Baik
pasangan yang masih pacaran ataupun pasangan yang sudah menikah, tidak akan pernah
terlepas dari yang namanya pertengkaran.
Pertengkaran bagaikan bumbu dalam sebuah sebuah. Ini adalah perilaku buruk yang jika dilakukan berkali-berkali, akan membuatnya menjadi kebiasaan yang akan kamu anggap ‘biasa’ dan mulai mengganggu hubungan yang sehat.
Baca juga: Suka Bertengkar Perkara Barang-barang di Rumah? Berdamai dengan 5 Tips Marie Kondo Ini
Kamu dapat
mempertimbangkan 8 perilaku buruk berikut:
1.
Membicarakan pasangan
2.
Mengganggu pasangan
3. Mempermalukan
pasanganmu
4. Memutar
matamu dengan acuh
5. Menuduh
pasangan
6. Menghalangi
pasangan
7. Berlaku
tidak tertarik
8. Menolak untuk bertanggung jawab atas perilaku buruk
Baca juga: 15 Cara Bertengkar Sehat dan Elegan Bareng Pasangan
Melakukan
perilaku di atas sesekali, tidak akan menyebabkan kerusakan parah. Tapi jika
kamu melakukannya berulang kali, hal ini akan mulai menyebabkan masalah parah. Dan
jika bebarapa perilaku di atas dilakukan secara bersamaan, itu memungkinkan
untuk melukai pernikahan secara signifikan.
Mengubah
kebiasaan yang buruh, harus didasari oleh iman kita kepada Kristus: Efesus 2:8 “Sebab karena kasih karunia kamu
diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.”
Pertama, sepakati bahwa perilaku buruk dapat diubah.
Kamu tidak
akan merubah apa yang kamu tidak akui sebagai perilaku buruk. Karenanya untuk
hal ini dibutuhkan orang yang berada di luar lingkaran kehidupan kita, seperti
pendeta atau penasihat, untuk menunjukkan perilaku yang merugikan.
Kedua, sepakati perilaku buruk yang akan kamu
targetkan.
Dengan bantuan penasihat pernikahan yang terlatih, kamu dapat menentukan perilaku seperti apa yang menyakitkan, mengapa menyakitkan, dan sepakati perilaku yang akan ditargetkan untuk diubah.
Baca juga: Sering Bertengkar Sama Orang Tua Karena Tinggal Bareng? Ini Solusinya…
Ketiga, setuju untuk menghadapi perilaku buruk dengan
rahmat.
Setelah
menyepakati perilaku apa yang menyakitkan, sepakati bahwa kamu akan ramah satu
sama lain. Tidak ada dari kita yang sempurna. Sebaliknya, pasangan sehat yang
berusaha bertumbuh akan setuju bahwa mereka akan saling berhadapan dengan cinta
dan kasih karunia.
Galatia 6:1
“Saudara-saudara, kalaupun seorang
kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin
orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu
sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.”
Keempat, sepakati bagaimana kamu akan menginterupsi
perilaku buruk.
Dengan Firman Tuhan yang disebutkan di atas tadi, adalah penting bagi kita untuk membangun kelemah lembutan ketika saling berhadapan. Orang yang berkonfrontasi tidak dapat mengambil sikap superioritas. Orang yang dikonfrontasi harus memiliki sikap keterbukaan dan penerimaan.
Baca juga: Menghadapi Anak Saat Mereka Bertengkar Memang Tidak Mudah, Begini Caranya Biar Adil
Kelima, sepakati bagaimana kamu akan meminta
pertanggungjawaban satu sama lain atas perubahan.
Hal ini
harus dilakukan atas izin satu sama lain. Membuat pernyataan seperti ini dapat
membantu: "Apakah kamu bisa mengatakan itu sedikit lebih lembut,"
atau "Apakah kamu bisa memberi tahuku secara langsung jika sesuatu yang kukatakan
mengganggumu?
Mengubah
kebiasaan buruk memang tidak mudah. Tapi bukan berarti tidak mungkin. Kebiasaan
buruk dapat dihancurkan dan diganti dengan kebiasaan sehat dan penuh kasih
sayang.