Di masa-masa belajar di rumah, orangtua pun diperhadapkan satu
tantangan besar yaitu saat anak malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR) nya.
Segala macam cara mungkin sudah dilakukan orangtua supaya anak menyelesaikan
PR-nya tepat waktu, mulai dari menjanjikan reward
sampai menggertak, tapi anak masih saja malas dan menunda waktu.
Orangtua mulai terpancing marah karena anak masih belum
melakukan apa-apa. Tapi yang paling mengherankannya, anak justru mencoba
melawan dan gak merasa PR sekolahnya adalah sesuatu yang penting. Saat dalam kondisi ini apa yang sebenarnya harus orangtua lakukan?
Siapapun orangtua yang punya anak yang duduk di sekolah dasar
sampai menengah pertama akan mengalaminya. Tapi alih-alih tergoda untuk marah karena PR anak, mendingan lakukan beberapa langkah ini.
1. Periksa caramu meminta anak menyelesaikan PR-nya
Sikap orangtua terhadap anak bisa mempengaruhi respon anak
itu sendiri. Apalagi kalau ternyata orangtua terlalu menekan dan memaksa anak untuk
mengerjakan PR. Wajar kalau anak akan melawan atau bahkan mengabaikan perintah tersebut.
Jadi, gimana cara untuk mendorong anak mau mengerjakan
PR-nya? Salah satunya adalah dengan mendampingi mereka secara langsung selama
pengerjaan PR. Ajak dan Tanya anak apakah dia punya kesulitan
menyelesaiakannya? Kalau ya, berarti orangtua harus memberikan perhatian selama mengerjakan PR itu.
Semakin orangtua lebih bersikap kooperatif terhadap anak, semakin baik pula respon anak.
2. Cari tahu alasan anak malas kerjakan PR
Ajukan pertanyaan ke anak kenapa dia malas mengerjakan PR. Dari
jawaban ini orangtua bisa tahu letak masalah anak, apakah dia memang gak suka dengan mata pelajarannya atau gak paham dengan apa yang akan dia kerjakan.
Cari tahulah masalah anak lebih dulu, dengan itu orangtua
akan bisa mencari solusinya. Entah dengan mengajarinya atau mendorongnya untuk mempelajari kembali bukunya.
Baca Juga: Dampingi Anak Belajar di Rumah Ternyata Gak Mudah, Banyak Orangtua yang Mulai Komplain
3. Kapan anak merasa lebih aktif
Setiap anak itu unik. Ada yang aktif di pagi hari dan ada
yang aktif di malam hari. Jadi, daripada memaksanya anak yang aktif belajar di malam hari. Pahamilah tipe karakter anak lebih dulu.
Karena dengan itu, orangtua bisa memahami kalau perintah mengerjakan PR bagi anak justru akan jadi beban.
4. Brainstroming bersama
Mengerjakan PR di rumah tanpa bimbingan guru akan membuat
anak pusing tujuh keliling. Karena itu dia butuh pembimbing yang bisa mengajarkannya menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik.
Orangtua berperan besar untuk memastikan anak menyadari
pentingnya mengerjakan PR untuk nilai dan juga prestasinya di rumah. Jadi ambillah waktu brainstorming bersama dan cobalah mendiskusikannya bersama.
5. Cari bantuan
Orangtua bisa sangat stress karena anak sama sekali gak bisa
mengerjakan PR nya. Mungkin kamu sudah melakukan beberapa hal untuk
mengatasinya tapi selalu saja gagal. Nah, dalam situasi ini, cobalah untuk
mendapatkan dukungan tambahan dari pihak lain. Misalnya, menghubungi guru dan
menanyakan tentang PR anak.
Mengerjakan PR anak sama beratnya dengan menyuruh anak untuk
mandi. Ada banyak tekanan dan rasa frustrasi. Tapi bagaimanapun semua orangtua
bisa melewatinya. Jadi, jangan menyerah dan teruslah belajar untuk lebih bijak
dan sabar menghadapi keunikan anak.