Tumbuh dewasa, hidup jauh dari orangtua dan tinggal bareng
beberapa teman di satu rumah, bisa jadi pengalaman berharga selama masa-masa single.
Akan ada banyak kenangan, pengalaman menyenangkan dan juga gak
menyenangkan yang akan dilewati bersama. Kadang akrab, kadang konflik dan kadang harus saling mengingatkan.
Tapi siapa sangka tinggal bersama orang lain di masa-masa single
atau belum menikah bisa jadi proses terbaik untuk membuat kita siap menikah. Tuhan
bisa saja memakai siapapun, bahkan teman serumah kita untuk memproses kita jadi pribadi yang jauh lebih dewasa dan bertanggung jawab.
Sebagai anak muda Kristen, kita diajarkan bahwa kita akan ditajamkan
oleh sesama kita. Jadi, dalam hal ini sesama kita yang paling dekat itu pastinya adalah teman serumah kita.
Ada beberapa pelajaran dari hidup serumah dengan teman yang membantu kita tumbuh lebih dewasa dan siap untuk menikah, diantaranya:
1. Lebih Penyabar
Waktu kita hidup atau tinggal dengan orang lain, kita gak bisa membentuk mereka jadi apa yang kita mau. Karena setiap pribadi itu memang unik.
Sebagai wanita single yang juga tinggal dengan beberapa teman wanita single lainnya, aku juga sering kesal dengan kebiasaan teman serumah.
Ada saja diantaranya yang hidup berantakan seperti gak pernah
mencuci piring atau membiarkan kamar dan rumah berantakan. Sementara aku tipe yang
lebih suka bersih dan rapi. Perbedaan kebiasaan ini akan sangat memungkinkan untuk kita kesal dan marah.
Tapi sebagai anak muda Kristen, kita tentu diingatkan untuk lebih
berbelaskasihan ke orang lain dan mematikan kemarahan kita. Walaupun gak mudah,
tapi kita dipaksa untuk memilih taat. Dalam kondisi inilah kita belajar untuk menjadi
lebih penyabar dan bahkan memilih untuk mencuci piring yang dia pakai dan membereskan kasurnya.
Kemarahan dan kekesalan yang tadinya muncul berubah jadi sukacita
dan damai sejahtera setiap kali kita memilih untuk taat sama Tuhan. Dalam situasi
ini Tuhan mengajarkan kita untuk bukan saja menerima orang lain dengan segala kekurangannya, tapi juga memberikan diri kita untuk melayani dia.
2. Belajar Jadi Lebih Jujur
Bahkan saat tinggal dengan keluarga, ada banyak konflik yang bsia muncul. Apalagi kalau kita tinggal dengan orang lain.
Karakter buruk dari teman serumah bisa jadi sumber masalah bagi
orang lain yang tinggal bersama. Berbelaskasihan dan memilih untuk memaklumi karakternya
memang baik. Tapi akan jauh lebih baik saat kita memilih untuk jujur dan menegurnya
secara langsung. Sebagai teman, kita berhak membangun teman kita untuk jadi pribadi
yang lebih baik. Jadi penting sekali untuk menegur secara empat mata dengan kasih dan mendorongnya untuk berubah.
Baca Juga:
Sebagai Anak Kos Serumah, Inilah Batasan Social Distancing yang Bisa Kalian Terapkan
Minta Saran Dari Teman, Ini 5 Cara Bedakan Apakah Itu Baik atau Buruk Buatmu
3. Belajar Jadi Pribadi yang Terbuka
Dalam pernikahan, kita butuh keterbukaan dan kerentanan dengan
pasangan kita. Dan hal ini bisa kita latih saat tinggal serumah dengan orang lain.
Tuhan bisa mengirim seorang teman yang sangat peduli dan jadi
pendengar yang baik. Tuhan juga bisa mengirimkan seorang teman serumah yang bahkan
lebih dari seorang saudara. Jadi, kita bisa mengandalkan mereka waktu kita sedang
dalam keadaan yang gak baik. Waktu kita lagi putus cinta, kehilangan pekerjaan, sakit dan saat lagi punya masalah dengan orang lain.
Mau terbuka dan saling mendukung adalah pelajaran yang sangat
berharga yang bisa kita dapatkan saat tinggal serumah dengan seorang atau beberapa teman.
4. Belajar Bersenang-senang
Punya teman serumah yang asyik dan suka melakukan hal-hal menghibur
akan membantu kita untuk jadi pribadi yang seimbang. Apalagi kalau kita adalah tipe yang terlalu sibuk dan fokus dengan banyak hal.
Bersama teman serumah, kita bisa melakukan hal-hal paling
konyol, paling menyenangkan dan unik. Kita belajar bahwa dalam kondisi apapun, kita harus tetap bersenang-senang dan bahagia.
Hidup bersama teman lain selama masa-masa lajang juga
membantu kita keluar dari zona nyaman kita sendiri. Kita memilih untuk mau
diasah dan menjadi tajam sebelum kita siap untuk bertemu pasangan yang tepat dan
menikah. Pelajaran-pelajaran di atas sangat kita perlukan untuk mempersiapkan kita
menjalani pernikahan yang penuh tantangan dengan pasangan kita nanti.
"Besi
menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." – Amsal 27: 17