Orangtua mana yang rela kehilangan anak yang mereka kasihi
dalam waktu yang begitu singkat? Bahkan seorang pendeta sekalipun mengalami dukacita
yang begitu mendalam setelah mendapatkan kabar bahwa putranya meninggal dunia setelah terjangkit virus mematikan Covid-19.
Dukacita yang begitu mendalam dialami oleh Rev. Dr. Andre
Roland, salah satu pemimpin gereja di Jakarta yang harus kehilangan anak keempatnya Michael Angel setelah sepekan dirawat di rumah sakit.
Dalam sesi live streaming Solusi TV, Rev. Andre pun menceritakan masa-masa kehilangan berat yang dia rasakan di akhir Maret lalu.
Dia memulai dengan menceritakan kronologi kematian putranya
yang ternyata terjangkit virus corona di bulan Maret. Setelah memeriksakan diri ke rumah sakit, keadaannya tidak tetap sama dan malah bertambah buruk.
Kondisi ini pun memaksanya untuk dirujuk ke salah satu rumah
sakit khusus pasien penderita Covid-19 pada 22 Maret 2020. Keadaan pernapasan yang semakin memburuk memaksa Michael harus dipasang alat ventilator.
Sementara di sisi lain, seluruh keluarga terus berdoa untuk
kesembuhan Michael, terlebih pria berusia 33 tahun ini sebenarnya sedang
merencanakan pernikahan di bulan Juni 2020 mendatang. Sehingga seluruh keluarga calon istri pun turut serta berdoa untuk kesembuhannya.
Meskipun dengan iman mereka percaya kalau Michael akan
sembuh. Tapi Tuhan justru berkehendak lain. Michael pun dipanggil pulang pada Sabtu, 28 Maret 2020 pagi kira-kira pukul 7 pagi.
Sebagai gembala di salah satu gereja, Rev, Andre merasa
sangat terpukul. Dia mulai mempertanyakan maksud Tuhan. Dia seakan tak percaya kenapa Tuhan harus mengambil putranya dari tengah-tengah keluarganya.
Sepanjang Sabtu malam, dia hanya bisa menangis kepergian
putranya tersebut. Tak ada kata yang mampu mengungkapkan betapa hancurnya hidupnya
saat itu. Sampai pada akhirnya duka itu pun membuat hatinya kecewa kepada Tuhan dan memutuskan untuk berhenti melayani-Nya.
"Hari minggu seharusnya saya harus mempersiapkan khotbah saya
untuk jemaat saya secara online. Tapi hari minggu itu saya betul-betul depress. Saya katakan saya gak akan mau
lagi melayani. Saya akan berhenti saja. Saya bangun, saya duduk di tempat tidur
kemudian saya berkata, “Berdoa gak ya? Berdoa apa gak ya? Seperti ada keengganan
untuk berdoa. Tetapi saya putuskan untuk tetap berdoa. Ketika saya berdoa, ‘Tuhan
saya gak tahu aku harus ngomong apa sama Kamu. Tapi yang aku ingin katakan kepadaMu
aku sangat rindu anakku Michael.’ Itu yang keluar dari mulut saya," terang Rev Andre.
Seketika itulah dia mendengar Tuhan berbicara secara pribadi. Tuhan kembali menanyakan alasan kenapa anak keempatnya itu dinamakan Michael.
“Dia katakan, “Andre kamu ingat waktu kamu meminta nama
anakmu bahwa waktu dia belum berada di dalam kandungan istrimu. Kamu mengingat?”
Saya katakan, “Saya ingat.” Nama yang kamu kasih adalah Michael Angel. Kemudian
Dia katakan kamu pernah lihat wajah Michael sejak kecil sampai dia dewasa.
Wajah yang penuh duka, wajah yang suka marah atau wajah yang suka mengomel atau
mengeluh. Saya berpikir sejenak. Saya katakana, ‘Iya Tuhan saya gak pernah lihat dia seperti itu.’” terangnya.
Baca Juga:
Suami Meninggal Saat Jalani Isolasi Covid-19, Helena Selvie Berperang Sembuh Karena Tuhan
Berjuang Sembuh Dari Virus Covid-19, Kapten Ricoseta Masih Tetap Doakan Pasien Lain
Bagi Rev Andre, momen itu mengingatkan dia bahwa Tuhan punya maksud dan tujuan-Nya sendiri atas hidup Michael.
“Tuhan berkata lagi sama saya, “Kamu tahu kenapa saya kasih
nama anakmu Michael Angel. Saya bilang aku gak tahu. Kemudian Tuhan bilang, “Kamu
sadar 33 tahun dia bersamamu, Aku menitipkan dia bersamamu. He is my angel.” Dan
saya merasakan memang Michael seperti malaikat dalam keluarga kami. Dengan
etitut yang baik, penuh kasih, yang selalu banyak melakukan pembelaan kepada
teman-temannya bahkan orang-orang di sekitar dia. Ketika Tuhan katakan, “Kamu
sadar bahwa aku menitipkan padamu dia 33 tahun sebagaimana aku juga 33 tahun
berada di bumi.” Saya menangis di dalam doa saya. Hancur (hati) saya saat itu,” ungkapnya.
Dalam keadaan yang begitu hancur, saat itulah Tuhan seakan
mengangkat semua duka yang dia rasakan atas kehilangan putra terkasihnya itu. Saat
itulah hati Andre yang awalnya dipenuhi dengan rasa kecewa kepada Tuhan berubah menjadi ucapan syukur yang begitu besar.
“Di situ Tuhan tiba-tiba mengangkat seluruh duka saya, mengangkat
seluruh beban saya. Sakit yang begitu luar biasa tiba-tiba itu hilang begitu
saja. Dan saat itu juga saya bilang, ‘Thanks God. Terima kasih Tuhan. Kau
begitu baik.’ Yang tadinya mulut saya penuh dengan pertanyaan, penuh dengan keluhan
kepada Tuhan, tiba-tiba Tuhan angkat semua itu dan Tuhan mengubah itu menjadi satu ucapan syukur,” terangnya.
Andre mengaku kekecewaannya kepada Tuhan berubah dalam kurun
waktu yang sangat singkat. Dia percaya bahwa itu terjadi karena kasih dan kebaikan Tuhan atas dirinya.
“Saya tidak lagi merasakan kehilangan Michael. Saya selalu
merasakan Michael ada bersama saya. Sebab Tuhan katakan begitu, “Do you remember.
Kamu ingat Andre, waktu Michael di Jakarta kamu di Medan. Walaupun saya dan
Michael sering bertemu saat di Jakarta. Kamu berada di tempat yang berbeda. Dan
sekarang Michael sudah selesai tugasnya. Michael harus pulang aku bawa dia pulang
ke tempat yang lebih baik.” Ketika saya mendengar itu saya menangis. Tapi tangisan itu tangisan yang penuh sukacita,” katanya.
Di saat yang sama, Andre pun meminta ampun kepada Tuhan
karena dirinya tidak menyadari bahwa Tuhan sedang menitipkan pribadi yang begitu dikasihinya dalam hidup Andre.
Pagi itu, Andre seketika mengalami sukacita yang meluap-luap.
Kepercayaannya kepada Tuhan kembali dibangkitkan dan dikuatkan. Tuhan bahkan
meminta supaya dirinya tidak pernah lengah dan semakin giat memberitakan injil
kepada lebih banyak orang. Tuhan bahkan berjanji akan selalu menyertai Dia bersama malaikat-malaikat surgawi-Nya.
Dukacita mendalam yang dia alami di malam sebelumnya pun
akhirnya digantikan oleh Tuhan dengan sukacita yang tak terkira di pagi
harinya. Benarlah bahwa Tuhan sendiri menyatakan bahwa Dia sendiri telah
mengubahkan ratapan umat-Nya menjadi sukacita. Kehilangan bukan lagi menjadi sebuah
duka yang memilukan, tapi sukacita ketika kita tahu bahwa orang yang kita
kasihi telah menyelesaikan tugasnya di dunia dan kembali ke tempat yang lebih
baik bersama Bapa.
“Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.” (Wahyu 14: 13)
Anda butuh didoakan langsung? Klik link dibawah ini untuk terhubung dengan Tim doa kami: http //bit.ly/InginDidoakan. Anda butuh konseling? Klik link dibawah ini untuk konseling: http //bit.ly/inginKonseling.