Jayoung Lee (38) harus masuk ke ruang ICU setelah tertular
virus Covid-19 saat sedang akan melahirkan putra keduanya pada 9 Maret 2020
lalu. Kondisinya semakin memburuk karena tubuhnya tak lagi mampu melawan serangan virus mematikan itu.
Sang suami bahkan telah diperingatkan untuk menghadapi
kondisi terburuk karena Lee mengalami masalah paru-paru yang sangat buruk. Lee bahkan
mengalami koma dan harus menjalani perawatan intensif dan diventilasi pada 18 Maret 2020 lalu.
Setelah seminggu memakai alat bantu ventilasi, paru-parunya
gagal merespon dan terus melemah. Dialalu dilarikan ke rumah sakit Charite di
Berlin dan ditempatkan di ECMO, sebuah mesin yang mampu memompa dan mengoksigenkan darah di luar tubuh.
Selama perawatan, banyak rekan gereja yang mulai memberikan
dukungan doa. Berkat dukungan inilah akhirnya Lee siuman pada 14 April. Namun
kondisinya masih sangat lemah sehingga tetap masih membutuhkan ECMO untuk membantu bernapas.
Baca Juga : Mujizat Tuhan! Meski Positif Corona dan Koma Wanita Ini Bisa Melahirkan Dengan Selamat
Lee akhirnya bisa melepaskan ECMO pada 12 Mei, setelah 48
hari dalam kondisi kritis. Sejak saat itu dia mulai perlahan-lahan belajar bernapas sendiri dengan bantuan oksigen.
Pada 22 Mei, Lee
akhirnya bisa kembali bertemu dengan putra keduanya dan menggendongnya untuk pertama kalinya dalam 75 hari.
Perjuang Lee melewati masa-masa kritis selama 77 hari dianggap oleh para dokter dan perawat sebagai mujizat.
"Aku sangat berterima kasih kepada staf medis di Rumah Sakit Charite
yang sudah merawatku dengan sangat berhati-hati dan penuh cinta. Aku
memberitahu para dokter bahwa teman-temanku berdoa untuk kesembuhanku dan para dokter yang merawatku mengatakan bahwa doa-doa mereka berhasil," kata Lee.
Dia mengaku bahwa masa-masa kritis yang dialaminya adalah lembah yang gelap dan dalam. Tapi saat itulah kuasa Tuhan bekerja melalui doa.
“Aku merasa berada di lembah yang gelap dan dalam, tetapi
akhirnya keluar dari sana oleh kuasa Tuhan melalui doa. Aku terkejut saat aku
menemukan begitu banyak anggota gereja dan bahkan orang yang aku tidak kenal
berdoa untukku. Aku menangis karena dengan sepenuh hati aku merasa hidup dengan doa-doa kalian,” katanya.
Melalui mujizat yang dia alami, Lee menyadari bahwa betapa
berharganya hidup yang dia dapatkan saat ini. Bahkan sekalipun itu hanya bisa
bernapas. “Sekarang aku merasa berhutang budi, dan aku punya kesempatan untuk hidup. Hidupku bukan milikku lagi, melainkan milik Kristus,” ungkapnya.
Baca Juga : Tuhan Kirimkan Seorang Cleaning Service Jadi Mujizat Sembuhkan Pendeta Ini dari Covid-19
Lee mengaku merasa dibangkitkan kembali oleh kasih dan doa
dari banyak orang. Karena itu dia tetap meminta dukungan doa untuk pemulihannya secara total.
Ada banyak kisah kesembuhan yang terjadi berkat doa. Karena itu, jangan menyepelekan doa. Kita perlu berdoa bukan hanya untuk diri kita sendiri, tapi mari berdoa untuk kesembuhan orang-orang yang sedang terbaring sakit saat ini di rumah-rumah dan juga di rumah sakit. Mintalah supaya Tuhan melakukan mujizatnya atas sakit penyakit mereka.
Sumber : Jawaban.com