Bersabarlah dengan Tuhan dan juga dengan diri kita sendiri. Karena
agenda atau waktunya Tuhan memang pasti akan selalu berbeda dengan agenda atau waktu yang kita buat sendiri.
Waktu kita merasa harus melakukan sesuatu secepatnya, maka
Tuhan berpikir sebaliknya. Gak heran kalau kondisi yang berjalan dengan sangat lambat dan pelan ini pun akan membuat kita frustrasi.
Ingatlah bahwa Tuhan gak pernah terburu-buru, tapi juga selalu tepat waktu.
Di Titus 1: 1-3, Paulus mengingatkan kita kalau Allah itu gak
pernah berdusta. Janji-janji-Nya tepat dan gak pernah meleset. Karena itu kita
perlu memperlambat langkah dan menunggu sampai waktuNya tiba untuk semua hal dalam hidup kita.
Waktu kita menunggu, kita tetap di tempat sembari mempersiapkan
diri untuk mendapatkan apa yang kita harapkan terjadi. Menunggu sambil
mempercayai Tuhan berarti tetap dalam kesiapan atau antisipasi sampai kita melihat
pekerjaan Tuhan. Sementara waktu terburu-buru, kita berharap semua hal bisa
diselesaikan dengan cepat. Kita mencari jawaban atau penyelesaian yang hanya membuatku tenang. Kita akan mulai merasa resah saat kita harus menunggu.
Di Kejadian 12: 1-25 dikisahkan bahwa di usia 75 tahun Tuhan
berjanji kepada Abraham untuk menjadikan keturunannya jadi sebuah bangsa yang besar.
Di usia 90 tahun Abraham justru baru mendapatkan seorang anak. Tapi selama masa itu, Abraham tetap menunggu dan percaya pada janji Tuhan.
"Sebab
sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan
percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah
difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu. Imannya tidak
menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah,
karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.Tetapi
terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia
diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan." (Roma 4: 18-21)
Selain Abraham, Alkitab juga menulis tentang proses panjang
yang harus dilalui Musa untuk melayani Tuhan. Dia butuh 80 tahun untuk siap,
dimana 40 tahun dia harus berkelana di padang belantara dan selama 14.600 hari dia menunggu dan bertanya, ‘Apakah ini sudah waktunya?’ Tapi Tuhan berkata, ‘Belum’.
Orang-orang besar dibentuk lewat proses menunggu yang
panjang, lewat badai dan musim penderitaan. Jadi, jangan mencoba untuk keluar
dari sebuah kondisi atau keadaan sebelum waktunya. Biarkan proses bekerja dalam hidupmu untuk mendatangkan pekerjaan baik.
“Dan
biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.” (Yakobus 1: 4 )
Bahkan dalam kasus Habakuk, ada banyak dari kita mungkin
berpikir kalau Tuhan bertindak terlalu cepat. Tapi Dia menekankan bahwa segala sesuatu yang dilakukanNya gak seharipun meleset dari rencana.
“Sebab
penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya
dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.” (Habakuk 2: 3)
Baca Juga: 6 Dosa yang Sering Orang Kristen Lakukan Saat Online, Nomor 5 Bahaya Banget!
Sikap terburu-buru dalam hal ini juga berlaku atas tindakan
atau reaksi kita dalam menghadapi masa pandemi ini. Kita bisa lihat ada banyak
orang yang mulai resah karena tindakan sekelompok orang yang sangat
terburu-buru ingin bepergian ke berbagai tempat dan ruang publik sementara
kondisinya bisa dibilang masih benar-benar belum baik. Karena itulah kita perlu
bimbingan dan arahan Tuhan untuk tahu persis kapan waktu terbaik Tuhan untuk
kita tetap diam di rumah dan kembali ke ruang publik. Apakah Dia benar-benar
sudah mengizinkan kita untuk berkeliaran bahkan di masa-masa yang masih sangat
riskan ini? Semua kembali kepada hubungan kita dengan Tuhan. Apakah kita
memilih untuk menjalankan agenda kita sendiri dan memenuhi hal yang kita inginkan
sesuai dengan waktu yang kita buat? Atau apakah kita memilih menahan diri
sampai Tuhan benar-benar berkata ‘Sudah waktunya.’
Mari sama-sama merenungkan hal ini di masa-masa ini. Kita
memang menghadapi banyak proses yang tidak mengenakkan, tapi maukah kita taat menunggu
dan mempersiapkan diri untuk mendapatkan apa yang kita harapkan terjadi?