Apakah Dengan Sekali Diselamatkan, Kita Akan Terus Selamat?
Kalangan Sendiri

Apakah Dengan Sekali Diselamatkan, Kita Akan Terus Selamat?

Claudia Jessica Official Writer
      3007

Yohanes 6:27, 35

“Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya. Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.”

Bacaan Alkitab setahun: Amsal 3; Yohanes 13; 1 Tawarikh 18-19

Saya tumbuh dengan kelainan yang disebut hipoglikemia. Pada dasarnya, itu adalah masalah asupan panckreas dan gula dan efek samping yang saya alami adalah mual dan menjadi lebih lemah. Karena ini bersifat permanen, sehingga saya pun belajar untuk hidup dengannya.

Namun kamu dapat membayangkan, kegeembiraan saya saat berusia 21 tahun, hanya beberapa bulan setelah saya memberikan hati saya pada Yesus, dalam sebuah doa, Tuhan sepenuhnya menyembuhkanku dari hipoglikemia.

Itu adalah perubahan yang sangat nyata. Saya tidak lagi merasa mual sepanjang waktu dan makanan membuatku kuat, bukan lemah.

Selama bertahun-tahun, saya telah memperhatikan dua hal: pertama, saya masih tidak memiliki gigi yang manis. Entah bagaimana semua masalah dengan gula, sebagai orang yang masih muda, ini membentuk indera pengecap saya. Tapi kamu bisa memberiku keripik dan salsa sepanjang hari dan saya senang berkemah!

Hal kedua yang kusadari adalah, meskipun disembuhkan dengan cara yang ajaib, saya masih harus memperhatikan asupan makan saya. Saya bisa memasukkan gula ke kopi setiap pagi tanpa masalah, tetapi jika saya mengonsumsi terlalu banyak gula daripada biasanya, saya merasa tidak enak.

Apa yang kita konsumsi itu penting.

Yesus mengetahui hal ini dan dalam upaya untuk membantu orang mengerti, Dia membuat beberapa komentar yang menggaruk kepala di Yohanes, pasal enam.

Sebelumnya pada hari itu, Yesus telah melakukan mukjizat memberi makan lebih dari lima ribu orang. Keesokan harinya, orang-orang mengikuti-Nya, mencari lebih banyak, kemudian Dia menjawab:

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.” (Yoh. 6:26)

Dengan kata lain, mereka lapar lagi. Tetapi lapar dalam hal yang salah.

Yesus kemudian menjelaskan:

“Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya. Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” (Yoh. 6: 27, 35)

Memperhatikan asupan makanan yang saya makan meskipun saya telah disembuhkan dengn mujizat, adalah hal yang bijaksana. Kita juga harus melihat keselamatan kita dengan cara yang sama.

Mereka menaruh kepercayaan pada Yesus untuk keselamatan mengalami mukjizat yang nyata. E.W. Kenyon pernah berkata:

"Mukjizat terbesar adalah ketika anak iblis menjadi anak Allah."

Tetapi, jika seseorang telah diselamatkan dan kemudian dia tidak mengelola apa yang mereka konsumsi secara spiritual, hasilnya akan menjadi kehidupan yang lemah dan tidak puas.

Inilah sebabnya Yesus berkata, “Akulah roti hidup ...” Ketika kita setiap hari mengambil bagian dalam hidup-Nya (Firman-Nya, kasih-Nya, kehadiran-Nya, disiplin-Nya), kita tidak akan pernah kelaparan atau kehausan seperti dunia.

Saya bisa pergi ke restoran bersama keluarga saya untuk makan bersama dan ketika hidangan penutup datang, saya kapan saya hanya bisa makan sedikit atau bahkan tidak bisa sama sekali.

Saya tahu cara pembawaan tubuh saya. Dengan cara yang sama, ketika kita berada di dunia, kita perlu tahu bagaimana membawa diri kita sendiri, apa yang boleh dan apa yang tidak.

Paulus berkata,

“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Korintus 9:27)

Paulus tahu Yesus adalah roti kehidupan kita sehari-hari. Kita bisa memiliki dia sebanyak yang kita suka! Tapi jika kita mengabaikan asupan harian kita, kita mungkin menemukan diri kita kekurangan gizi, dan itu akan menjadi contoh buruk bagi orang lain.

Saya harap kamu akan mulai memperhatikan apa yang kamu konsumsi (secara spiritual). Saya berjanji, ketika kamu memilih Yesus, kamu akan puas.

Ikuti Kami