami perlakuan yang tidak adil. Sampai pada suatu kali Tuhan mulai membongkar alasannya. Dia menemukan satu alasan bahwa perlakuan diskriminatif yang dilakukan sang ayah sejak remaja rupanya adalah cara Tuhan untuk mempersiapkan dia menghadapi berbagai tantangan dalam pelayanannya.

“Ada suara yang datang kepada saya. Suara itu mulai terdengar di telinga dan batin saya. Waktu itu acara Paskah. ‘Ambil telur paskah yang kau simpan di dalam tas. Saya ambil dan saya baca. Di situ ada ayat tertulis 2 Timotius 4 : 5. Lalu saya baca ayatnya: Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! Selesai membaca air mata saya berderai. Lalu saya bilang, ‘Terima kasih Tuhan. Karena Engkau masih mengasihi saya. Saya pikir Tuhan lupa kepada saya,” katanya.


Baca Juga: 

Abdul Gofur, Anak Laki-laki Satu-satunya yang Pilih Bunuh Diri Karena Ditolak Keluarga

Jekson Tatangindatu: Sejak Umur 6 Tahun Aku Sudah Berhubungan Seks Sesama Jenis


Sujani pun menyadari bahwa penderitaan yang dia hadapi adalah bagian dari ujian iman. Setelah menyadari hal itu, dia memilih untuk berdamai dengan sang ayah. “Setelah di kampung, terjadilah perdamaian antara kami. Dia memeluk saya dengan erat. Sebelum napasnya yang terakhir, hanya saya seorang diri. Tujuh bersaudara hanya saya seorang diri yang bisa melihat hari terakhirnya sampai di liang lahat,” terangnya.

Setelah berdamai dengan sang ayah, Sujani pun mengalami perubahan hidup yang penuh bahkan sampai kepada pelayanannya. Tuhan memberkati pelayanan yang dikerjakannya.

“Saya melihat ada pemulihan-pemulihan yang luar biasa. Tuhan pakai saya, ada beberapa KKR anak muda salah satunya di kota Samarinda. Begitu mendengar kesaksian saya, terjadi pemulihan dengan mereka. Kalau Tuhan sudah memulihkan saya, saya percaya Tuhan juga akan memulihkan Anda,” jelasnya.

Mungkin ada banyak dari kita yang pernah atau sedang mengalami pengalaman yang sama dengan Sujani Sahoa. Kita mungkin ditolak sejak dari kandungan, diperlakukan tidak adil oleh rekan pelayanan, rekan kantor dan juga orang lain sampai hari ini. Kita mulai hidup dalam kekecewaan dan rasa benci. Sehingga membuat kita kehilangan damai sejahtera dan sukacita.

Dalam kondisi ini, mari kembali merenungkan perjalanan hidup kita. Tuhan bisa saja memakai hal itu untuk rencana-Nya yang besar atas hidupmu. Saat ini, mari lepaskan pengampunan dan alamilah pemulihan dengan setiap orang yang pernah melukaimu.

 

Kamu sedang dalam pergumulan dan butuh dukungan doa? Klik link dibawah ini untuk terhubung dengan tim doa kami https://bit.ly/InginDidoakan.

Kamu butuh teman curhat dan membutuhkan pertolongan Tuhan? Klik link dibawah ini untuk konseling dengan konselor kami http://bit.ly/inginKonseling.

Sumber : Solusi TV | JC Channel
Halaman :
1

Ikuti Kami